Buatlah paragraf narasi tentang pengalaman pribadi
Jawaban
Di bawah ini merupakan acuan paragraf narasi yang menceritakan pengalaman langsung
Daftar Isi
1. Malam Yang Seram
Malam itu aku baru pulang yang mengaji di mushola. Jalanan kampung sungguh gelap. Aku berjalan dengan hati sedikit takut. Tidak ada lampu yang menerangi jalan.
Suasana telah sangat sunyi. Aku tidak bertemu dengan satu orang pun di jalan yang kecil itu. Aku berjalan dengan berdiam diri tanpa bicara sepatah kata pun.
Akhirnya rumahku sudah terlihat. Namun saya harus melalui beberapa rumah kosong.Rumah itu sudah ditinggal oleh penghuninya sekitar 1 tahun. Rumput-rumput liar berkembang di sana. Membuat situasi sungguh mencekam.
Tiba-datang saja saya melihat sekelebat bayangan putih. Berdiri di sana membuat aku panik. Lalu aku mengambil watu dari jalan dan melemparnya. Tiba-datang saja yang menakutkan itu menghilang.
Lainnya – paragraf deduktif dan induktif – paragraf deduktif tentang lingkungan sekitar – teladan paragraf deduktif SD
2. Kesiangan
Suatu dikala badanku terlalu letih mengikuti kegiatan di sekolah. Begitu datang di rumah aku langsung berbaring dan tertidur.
Rupanya aku tidur sangat nyenyak. Mungkin karena capek yang sungguh. Kulihat hari sudah sangat terperinci. Aku tergesa-gesa mandi lalu mengenakan busana sekolah.
Aku tidak ingin terlambat ke sekolah lagi. Ayah dan ibuku keheranan melihat diriku. Mungkin sebab saya tampaksangat sibuk. Ketika seluruhnya telah siap dan saya telah menggunakan sepatu sekolah saya, ibu ku bertanya akan pergi kemana diriku?
Maka aku pun menjawab tentu saja saya akan pergi ke sekolah. Tiba-datang ibu tertawa terbahak-bahak. Lalu katanya, “kau kira ini pagi hari? Sekarang itu sore dalam waktu dekat magrib!”
Ya ampun, saya kira saya terlambat berdiri pagi. Rupanya masih sore hari. Aku pun tertawa bercampur kesal.
Pengalaman Berkemah
3.Mengompol
Berkemah ialah kegiatan yang sering dilakukan oleh pihak sekolah. Kegiatan tersebut merupakan salah satu aktivitas ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh para siswa.
Aku pernah ikut kemah di kawasan Kuningan Jawa barat. Tempatnya di kaki gunung Ciremai. Di sana terdapat bumi perkemahan yang sungguh indah.
Suatu ketika kami diwajibkan untuk uji mental. Di malam yang sangat cuek, satu persatu ditugaskan untuk berjalan menyusuri jalan di gunung tersebut. Tentunya sangat gelap. Tak ada bunyi apapun kecuali bunyi binatang malam di sana.
Aku bersyukur bahwa uji nyali ku berlangsung dengan tanpa kendala. Aku berlangsung dengan damai menyusuri jalan setapak. Sesampainya di pos ada, saya menanti yang yang lain bersama abang pembina.
Tiba-datang tiba temanku, Sri, dengan badan menggigil. Aku kira beliau kedinginan. Namun sesudah dekat tahulah saya bahwa dia cemas. Ketika aku menenangkannya saya mencium anyir yang tak sedap. Rupanya beliau ngompol karena saking takutnya.
4. Lupa
Aku berangkat sekolah dijemput oleh salah seorang temanku. Dia menggunakan sepeda dan aku membonceng di belakangnya.Dia ialah temanku yang sangat baik.
Suatu hari ban sepeda kempes sedangkan kami harus mengejar waktu. Hari itu ada ujian sekolah.
Akhirnya kami menitipkan sepeda di rumah penduduk. Dan kami pun berjalan kaki menuju sekolah. Kami sangat takut tertinggal dan tidak mampu mengikuti ujian.
Dengan langkah setengah berlari jadinya kami pun hingga ke sekolah. Tetapi di sekolah tidak ada siapapun. Kami sangat heran. Apakah seluruh sahabat-sahabat telah menyelesaikan cobaan dan pulang?
Setelah beberapa lama barulah kami menyadari bahwa kami salah jadwal. Ujian tersebut akan dilangsungkan ahad depan. Dan hari itu ialah hari libur.
5. Memancing
Ini ialah pengalaman pribadiku. Pada piknik sekolah kemarin saya bareng keluargaku pergi ke rumah nenek. Ini ialah libur panjang sehingga kami bisa berlibur lama di sana.
Sesampainya di sana, saudara-saudaraku sudah menanti di rumah nenek. Mereka langsung mengajakku bermain.
Salah seorang kerabat aku telah menyiapkan peralatan memancing. Rupanya ia sudah merencanakan bahwa saat saya datang eksklusif pergi memancing di sungai erat rumah.
Tentu saja saya pun merasa bahagia. Kami memancing hingga sore hari. Tanpa diduga kami mendapatkan ikan sebanyak 1 bejana. Lalu kami membawanya pulang ke tempat tinggal untuk dimasak dan dimasak.
6. Kehidupan Desa
Setelah salat ashar, aku dan saudaraku pergi ke sawah paman. Ketika itu sedang ekspresi dominan panen. Paman telah mengarit padi. Tumpukan padi tersebar di sana sini.
Sore itu Paman akan menyelesaikan tadi di petak sawah lainnya. Aku dan saudaraku akan sangat senang bermain di sawah yang sedang dipanen.
Banyak hal yang aku kerjakan di sana. Saudaraku mengajari bagaimana cara membuat dompet kecil dari batang padi. Dia juga mengajariku bagaimana membuat kincir angin dari daun kelapa. Dan tak hanya itu dia juga mengajariku menciptakan boneka dari tangkai ubi kayu.
Aku sungguh senang ternyata banyak hal yang bisa dilaksanakan. Dan esok harinya, kami sudah berencana untuk bermain layang-layang di sawah yang sedang dipanen.
7. Ikan oh Ikan
Ini ialah pengalaman langsung yang ingin kuceritakan. Waktu itu kami berencana berlibur ke tempat tinggal nenek. Seluruh saudara saya pun akan datang ke sana alasannya waktu itu merupakan libur panjang.
Kesenangan aku bertambah alasannya adalah kami berniat untuk bertamasya bareng sama. Aku telah menyiapkan aneka macam barang yang hendak kugunakan di sana.
Ayah dan ibuku telah menenteng ikan sebanyak 1 peti. Kami bermaksud untuk membuat acara bakar ikan dan makan bareng . Dan tentu sebagiannya akan dibagikan kepada tetangga di sana.
Kami berangkat di waktu malam. Kira-kira pukul 11. Waktu itu aku sangat mengantuk. Ayah dan ibu membangunkanku. Aku pun masuk ke kendaraan beroda empat buru-buru.
Ketika pagi hari rupanya kami telah datang di rumah nenek. Aku sangat bangga. Namun saya pun sungguh terkejut alasannya adalah ikan yang sudah dipersiapkan oleh ayah dan ibu tidak terbawa.
Dengan terpaksa ayah pulang ke rumah seorang diri dan mengambil ikan tersebut.
8. Kakek
Hal yang paling saya senangi ketika berlibur yakni pergi ke rumah kakek. Meskipun jaraknya cukup jauh, namun kami sekeluarga berkunjung ke sana.
Ada banyak hal yang membuat kami bahagia. Kakek sering membuatkan ku mainan dari barang-barang bekas. Atau mengajakku pergi ke ladang untuk memetik hasil kebun. Dan yang paling saya senangi yaitu pergi ke masjid untuk salat berjamaah bersama. Kemudian ketika pulang umumnya akeh membelikanku es degan yang rasanya sungguh segar.
Namun ada pengalaman yang kurang menggembirakan. Ketika liburan itu ternyata abang sedang jatuh sakit. Sehingga tidak mampu mengajakku bermain atau pergi ke ladang mirip biasanya.
Akhirnya aku cuma bermain di sekitar rumah saja. Aku menghabiskan waktu bermain layangan yang sudah dibentuk kakek khusus untukku. Aku menyayangi kakek sebagaimana kakek menyayangiku.
Paragraf perihal pengalaman langsung piknik ke kebun binatang
9. Kebun Binatang
Dari kecil saya sungguh menggemari hal-hal yang bekerjasama dengan alam. Misalnya menikmati pemandangan sawah, pergi ke pegunungan, bermain di sawah, maupun menghimpun banyak sekali jenis dedaunan dan binatang.
Ketika libur sekolah, ayah dan ibu mengajakku untuk berlibur ke kebun hewan ragunan di Jakarta. Tentu saja saya sangat besar hati. Pergi ke kebun hewan merupakan pengalaman eksklusif yang tak mungkin saya lupa.
Kami telah menyiapkan berbagai macam hal. Terutama bekal masakan alasannya adalah kata ibu kami akan jalan-jalan di kebun hewan itu sepanjang hari.
Tempat yang kami kunjungi pertama yaitu tempat koleksi banyak sekali macam burung. Setelah itu kami pun berjalan dan menyaksikan banyak sekali macam primata, seperti orangutan, siamang, kera, kera, dan lainnya.
Disana ternyata berbagai banyak sekali macam koleksi binatangnya. Walaupun kakiku letih berjalan tetapi saya sangat menikmati piknik di kebun hewan tersebut.
Contoh paragraf narasi ihwal pengalaman diri
10. Tuli
Setiap sore hari, aku selalu meluangkan diri berjalan-jalan di taman kota. Aku lazimnya membawa sebotol minuman. Sesampainya di sana aku akan duduk di dingklik atau di ayunan yang telah ditawarkan.
Tetapi sore itu situasi tidak seperti umumnya. Suasana lebih hening dan senyap. Akupun tak melihat orang-orang yang biasanya sibuk berjualan.
Rupanya hari itu para pedagang sudah diminta untuk menutup dagangannya. Taman tersebut akan menyelenggarakan pameran budaya. Benar saja sesudah 1 jam saya duduk di sana, berbagai mobil yang memuat berbagai macam properti.
Aku sungguh penasaran dengan sebuah kendaraan beroda empat. Mobil itu dicat dengan dekorasi yang sangat khas dan unik. Aku menjajal menaiki mobil truk tersebut. Di sana aku mendapatkan banyak sekali macam benda yang sangat asing.
Ketika aku asyik menyaksikan-lihat benda tersebut, tiba-datang kendaraan beroda empat bergerak dan meninggalkan kawasan tersebut. Aku masih berada di atasnya. Dengan buru-buru saya pun mendekati sopir dan menginformasikan untuk berhenti.
Sopir tersebut rupanya tidak mendengar teriakanku. Dia terus saja memacu mobilnya dengan kencang. Karena panik aku pun mendekati sang sopir. Mengetahui keberadaanku, sopir tersebut memberhentikan mobilnya. Aku memohon maaf kepadanya.
Namun ketika diajak bicara sampai tersebut hanya membisu saja. Dia tersenyum dan menatapku. Setelah beberapa waktu baru lah aku menyadari bahwa sopir truk tersebut ternyata tuli dan bisu. Sehingga dia tidak mengetahui apa yang saya ucapkan.
….
Itulah beberapa pola paragraf narasi yang menceritakan pengalaman eksklusif.
Tentunya kau mempunyai pengalaman pribadi yang unik. Kamu bisa menceritakannya dengan cara mengungkapkan ke paragraf yang bersifat naratif.
Agar lebih mudah mengungkapkan pengalaman pribadi, gunakan kata-kata yang bekerjasama dengan waktu misalnya:
Semenjak
Ketika
Setelah itu
Kemudian
Pada risikonya
Gunakan urutan waktu untuk menceritakan pengalamanmu dalam paragraf narasi.