Pantun merupakan bab dari puisi lama.
Pada umumnya pantun terdiri dari empat baris. Memiliki sampiran dan isi.
Sampiran pada pantun yakni pembuka pantun yang berfungsi selaku unsur persajakan.
Sedangkan pada baris selanjutnya yaitu isi. Di sini merupakan pesan utama yang ingin disampaikan dalam pantun.
Sampiran menyerupai referensi. Persajakan pada baris puisi harus sesuai dengan sampiran ini.
Inilah ciri-ciri Pantun
Pantun ialah puisi usang yang sangat khas. Praktis sekali membedakan antara pantun dengan jenis puisi yang lain.
Inilah ciri-ciri pantun yang perlu dikenali.
- Memiliki Rima ab ab
- Terdiri dari empat baris
- Satu bait terdiri dari 2 bagian
- Bagian permulaan ialah sampiran
- Bagian kedua ialah isi
- Persajakannya yakni a b a b
- Jumlah suku kata 8 sampai 12
Itulah ciri-ciri utama pada pantun.
Jika ingin lebih terperinci lagi, bacalah penjelasannya di bawah ini.
Daftar Isi
Rima ab ab
Apa yang dimaksud dengan rima ab ab?
Pantun memiliki Rima ab ab yaitu persajakan pada baris kesatu sama dengan baris ketiga.
Sedangkan persajakan baris kedua sama dengan baris ke-4.
Marilah kita pahami lewat acuan di bawah ini.
Berakit-rakit Ke Hulu (a)
Berenang-renang ke tepian (b)
Bersakit-sakit dahulu (a)
Bersenang-senang kemudian (b)
Perhatikan pada ujung baris. Persajakannya ialah baris satu sama dengan baris ke-3, atau persajakan /a/
Persajakan baris kedua sama dengan persajakan baris ke-4, adalah persajakan /b/
Hulu – dahulu
Tepian – lalu
Rimanya sama bukan antara /hulu/ dengan /dulu/.
Begitu pula /tepian/ dengan kata /lalu/.
Mari kita berikan teladan lainnya.
Kalau anda Jarum Yang Patah (a)
Jangan simpan di dalam peti (b)
Jika ada kata-kata yang salah (a)
Jangan simpan di dalam hati (b)
Persajakan yang sama ada pada kata
Patah – salah
Peti – hati
Contoh lainnya.
Hutan rimba kawasan si rusa
Ikan terjaring di dalam jala
Hari ini kita berpuasa
Agar kita mendapat pahala
Rima yang digunakan yaitu Rima ab ab. Yakni dalam kata
Rusa- puasa
Jala – pahala
Walaupun ujung kata merupakan vokal /a/, namun tetap saja disebut dengan rima ab ab. Artinya baris pertama yakni /a/, sama dengan baris ke-tiga yang juga /a/.
Baris kedua bersajak /b/ sama dengan baris ke-empat yang juga bersajak /b/
Satu Bait Terdiri Dari 4 Baris
Pada umumnya pantun dalam satu bait terdiri dari 4 baris.
Walaupun ada jenis pantun yang lain. Yakni karmina yang berisikan 2 baris. Begitu juga dengan talibun, yang terdiri 6 baris.
Namun sekali lagi, kebanyakan pantun terdiri dari 4 baris.
Contoh.
Hari Minggu pergi berkemah
Melihat mawar berwarna merah
Walau mencar ilmu di dalam rumah
Tetap semangat jangan menyerah
Perhatikan pantun di atas. Bukankah bukankah 1 bait terdiri dari 4 baris?
Berikut ini pola pantun lainnya.
Anak Melayu amat ramah,
dari Malaka suah berpindah
Walau belajar di dalam rumah
Jangan hingga fikiran galau
pagi hari makan ketan
naik sampan di sungai Asahan
Mari kita jaga kesehatan
Dengan mempertahankan kebersihan
Air cuek dalam kendi,
untuk menyiram bunga di pagar.
Bangun pagi pribadi mandi
Supaya tumbuh bersih dan segar
Satu Bait Terdiri Dari Dua Bagian
Ciri khas pantun yaitu pembagian dalam setiap baitnya. Tidak seperti jenis puisi lama lainnya, pantun selalu berisikan dua bagian.
Adapun pesan di dalam pantun berada pada bagian yang kedua. Penjelasannya yaitu pada bab berikut ini.
Yakni terdiri dari sampiran dan isi. Ini merupakan salah satu ciri-ciri pantun yang saling berbeda dengan jenis puisi yang lain.
Bagian permulaan merupakan sampiran
Bagian awal pada pantun merupakan sampiran. Apa yang dimaksud dengan sampiran?
Sampiran adalah bait yang fungsinya untuk menawarkan keindahan rima atau persajakan.
Sampiran sama sekali tidak berkaitan dengan isi kecuali selaku komponen pengindah saja.
Karena pantun berisikan empat baris, maka baris pertama dan kedua yaitu sampiran.
Perhatikan acuan pantun di bawah ini.
Yang dicetak tebal ialah sampiran.
Jalan-jalan ke kota Mekah
Melihat batu berbongkah-bongkah
Mari kita perbanyak sedekah
Supaya hidup bertambah berkah
Angin hambar di bawah tangga
Berhembus ke atas kena kursinya
Jika engkau ingin masuk nirwana
Mari tunaikan perintah dari-Nya
Bagian kedua merupakan isi
Inti dari pantun berada pada bagian yang kedua. Jika pantun terdiri dari empat baris, maka isi pantun berada pada baris ketiga dan keempat.
Perhatikan pola pantun di bawah ini. Garis yang dicetak tebal ialah isi dari pantun.
Dari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati
Hari lebaran makan ketupat
Ketupat dikonsumsi untuk sarapan
Carilah ilmu hingga dapat
Jangan hingga putus harapan
Kebun luas berkembang ilalang
Ilalang dari tanah rawa
Lucunya bukan kepalang
Anak ompong suka tertawa
Jumlah suku kata 8 sampai 12
Ciri-ciri pantun berikutnya ialah tentang jumlah suku kata. Jumlah suku kata dalam pantun berisikan 8 sampai 12 suku kata.
Kenapa berisikan 8 hingga 12 suku kata?
Fungsinya yaitu untuk memperindah saat dibaca. Pantun mempunyai lagu tersendiri dikala dibaca oleh seseorang.
Apabila suku katanya kurang dari 8 atau bahkan lebih dari 12, maka irama dalam membaca pantun akan rusak.
Itulah sebabnya pantun terdiri dari 8 sampai 12 suku kata.
Mari kita perhatikan contoh berikut ini.
Kalau pergi ke Siantar,
Itulah tanda akrab dengan Malaka.
Kalau kau memang akil,
Hewan apa ekornya di kepala?
Mari kita hitung suku kata dalam setiap baris.
/jika pergi ke Siantar/
Ka – 1
Lau – 2
Per- 3
Gi – 4
Ke – 5
Si-6
An-7
Tar- 8
Kalimat “kalau pergi ke Siantar” terdiri dari 8 suku kata.
/Itulah tanda bersahabat dengan Malaka/
I-1
Tu-2
Lah-3
Tan-4
Da-5
De-6
Kat-7
De-8
Ngan-9
Ma-10
La-11
Ka-12
Kalimat /Itulah tanda bersahabat dengan Malaka/ terdiri dari 12 suku kata.
Itulah ciri-ciri pantun.
Pantun sendiri terdiri dari aneka macam jenis. Ada pantun kanak-kanak, pantun bau tanah, dan pantun muda.
Sedangkan jikalau dilihat dari isinya terbagi menjadi pantun:
Pantun nasehat
Pantun teka-teki
Pantun jenaka.
Semoga bermanfaat ya buat kamu semua