Banyak artikel temen-temen Salafi (Wahabi) yang berseliweran di Internet yg melarang panggilan UMMI atau Ukhti untuk Istrinya. Lantas bagaimana menurut Syeikh Sholih Al-Utsaimin As-Salafi?? Jawabnya BOLEH. Hehee
وقد سئل الشيخ ابن عثيمين رحمه الله : هل يجوز للرجل أن يقول لزوجته يا أختي بقصد المحبة فقط , أو يا أمي بقصد المحبة فقط .
فأجاب:
” نعم , يجوز له أن يقول لها يا أختي , أو يا أمي , وما أشبه ذلك من الكلمات التي توجب المودة والمحبة , وإن كان بعض أهل العلم كره أن يخاطب الرجل زوجته بمثل هذه العبارات , ولكن لا وجه للكراهة , وذلك لأن الأعمال بالنيات , وهذا الرجل لم ينو بهذه الكلمات أنها أخته بالتحريم والمحرمية , وإنما أراد أن يتودد إليها ويتحبب إليها , وكل شيء يكون سببا للمودة بين الزوجين , سواء كان من الزوج أو الزوجة فإنه أمر مطلوب ” انتهى .
“فتاوى برنامج نور على الدرب” . والله أعلم .
” نعم , يجوز له أن يقول لها يا أختي , أو يا أمي , وما أشبه ذلك من الكلمات التي توجب المودة والمحبة , وإن كان بعض أهل العلم كره أن يخاطب الرجل زوجته بمثل هذه العبارات , ولكن لا وجه للكراهة , وذلك لأن الأعمال بالنيات , وهذا الرجل لم ينو بهذه الكلمات أنها أخته بالتحريم والمحرمية , وإنما أراد أن يتودد إليها ويتحبب إليها , وكل شيء يكون سببا للمودة بين الزوجين , سواء كان من الزوج أو الزوجة فإنه أمر مطلوب ” انتهى .
“فتاوى برنامج نور على الدرب” . والله أعلم .
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullahu ta’ala pun menjawab:
Ya. Boleh baginya untuk memanggil istrinya, “Ya Ukhti ” atau “Ya Ummi” dan kata-kata semisal itu yang mendatangkan sayang dan cinta, meskipun sebagian ulama memakruhkan seorang laki-laki mengundang istrinya dengan kata-kata menyerupai itu.
Akan tetapi, tidak ada sisi kemakruhannya. Sebab amalan-amalan itu tergantung pada niat-niatnya. Dan pria tersebut tidak meniatkan dengan kata-kata tersebut bahwa [perempuan] itu saudara perempuannya yang haram dinikahi dan mahramnya.
Ia melaksanakan itu semata-mata untuk mesra dan sayang kepadanya. Dan setiap sesuatu yang mendatangkan karena yaitu kecintaan antara suami-istri, sama saja dari suami atau istri, itu perkara yang diharapkan. (Teks indonesia oleh Pedagang roti, dan teks arab oleh rofiah adawiyah)
Ya. Boleh baginya untuk memanggil istrinya, “Ya Ukhti ” atau “Ya Ummi” dan kata-kata semisal itu yang mendatangkan sayang dan cinta, meskipun sebagian ulama memakruhkan seorang laki-laki mengundang istrinya dengan kata-kata menyerupai itu.
Akan tetapi, tidak ada sisi kemakruhannya. Sebab amalan-amalan itu tergantung pada niat-niatnya. Dan pria tersebut tidak meniatkan dengan kata-kata tersebut bahwa [perempuan] itu saudara perempuannya yang haram dinikahi dan mahramnya.
Ia melaksanakan itu semata-mata untuk mesra dan sayang kepadanya. Dan setiap sesuatu yang mendatangkan karena yaitu kecintaan antara suami-istri, sama saja dari suami atau istri, itu perkara yang diharapkan. (Teks indonesia oleh Pedagang roti, dan teks arab oleh rofiah adawiyah)
sumber : https://islamqa.info/ar/83386
Rafiah Adawiyah, Malang 12 oktober 2015