Cerpen Senjata

Dia menggunakan ransel yang diikatkan dengan malas dipunggungnya yang bungkuk. Dan tangannya dimasukkan ke kantong jaket militernya. Mulanya sama sekali tidak kuperhatikan orang itu. Aku asyik menimbang-nimbang duit sewa kamarku yang belum lunas bulan lalu dan mesti dibayar dalam tiga hari ini. Yang kupikirkan bukan duit itu. Tapi cara yang punya rumah memintanya. Dia tidak … Read more

Cerpen Dewa Dengan Suatu Malam

“Maukah kau kawin dengan saya?” “Kenapa?” “Aku mau kawin,” Perempuan ini ketawa sambil menuangkan teh ke cangkir. Lelaki itu pergi. “Maukah kamu kawin dengan aku?” “Edan!” “Edan? Apa kau kira aku ini edan? Aku mengajak kau sungguh-sungguh!” Dan ketika lelaki itu pergi dari warung itu, diikuti oleh mata wanita itu sampai di balik penjual-penjual barang … Read more

Cerpen Tukang Grafir

Hanya ada satu tukang grafir di kota kami dan kebetulan beliau ialah paman saya. Kalau dia bercakap dengan saya simpulan-akhir ini, dia takkan bercerita wacana pekerjaannya, tapi akan lebih banyak bercerita tentang anak perawannya. Tapi pun, bila beliau bercerita tentang anak perawannya, dia takkan bercerita ihwal keayuan anak perawannya yang bagus itu, malah sebaliknya, yakni … Read more

Cerpen Amini

Setelah diketahui, dia itu janda, haruslah dikenali pula bahwa ia seorang janda baik-baik. Sebenarnya tiap-tiap orang boleh senang padanya, atau, bila ada waktu, tiap-tiap orang boleh merelakan dirinya untuk menghiburnya saban hari atau barang sejam dalam sehari. Celakanya, tak seorang pun mau menghiburnya. Juga pada umumnya dari mereka membencinya. Tapi sebaliknya, janda itu tidak murka … Read more

Cerpen Dua Tengkorak Kepala

Ada dua tengkorak kepala yang sampai dikala ini masih menciptakan aku mesti menghela napas dalam-dalam. Dua tengkorak kepala manusia yang paling memperlihatkan arti bagi hidupku. Aku harus memiliki masalah dengan dua tengkorak kepala itu. Ini bermula dan telepon interlokal Umi – ibuku: saya mesti secepatnya berangkat ke Lhok Soumawe, Aceh. Umi sudah dua kali menginterlokalku. … Read more

Cerpen Keberanian Insan

Dari sebanyak itu peninggalan Jepang di kota kami, cuma sedikit sekali yang mampu kuingat. Ketika Jepang datang di situ, aku masih berusia tujuh tahun dan masih pakai celana monyet. Tapi hingga kini aku masih hafal lagu Kimigayo selaku sebuah kenang-ingatan kurun kecil, seperti aku juga masih bisa mengingat bagaimana serdadu-tentara Jepang itu sama-sama mandi telanjang … Read more

Cerpen Kota Kami Dulu

Kuburan ialah tempat yang paling sunyi, di mana orang-orang mati itu tidak akan bercakap-piawai lagi dengan dia seperti dulu. Bahkan dan suatu kuburan di mana di bawahnya terbaring tulang-tulang seseorang yang paling banyak cakapnya semasa hidup pun tidak. Di bawah tanah itu terpendam ayahnya yang semasa hidupnya, pada malam Minggu suka memanggil mitra-kawannya ke rumahnya … Read more

Cerpen Lima Belas Tahun Tidak Lama

Kota kami sudah nyaris berusia setengah kurun, dan nyaris saja hanyut sebab kecelakaan gunung berapi. Beberapa tahun akhir-akhir ini orang-orang sudah tidak lagi menimbang-nimbang apakah bahaya itu akan tiba lagi, sehingga orang-orang telah tidak menimbang-nimbang soal waktu. Kota itu terhampar di pinggir pantai, dengan sebuah jalan panjang sembilan kilometer ke arah barat laut, dan sempurna … Read more

Cerpen Mainan Keluarga

Tidak ada hal-hal yang menyenangkan sehabis ayah meninggal dunia, kecuali satu hal yang telah niscaya, bahwa tidak ada lagi seorang yang paling pemarah di rumah kami. Sesudah dia mati, ternyata beliau meninggalkan banyak hutang. Sebanyak satu gudang barang-barang antik koleksi dia, ternyata tidak diterima oleh orang-orang yang dihutanginya, alasannya adalah argumentasi yang sempurna juga. Barang-barang … Read more

Cerpen Pisau Karton

Aku membuka dompetku, masih ada duit tiga rupiah untuk becak pulang. Itu yaitu uangku yang terakhir dan sampai simpulan bulan saya takkan punya duit lagi. Tapi saya tak pernah cemas. Aku memang tak pernah khawatir dalam soal uang, seperti saya tak pernah khawatir akan jatuh sakit. Aku merasa sedikit beruntung alasannya adalah untuk dua-duanya itu … Read more

Cerpen Restoran Masih Terbuka

Sudah lima tahun laki-laki itu jadi langganan restoran aku. Saya tahu benar siapa beliau itu dahulu dan sekarang. Dulu ia seorang mayor. Sekarang beliau tidak memiliki gaji tetap. Ia pelukis. Karena itu pula saya tahu benar, jikalau beliau akhir makan dan tersenyum asing dan menghunus tangannya ke atas, bukan memiliki arti beliau akan mengeluarkan uang, … Read more

Cerpen Cinta Sejati

Pagi hari saat aku terbangun datang-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku menyaksikan keluar. Dedi temanku sudah menanti diluar rumah kakekku beliau mengajakku untuk bermain sepakbola.“Ayo kita bermain sepakbola ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya kini!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar saya cuci paras dulu. Tunggu ya!”, “Iya tetapi cepat ya” pintanya.Setelah aku … Read more