Dongeng Serigala dan Kambing
Sesudah beribu tahun perang tak habis-habisnya
tibalah era tenang untuk kambing dan srigala.
Ada untung dan rugi bagi kedua pihak agaknya;
alasannya adalah meskipun kambing yang mati lumayan banyaknya,
tetapi tak sedikit srigala yang ditembak gembala,
Hidup ketakutan melulu memang tak ada senangnya;
yang satu tak nyaman merumput, yang lain senantiasa takut
akan senapan yang tiap kali mengantarnya akhir hayat,
Maka jadilah perjanjian dengan penukaran sandera;
para srigala menyerahkan bawah umur mereka,
kaum kambing anjing-anjing yang biasa mengawalnya.
Naskah persetujuanitu oleh utusan lengkap
ditandatangani secara resmi dan dicap.
Tapi sebuah waktu belum dewasa srigala
meraih abad dewasa, dan tak ayal pula
dirampoknya kandang kambing dengan semua penghuni,
ketika gembala tidur nyenyak pada malam sunyi,
Anak, ibu, bapak, apa saja yang bernyawa
diseret dan dibunuh didalam rimba.
Disitu mitra-mitra srigala yang bersembunyi,
ikut kaum durhaka teramat keji.
Pada ketika yang sudah dirancangkan mereka
dibunuhlah semua anjing dalam tidurnya
Dengan leluasa dan dalam sekejap mata
melayanglah nyawa anjing dan kambing bersama.
Tak ada yang menggugat, tak seorang dalam dunia
menghukum penjahat, srigala berupa manusia,
kalau komitmen dan hak diperkosa
dalam perang antara dua negara.
dalam pergumulan antara bangsa dan bangsa
jangan amat yakin pada komitmen kertas semata.
Siapa telah percaya berdarah akal busuk,
senantiasa melakukan khianat,
Baiklah sekarang, belajar dari sejarah;
kemanusiaan tak laku bagi penjajah.
Dari Kumpulan Dongeng Perumpaan – Oleh: Jean De La Fontaine – Balai Pustaka 1959