Cara Reproduksi Chlorophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta & Bacillariophyta

Sistem klasifikasi alga atau ganggang dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan struktur talus & berdasarkan pigmen atau zat warna yg dikandungnya.
Berdasarkan struktur talusnya, ganggang dibedakan menjadi empat tipe yaitu:
 Ganggang uniseluler, hidup di perairan sebagai fitoplankton.
 Ganggang berkoloni, dgn atau tanpa organisasi sel.
 Ganggang berfilamen, yakni hidup berkoloni membentuk benang. Ganggang yg paling bawah membentuk perlekatan dgn substrat.
 Ganggang multiseluler, mempunyai talus yg berukuran besar & kompleks yaitu membentuk struktur serupa daun, batang, & akar.

Berdasarkan pigmen atau zat warna yg dikandungnya, alga atau ganggang diklasifikasikan menjadi 7 Filum yakni sebagai berikut.
 Filum Chlorophyta (Ganggang Hijau)
 Filum Phaeophyta (Ganggang Cokelat)
 Filum Rhodophyta (Ganggang Merah)
 Filum Bacillariophyta (Diatom)
 Filum Pyrrhophyta/Dinaflagellata (Ganggang Api)
 Filum Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
 Filum Euglenophyta
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membicarakan cara reproduksi atau perkembangbiakan ketujuh filum ganggang atau alga tersebut. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.

Cara Reproduksi Chlorophyta (Alga Hijau)
Bagaimana cara perkembangbiakan ganggang hijau? Alga hijau ini dapat meningkat biak dengan-cara aseksual (vegetatif) & pula seksual (generatif).
Reproduksi Secara Aseksual (Vegetatif)
 Pembentukan zoospora (spora kembara). Spora ini memiliki 4 bulu, vakuola kontraktil, kebanyakan memiliki 1 bintik mata (stigma), & mampu bergerak dgn berenang alasannya adalah mempunyai flagela.
 Pembelahan biner. Alga hijau yg meningkat biak dgn pembelahan biner, biasanya dijalankan oleh alga yg bersel satu (uniseluler).
 Fragmentasi. Ganggang hijau yg perkembangbiakannya dengan-cara fragmentasi dilaksanakan oleh alga berupa benang atau yg berkoloni.

Reproduksi Secara Seksual (Generatif)
 Anisogami. Ingatlah kembali yg terjadi pada Cyanophyta. Selain dengan-cara aseksual, alga hijau dapat pula meningkat biak dengan-cara seksual (generatif), yaitu dengan anisogami. Gamet jantan selalu bergerak bebas yg sangat ibarat zoospora, sedangan gamet betina adakala tak mampu bergerak, jadi merupakan suatu oogonium. Setelah terjadi perkawinan, akan menciptakan suatu zigot yg berikutnya akan berkembang menjadi alga yg baru.
 Konjugasi. Selain itu, ada pula ganggang hijau yg reproduksi generatifnya berjalan dgn cara konjugasi, yaitu perpaduan dua gamet yg membentuk zigospora. Zigospora ini tak memiliki alat gerak, sehingga tak mampu berpindah daerah.

Cara Reproduksi Chrysophyta (Alga Keemasan)
Bagaimanakah cara perkembangbiakan ganggang keemasan? Alga keemasan ini mampu berkembang biak dengan-cara aseksual (vegetatif) & pula seksual (generatif). Berikut ini penjelasan kedua jenis cara reproduksi tersebut.
Reproduksi Secara Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi aseksual dikerjakan dengan pembentukan zoospora multinukleat berskala besar yg mempunyai banyak flagela seperti pada Vaucheria. Zoospora ini dianggap selaku struktur majemuk yg terdiri dr kumpulan zoospora kecil yg berflagela dua yg masing-masing tak memisahkan diri. Setelah zoospora ini dilepaskan, kemudian bergerak dgn flagelanya ke kawasan gres. Setelah menetap, flagela dilepaskan & berkecambah membentuk Vaucheria gres. Selain pembentukan zoospora, ada pula spesies Chrysphyta yg reproduksi aseksualnya dgn cara membelah diri seperti pada Ochromonas.

Reproduksi Secara Seksual (Generatif)
Reproduksi seksual pada Chrysophyta ialah dgn cara oogami, yaitu dgn membentuk oogonia (pembentuk gamet betina) & anteridia (pembentuk gamet jantan) pada filamen yg sama. Sel telur yg dihasilkan berskala besar dgn satu inti yg mengandung klorofil. Sperma yg dihasilkan anteridia mempunyai flagela yg kecil. Setelah terjadi pembuahan akan terbentuk zigot. Setelah dilepaskan dr induknya, zigot siap berkembang membentuk filamen baru.

Cara Reproduksi Phaeophyta (Alga Cokelat)
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dilaksanakan dengan-cara aseksual (vegetatif) & seksual (generatif). Reproduksi aseksual alga cokelat dikerjakan denganfragmentasi dan pembentukan spora (aplanospora & zoospora). Zoospora yg dihasilkan mempunyai flagel yg tak sama panjang & terletak di cuilan lateral (segi atau pinggir).

Sedangkan perkembangbiakan seksual dikerjakan dengan isogami, anisogami, atau oogami. Fucus vesiculosis ialah salah satu acuan alga cokelat yg berkembang biak dengan-cara oogami. Ada cara reproduksi generatif/seksual ganggang cokelat yg mirip dgn tumbuhan tingkat tinggi, yaitu ujung-ujung lembaran talusnya yg fertil membentuk sebuah tubuh yg mengandung alat pembiak disebut reseptakel.

Di dlm reseptakel ini terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yg menciptakan sel kelamin jantan berupa spermatozoid & oogonium yg menciptakan sel telur (ovum) & benang-benang mandul yg disebut parafisis. Anteridium berupa sel-sel berbentuk corong yg muncul dr dasar & tepi konseptakel, oogonium berupa tubuh yg duduk di atas tangkai.

Jika spermatozoid dapat membuahi sel telur akan terbentuklah zigot. Zigot kemudian membentuk dinding selulosa & pektin yg tebal, kemudian menempel pada sebuah substrat seperti bebatuan, selanjutnya berkembang menjadi individu gres yg kromosom tubuhnya diploid.

Cara Reproduksi Rhodophyta (Alga Merah)

Ganggang merah dapat bereproduksi dengan-cara aseksual (vegetatif) & dengan-cara seksual (generatif). Perkembangbiakan aseksual dgn membentuk aplanospora, yakni spora nonmotil (tidak bergerak) & berasal dr talus ganggang yg diploid. Selanjutnya, spora tersebut akan tumbuh menjadi ganggang merah baru. Pada Rhodophyta, perkembangbiakan aseksual dengan-cara fragmentasi jarang terjadi.

Perkembangbiakan seksual (generatif) terjadi secara oogami, & pada beberapa macam mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Reproduksi dengan-cara generatif dilakukan dgn peleburan antara gamet jantan yg tak memiliki alat gerak (spermatium) & ovum. Gamet jantan tersebut dibuat dlm spermatangium, sedangkan gamet betina dibuat dlm karpogonium. Zigot hasil pembuahan selanjutnya akan berkembang menjadi ganggang merah yag diploid.

Berikut ini bagan daur hidup atau pergiliran keturunan pada salah satu pola spesies alga merah yaitu Polysiphonia.
 yaitu berdasarkan struktur talus & berdasarkan pigmen atau zat warna yg dikandungnya Cara Reproduksi Chlorophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta & Bacillariophyta
Berdasarkan gambar di atas, coba ananda tuliskan urutan perkembangbiakan aseksual (vegetatif) mulai dr sporofit. Kemudian, tuliskan pula urutan perkembangbiakan seksual (generatif) sampai dgn sporofit!

Sporofit menghasilkan meiospora yang akan berubah menjadi gametofit. Gametofit membentuk spermatangia yang menghasilkan spermatia dancarpogonium yang mengandung sel trichogen. Spermatia menempel pada ujung trichogen, terus masuk ke dasar sel. Di sini terjadi peleburan antara inti sperma & inti sel betina membentuk zigot (goninoblast). Goninoblast ialah filamen yg terbentuk dr zigot & di ujung filamen terbentuk carposporangium.

Selanjutnya, di dlm carposporangium terbentuk carpospora. Carpospora keluar dr carposporangium, untuk berikutnya tumbuh menjadi sporofit (Polysphonia baru). Dalam pertumbuhannya, Polysiphonia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis), yakni perkembangbiakan aseksual & perkembangbiakan seksual berlangsung dengan-cara bergantian.

Cara Reproduksi Euglenophyta
Bagaimana pula cara Euglenophyta (ex. Euglena) memperbanyak diri? Pada dasarnya cara meningkat biak Euglena sama dgn Protozoa, yaitu dengan-cara aseksual. Pada umumnya kalangan ini meningkat biak dengan-cara aseksual dgn pembelahan biner membujur. Pada mulanya membelah berdasarkan poros bujur. Selnya yg mempunyai 2 bulu cambuk & kloroplas yg berbentuk piala serta mengandung pirenoid.

Sebelum membelah, pirenoid melebar melintang & kedua bulu cambuknya saling berjauhan. Pirenoid & kloroplas lalu mengadakan lekukan & selnya akan membelah menjadi dua individu gres yg masing-masing dgn satu bulu cambuk dibarengi dgn pembentukan stigma.

Para hebat Biologi telah meneliti bahwa perkembangbiakan Euglenoid terjadi dengan-cara mitosis, tetapi mereka tidakmenemukan perkembangbiakan dengan-cara seksual. Euglenoid sering kali membelah dengan-cara cepat, sehingga pembelahan kloroplas belum sempat terjadi. Hal ini mengakibatkan ada satu individu gres yg hasil pembelahannya tak memiliki kloroplas & kehilangan warnanya.

Individu gres ini selanjutnya tumbuh menjadi makhluk hidup yg bersifat heterotrof. Sifat euglenoid yg kadang seperti flora & kadang mirip hewan ini, menyebabkan pengelompokan Euglenoid masih sering menjadi bahan perdebatan.

Cara Reproduksi Pyrrophyta (Dinoflagellata)
Seperti halnya Euglenophyta, Pyrrophyta pula melaksanakan reproduksi cuma dengan-cara aseksual, yakni dgn membelah diri, namun berbagai macam mampu menciptakan kista (stadium istirahat) yg bersifat seksual. Kista tersebut kemudian akan berkecambah menghasilkan individu baru pada keadaan yg cocok.

Cara Reproduksi Bacillariophyta (Diatom)
Perkembangbiakan pada Bacillariophyta atau diatom dapat terjadi melalui dua cara yakni dengan-cara aseksual (vegetatif) dgn pembelahan sel & dengan-cara seksual (generatif) dgn oogami.
Reproduksi Diatom Secara Aseksual
Diatom mempunyai bentuk seperti kotak & mempunyai dinding sel. Selnya tersusun atas dua belahan, yaitu wadah (hipoteka) & tutup (epiteka). Apabila sel ini membelah, maka pada mulanya antara wadah & tutup akan terpisah. Selanjutnya, masing-masing akan membentuk wadah & tutupnya sendiri. Jadi, penggalan tutup (epiteka) membentuk wadah gres (hipoteka) & kepingan wadah akan membentuk tutup gres & mempunyai ukuran lebih kecil.

Setelah terbentuk, bila selnya akan membelah lagi maka prosesnya sama, demikian seterusnya hingga usang kelamaan selnya berskala sangat kecil sehingga tak dapat untuk membelah lagi. Pada tingkat ukuran sel yg kritis & tak memungkinkan lagi dilakukan pembelahan sel, maka protoplasma akan keluar dr dinding sel & terbentuklah auxospora. Auxospora akan mengalami kemajuan untuk memperbaiki ukuran sel menjadi seperti semula. Reproduksi berikutnya dilaksanakan dengan-cara generatif.

Reproduksi Diatom Secara Seksual
Reproduksi seksual diatom terjadi melalui oogami dimana terjad peleburan sel telur yg bersifat non motil dgn gamet jantan yg bersifat motil. Tatkala sel gamet jantan memasuki sel telur maka terjadi fertilisasi & terbentuklah zigot.
  10 Tingkatan Organisasi Kehidupan Biologi, Gambar, Contoh dan Penjelasannya Lengkap