Jabir Ibmu Hayyan |
Abu Musa Jabir bin Hayyan (Bahasa Arab: جابر بن حیان, Bahasa Persia: جابر بن حیان, atau juga nisbahs al-Bariqi, al-Azdi, al-Kufi, al-Tusi dan al-Sufi; fl. c. 721 – c. 815) , atau diketahui dengan nama Geber di dunia Barat, yakni seorang Ilmuwan Muslim, polymath ternama; kimiawan, alkimiawan, jago astronomi dan astrologi, insinyur, andal bumi, hebat filsafat, hebat fisika, apoteker dan dokter, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 750 dan wafat pada tahun 803.
Kontribusi terbesar Jabir yakni dalam bidang kimia. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam observasi kimia, sehingga setiap eksperimen mampu direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berafiliasi dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melaksanakan proses-proses tersebut.Qur’an itu solusi, alasannya adalah itu setiap dilema isyaratnya niscaya ada. Walaupun penemuannya tidak harus ada namun isratnya niscaya ada. Qur’an bukan kitab ilmiah, tetapi kode ilmiah ada dalam
Menemukan prinsip-prinsip besi
Al Qur’an yaitu kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril untuk disampaikan ke pada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan pemikiran hidup untuk umat insan biar selamat di dunia dan di Akhirat. Kitab suci agama Islam ini bersisi aturan islam, peringatan, sejarah, kabar berita, dan lain lain.
Selain itu terdapat pula instruksi-arahan keilmuan. Isyarat tersebut diuji dengan pembuktian keilmuan, kalau dipelajari oleh insan dengan benar maka akan melahirkan produk-produk yang bisa digunakan lebih baik.
Qur’an itu penyelesaian “Hudan”, karena itu setiap duduk perkara meskipun penemuannya tidak harus ada, tetapi isyaratnya ada. Qur’an bukan kitab ilmiah, tetapi kode ilmiah ada dalam Al Qur’an (Ustadz Adi Hidayat, Lc. MA)
Jabir Ibmu Hayyan, lahir di Kuffah (Iraq) 815 M, Sebagai seorang muslim ia membaca Al Qur’an surat Al Hadid sampai ayat 25 datang-datang muncul hasratnya untuk mempelajari sesuatu. Dalam satu ayatnya ada kalimat: وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ (Wa anjalnaa hadida (artinya: kami turunkan besi)).
Para ulama tafsir dulu belum bisa mengetahui bagaimana besi mampu turun dari langit, mereka taunya kandungan besi hanya ada di bumi. Mereka mengartikan kalimat tersebut disebarkan, namun kini dibuktikan bahwa bagian unsur besi itu lebih banyak turun dari langit bukan di bumi sekitaran.
(Baca juga: “Abbas Bin Firnas – Menemukan Cara Terbang Setelah Membaca Al Qur’an Surat Al-Mulk Ayat 19“)
Yang paling mempesona, saat membaca ayat ini yang berbicara perihal kekuatan besi, Jabir Ibmu Hayyan masuk ke laboratorium sederhana di rumahnya. Diuji besi itu, dilihat hingga tatanan yang paling rendahnya, sampai ke molekulnya, hingga ke atomnya.
Surat Al Hadid Ayat 25-26
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ (٢٥) وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا وَإِبْرَاهِيمَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ فَمِنْهُمْ مُهْتَدٍ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (٢٦)Terjemah Surat Al Hadid Ayat 25
25. Sungguh, Kami telah menyuruh rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang positif dan Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia mampu berlaku adil. Dan Kami turunkan besi yang mempunyai kekuatan ahli dan banyak faedah bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang membantu (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.
Dalam penelitian tersebut, Jabir Ibmu Hayyan menemukan prinsip-prinsip besi, sampai ke atomnya sampai ke dataran paling rendahnya. Sampai disebutkan sekarang bahwa nomor atom besi yaitu 26, atom besi yang stabil disimbolkan dengan Fe: yang paling stabil dalam atom besi itu ada empat adalah Fe55, Fe56, Fe57, Fe58 dan yang paling stabil yakni Fe57.
Penemuan besi tersebut ialah hasil kajian Jabir Ibmu Hayyan dari surat Al Qur’an surat ke 57, nama suratnya ialah Surat Al Hadid yang berarti besi dan menjadi suatu manuskrip perihal Unsur Besi. Masya Allah, hubungan tersebut menciptakan kita selaku umat islam makin tebal dalam keimanannya.
Dengan inovasi ini sampai kemudian Jabir Ibmu Hayyan ditetapkan sebagai Bapak Kimia.
Penyebaran Manuskrip
Penemuan Jabir Ibmu Hayyan ini lalu menyebar saat orang islam dikalahkan di Spanyol sampai timbul kontrakPerdesilas 1492, lalu dunia dibagi dua oleh Paus pada saat itu ialah barat dengan timur. Barat adalah Spanyol dan timur ialah Portugal.
Portugal lalu datang dan sampai ke Nusantara di Selat Malaka tahun 511. Tapi yang lebih mempesona sesudah insiden itu yakni dibawanya manuskrip-manuskrip yang salah satunya milik Jabir Ibmu Hayyan ke barat. Dan Manuskrip-manuskrip tersebut dipelajari, diteliti oleh salah satunya seseorang berjulukan John Dalton.
(Baca juga: “John Dalton – Pencetus Teori Atom Modern“)
John Dalton yang lalu diketahui selaku Bapak Atom, meneliti dan mengambangkan manuskrip tersebut.
Sumber: