Daftar Isi
Cari pedoman ejaan Bahasa Indonesia (2015) & EYD (1972). Kemudian bandingkanlah!
Jawaban:simple
Penjelasan:
tahun 2015:lebih lengkap & ejaan nya lebih tutur
eyd:kurang lengkap & banyak bahasa lama
cari pedoman ejaan bahasa Indonesia 2015 Dan EYD 1972 kemudian bandingkan dgn pedoman ejaan sebelumnya ejaan lama ejaan Van ophuijsen 1901 ejaan soewandi atau ejaan republik
Beberapa kebijakan baru yg ditetapkan di dlm EYD, antara lain:
Huruf f, v, & z yg merupakan unsur serapan dr bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Huruf q & x yg lazim digunakan dlm bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan, & xenon.
Awalan “di-” & kata depan “udi” dibedakan penulisannya. Kata depan “di” pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dgn spasi, sementara “di-” pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dgn kata yg mengikutinya.
Kata ulang ditulis penuh dgn mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tak digunakan sebagai penanda perulangan
Ejaan Van Ophuijsen atau Ejaan Lama adalah jenis ejaan yg pernah digunakan untuk bahasa Indonesia.
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yg dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin & bunyi yg mirip dgn tuturan Belanda, antara lain:
huruf ‘j’ untuk menuliskan bunyi ‘y’, seperti pada kata jang, pajah, sajang.
huruf ‘oe’ untuk menuliskan bunyi ‘u’, seperti pada kata-kata goeroe, itoe, oemoer (kecuali diftong ‘au’ tetap ditulis ‘au’).
tanda diakritik, seperti koma ain & tanda trema, untuk menuliskan bunyi hamzah, seperti pada kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
Huruf hidup yg diberi aksen trema atau dwititik diatasnya seperti ä, ë, ï & ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.
Cari pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (2015) & EYD (1972). Kemudian bandingkan dgn pedoman ejaan sebelumnya, ejaan lama: Ejaan Van Ophuijsen (1901), Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1946)
Jawaban:
Bahasa Indonesia
Van Ophuijsean
Sowandi
Carilah pedoman ejaan bahasa indonesia(2015) & EYD (1972) . Kemudian bandingkan dgn pedoman ejaan sebelumnya, ejaan lama: ejaan ophuijen(1901), ejaan Soewandi, atau ejaan republik (1946).
Ejaan yg Disempurnakan (disingkat EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yg berlaku dr tahun 1972 hingga 2015. Ejaan ini menggantikan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan ini digantikan oleh Ejaan Bahasa Indonesia sejak tahun 2015.
Perubahan yg terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain:
“tj” menjadi “c”: tjutji → cuci
“dj” menjadi “j”: djarak → jarak
“j” menjadi “y”: sajang → sayang
“nj” menjadi “ny”: njamuk → nyamuk
“sj” menjadi “sy”: sjarat → syarat
“ch” menjadi “kh”: achir → akhir
Beberapa kebijakan baru yg ditetapkan di dlm EYD, antara lain:
Huruf f, v, & z yg merupakan unsur serapan dr bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Huruf q & x yg lazim digunakan dlm bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan, & xenon.
Awalan “di-” & kata depan “udi” dibedakan penulisannya. Kata depan “di” pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dgn spasi, sementara “di-” pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dgn kata yg mengikutinya.
Kata ulang ditulis penuh dgn mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tak digunakan sebagai penanda perulangan
Pembahasan
Ejaan van Ophuijsen
Pada tahun 1901 ejaan bahasa Melayu dgn huruf Latin, yg disebut Ejaan van Ophuijsen, ditetapkan. Ejaan tersebut dirancang oleh van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer & Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yg menonjol dlm ejaan ini adalah sebagai berikut:
Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
Tanda diakritik, seperti koma ain & tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.
2. Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal yg perlu diketahui sehubungan dgn pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut:
Huruf oe diganti dgn u, seperti pada guru, itu, umur.
Bunyi hamzah & bunyi sentak ditulis dgn k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
Kata ulang boleh ditulis dgn angka 2, seperti anak2, ber-jalan2, ke-barat2-an. Awalan di- & kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dgn kata yg mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dgn imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
3. Ejaan Melindo
Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia & Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yg kemudian dikenal dgn nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya
Pelajari Lebih lanjut
– Materi tentang EYD https://wargamasyarakat.org/tugas/9594888
– Materi tentang Hal yg perlu diperhatikan & diatur dlm EYD https://wargamasyarakat.org/tugas/12102792
-Materi tentang perubahan atau penyempurnaan EYD pada wargamasyarakat.org/tugas/25132937
Detail Jawaban
Kelas: SMP
Pelajaran: Bahasa Indonesia
Bab: –
Kode: –
#AyoBelajar
#SPJ5
Cari pedoman ejaan bahasa Indonesia (2015) & EYD (1972.
Jawaban:
Ejaan yg Disempurnakan (disingkat EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yg berlaku dr tahun 1972 hingga 2015. Ejaan ini menggantikan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan ini digantikan oleh Ejaan Bahasa Indonesia sejak tahun 2015.
Perubahan yg terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain:
“tj” menjadi “c”: tjutji → cuci
“dj” menjadi “j”: djarak → jarak
“j” menjadi “y”: sajang → sayang
“nj” menjadi “ny”: njamuk → nyamuk
“sj” menjadi “sy”: sjarat → syarat
“ch” menjadi “kh”: achir → akhir
Beberapa kebijakan baru yg ditetapkan di dlm EYD, antara lain:
Huruf f, v, & z yg merupakan unsur serapan dr bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Huruf q & x yg lazim digunakan dlm bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan, & xenon.
Awalan “di-” & kata depan “udi” dibedakan penulisannya. Kata depan “di” pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dgn spasi, sementara “di-” pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dgn kata yg mengikutinya.
Kata ulang ditulis penuh dgn mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tak digunakan sebagai penanda perulangan
Penjelasan:
wargamasyarakat
Cari…
animeartz112 avatar
animeartz112
11.10.2018
B. Indonesia
Sekolah Menengah Pertama
terjawab • terverifikasi oleh ahli
Carilah pedoman ejaan bahasa indonesia(2015) & EYD (1972) . Kemudian bandingkan dgn pedoman ejaan sebelumnya, ejaan lama: ejaan ophuijen(1901), ejaan Soewandi, atau ejaan republik (1946).
1
LIHAT JAWABAN
Lencana tak terkunci yg menunjukkan sepatu bot astronot mendarat di bulan
Lihat apa yg dikatakan komunitas & buka kunci lencana
Masuk untuk menambahkan komentar
Jawaban ini terverifikasi
26 orang merasa terbantu
author link
arinichoir
Si Hebat
4 rb jawaban
5.3 jt orang terbantu
Ejaan yg Disempurnakan (disingkat EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yg berlaku dr tahun 1972 hingga 2015. Ejaan ini menggantikan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan ini digantikan oleh Ejaan Bahasa Indonesia sejak tahun 2015.
Perubahan yg terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain:
“tj” menjadi “c”: tjutji → cuci
“dj” menjadi “j”: djarak → jarak
“j” menjadi “y”: sajang → sayang
“nj” menjadi “ny”: njamuk → nyamuk
“sj” menjadi “sy”: sjarat → syarat
“ch” menjadi “kh”: achir → akhir
Beberapa kebijakan baru yg ditetapkan di dlm EYD, antara lain:
Huruf f, v, & z yg merupakan unsur serapan dr bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Huruf q & x yg lazim digunakan dlm bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan, & xenon.
Awalan “di-” & kata depan “udi” dibedakan penulisannya. Kata depan “di” pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dgn spasi, sementara “di-” pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dgn kata yg mengikutinya.
Kata ulang ditulis penuh dgn mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tak digunakan sebagai penanda perulangan
Pembahasan
Ejaan van Ophuijsen
Pada tahun 1901 ejaan bahasa Melayu dgn huruf Latin, yg disebut Ejaan van Ophuijsen, ditetapkan. Ejaan tersebut dirancang oleh van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer & Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yg menonjol dlm ejaan ini adalah sebagai berikut:
Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
Tanda diakritik, seperti koma ain & tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.
2. Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal yg perlu diketahui sehubungan dgn pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut:
Huruf oe diganti dgn u, seperti pada guru, itu, umur.
Bunyi hamzah & bunyi sentak ditulis dgn k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
Kata ulang boleh ditulis dgn angka 2, seperti anak2, ber-jalan2, ke-barat2-an. Awalan di- & kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dgn kata yg mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dgn imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
3. Ejaan Melindo
Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia & Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yg kemudian dikenal dgn nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya