Biografi Soeharto Lengkap, Presiden Indonesia Ke-2 Dan Bapak Pembangunan

Biografi Soeharto lengkap – Soeharto merupakan presiden Indonesia kedua yang juga dijuluki selaku Bapak Pembangunan Indonesia. Ia memerintah selama 32 tahun sekaligus menjadi presiden Indonesia dengan kurun jabatan terlama. Masa kepresidenannya disebut sebagai Orde Baru atau disingkat Orba.

Meski begitu ia juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang otoriter dan korup, sampai puncaknya ia dipaksa mundur pada tahun 1998 balasan demo berkepanjangan yang ditandai selaku abad Reformasi.

Biografi Soeharto

Nah kali ini akan dibagikan profil dan biografi singkat Soeharto lengkap beserta biodata, sejarah, riwayat hidup, keluarga dan foto-foto Soeharto lengkap.

Keluarga Soeharto

Soeharto lahir pada tanggal 8 Juni 1921 di Dusun Kemusuk, Desa Argomoluyo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Ayahnya bernama Kertosudiro, sedangkan Ibu Soeharto bernama Sukirah. Kertosudiro ialah seorang petani dengan kehidupan yang sederhana. Hal ini yang melandasi sebutan bahwa Soeharto adalah anak desa.

Meski begitu latar belakang keluarga Soeharto waktu kecil masih simpang siur, bahkan ada beberapa sumber yang berlawanan. Ibunya Sukirah sempat bercerai dengan Kertosudiro, sampai dia menikah lagi dengan Pramono. Soeharto juga sempat diasuh oleh kakak wanita Kertosudiro alasannya argumentasi ekonomi.

Pendidikan Soeharto

Soeharto menempuh pendidikan Sekolah Dasar, tetapi dia juga sering membantu dalam gembala kerbau. Ia sempat tinggal bersama kakeknya, Mbah Atmosudiro dan kemudian pindah lagi ke tempat tinggal bibinya. Akibatnya sekolahnya juga turut berpindah-pindah. Meski begitu Soeharto mendapat pendidikan yang layak, tergolong pendidikan agama.

Soeharto pun melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama, saat dia tinggal bersama Hardjowijono, sahabat ayahnya. Kemudian ia berpindah SMP ke kawasan asalnya di Kemusuk. Usai final SMP, Soeharto ingin melanjutkan ke jenjang SMA, namun terkendala problem ongkos dan ekonomi.

Soeharto sempat mencari pekerjaan hingga beliau diterima selaku pembantu klerek di suatu Bank Desa. Namun pekerjaannya cuma bertahan sebentar saja. Ia lalu mendaftar sebagai prajurit Koninklijk Nederlands Indisce Leger (KNIL), serdadu kerajaan Belanda. Mulai sinilah, karir militer Sohearto dimulai.

  Perhatikan Informasi-Keterangan Berikut! Kapak Yang Bagian Tajamnya Seperti Kapak Kerikil, Hanya Bagian Tangkainya Berbentuk Corong

(baca juga biografi Soekarno)

biodata soeharto

Karir Militer Soeharto

Pada tahun 1940, ia diterima sebagai siswa di sekolah militer di Gembong, Jawa Tengah. Ia akhir selaku lulusan terbaik dengan pangkat kopral. Pada 5 Oktober 1945, Soeharto resmi menjadi anggota TNI atau Tentara Nasional Indonesia, usai Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Ia pun banyak ditugasi memimpin operasi militer, seperti penumpasan pemberontakan Andi Aziz di Sulawesi serta mengamankan kota Makassar dari gangguan eks KNIL. Soeharto juga turut serta dalam serangan biasa di Yogyakarta pada 1 Maret 1949.

Karir militernya makin cemerlang. Pada tahun 1956, Soeharto diangkat menjadi Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang. Pangkatnya pun naik menjadi kolonel. Meski sempat diwarnai informasi pemecatan pada tahun 1959, namun Soeharto pun dibebaskan dan dipindahkan di Bandung.

Pangkatnya kembali naik menjadi brigadir jenderal pada tahun 1960. Banyak juga jabatan gres yang ia emban, termasuk sebagai Panglima Kohanudad (Komando Pertahanan AD). Di usia 41 tahun, pangkatnya dinaikkan menjadi mayor jenderal serta menjadi Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dan merangkap sebagai Deputi Wilayah Indonesia Timur di Makassar.

Soeharto dan G-30-S PKI

Sekembalinya dari Indonesia Timur, Soeharto yang telah naik pangkat menjadi mayor jenderal, ditarik ke markas besar ABRI oleh Jenderal A.H. Nasution. Di tahun 1962, Soeharto diangkat selaku Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Ia membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) untuk melawan gerakan G-30-S PKI yang berkecamuk pada 1 Oktober 1965.

Soeharto lalu diberikan wewenang untuk melakukan pencucian terhadap orang-orang yang dituduh sebagai pelaku G-30-S/PKI. Peristiwa Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) pada 11 Maret 1966 berisi bahwa presiden Soekarno memberi wewenang pada Soeharto untuk mengambil segala langkah-langkah untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.

Keputusan yang diambil Soeharto yaitu segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) serta penangkapan sejumlah menteri yang disangka  terlibat Gerakan 30 September. Situasi politik yang semrawut membuat Soeharto ditunjuk sebagai pejabat presiden. Soeharto kemudian menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno.

  Asal Legenda Candi Prambanan (Pembahasan Lengkap)

Soeharto Sebagai Presiden

Soeharto karenanya resmi menjadi presiden sesuai hasil sidang lazim MPRS pada 27 Maret 1968, setelah menjabat sebagai presiden sementara sejak tahun 1967. Ia lalu berkuasa sebagai presiden selama 31 tahun sebelum akhirnya mundur pada tahun 1998.

Masa kepresidenan Soeharto disebut selaku masa Orde Baru (Orba). Ia dipilih kembali oleh MPR sebagai presiden pada penyeleksian lazim tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Meski begitu, senantiasa terpilihnya Soeharto diakibatkan alasannya imbas dan kuasanya yang begitu besar.

Selama menjadi presiden, Soeharto berjasa dalam pembangunan nasional di Indonesia. Soeharto membangun negara yang stabil dan meraih kemajuan ekonomi dan infrastruktur. Bahkan Indonesia sempat dijuluki sebagai Macan Asia pada periode kepemimpinannya.

Dalam kala ini, masyarakat mendapati harga bahan-materi pokok yang terjangkau dan suasana keamanan dan ketertiban yang tersadar, juga tercapainya Swasembada Beras. Melalui keputusan MPR, Soeharto dianugerahi gelar Bapak Pembangunan Indonesia. Di dunia barat, beliau dijuluki The Smilling General sebab raut mukanya yang ramah dan senantiasa tersenyum.

Selama memerintah, ada beberapa sosok yang pernah menjadi wakil presiden Soeharto, di antaranya ialah Sri Sultan Hamengkubuwono IX (1973-1978), Adam Malik (1978-1983), Umar Wirahadikusumah (1983-1988), Sudharmono (1988-1993), Try Sutisno (1993-1998), dan BJ Habibie (1998).

Meski begitu, banyak juga hal negatif selama masa kepresidenannya. Kebebasan pers dan berpendapatan di masa Soeharto sangat rendah. Media yang mengkritik Soeharto akan dibungkam dan dibubarkan. Soeharto juga membatasi kebebasan warga Indonesia keturunan Tionghoa. Ia juga turut menduduki Timor Timur.

Yang paling parah adalah korupsi masif yang dilaksanakan Soeharto dan jajarannya. Bahkan rezim Soeharto disebut selaku rezim paling korup dalam sejarah dunia terbaru. Banyak juga kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang terjadi di kala Orde Baru.

Mundurnya Soeharto dan Peristiwa 1998

Pada tahun 1998, terjadi gelombang protes masif oleh mahasiswa dan masyarakat Indonesia. Penyebabnya yaitu rezim korup Soeharto serta krisis moneter yang terjadi semenjak tahun 1997. Akibatnya, mahasiswa menuntut Soeharto untuk mundur sesudah 31 tahun berkuasa.

  Hari Anti Narkoba Internasional - 26 Juni

Puncaknya yakni pendudukan gedung DPR/MPR oleh mahasiswa dan massa yang protes, sampai terjadi Tragedi Trisakti dan Semanggi, dimana banyak korban jiwa yang jatuh. Soeharto balasannya mundur dari jabatannya sebagai presiden pada tanggal 21 Mei 1998.

Jabatan presiden lalu diemban oleh BJ Habibie, yang sebelumnya menjadi wakil presiden. Hal ini menandai berakhirnya kala Orde Baru sesudah 31 tahun Soeharto berkuasa. Sebagai gantinya, era baru pun disebut sebagai era Reformasi hingga sekarang.

Soeharto Meninggal

Usai Soeharto mundur, aneka macam upaya dikerjakan untuk mengadili Soeharto atas praduga korupsi besar-besaran yang ia lakukan selama berkuasa. Namun upaya pengadilan senantiasa terkendala kondisi kesehatan Soeharto yang terus memburuk dari tahun ke tahun.

Menurut Transparency International, Soeharto menggelapkan uang dengan jumlah terbanyak dibandingkan pemimpin dunia lain dalam sejarah dengan asumsi 15-35 miliar US dolar selama 31 tahun kala pemerintahannya. Ia pun menjadi presiden terkorup sepanjang kurun.

Soeharto kemudian meninggal dunia pada tanggal 27 Januari 2008 di usia 86 tahun di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di Astara Giri Bangun, Solo pada Senin, 28 Januari 2008. Proses pemakaman dipimpin oleh inspektur upacara, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), presiden Indonesia dikala itu.

Istri dan Anak Soeharto

Soeharto menikah dengan Raden Ayu Siti Hartinah, anak KRMT Soemoharyomo. Istrinya lalu lebih diketahui dengan panggilan Tien Soeharto. Pernikahan keduanya berjalan pada tanggal 26 Desember 1947 di kota Solo dikala Soeharto berusia 26 tahun dan Tien berusia 24 tahun.

Keduanya dikarunai 6 orang anak ialah:

  • Siti Hardiyanti Hastuti (Tutut)
  • Sigit Harjojudanto (Sigit)
  • Bambang Trihatmodjo (Bambang)
  • Siti Hedianti Harijadi (Titiek)
  • Hutomo Mandala Putra (Tommy)
  • Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek)

Biodata Soeharto

Berikut biodata Soeharto selengkapnya mencakup nama lengkap, kawasan tanggal lahir, tanggal meninggal dan profil Soeharto.

Nama lahir : Soeharto
Lahir : 8 Juni 1921 di Kemusuk, Yogyakarta
Meninggal : 27 Januari di Jakarta
Agama : Islam
Dikenal selaku :

  • Presiden Indonesia ke-2
  • Presiden di periode Orde Baru
  • Bapak Pembangunan Indonesia

Foto-Foto Soeharto

urutan presiden indonesia soeharto

Riwayat hidup Soeharto di atas sungguh berhubungan bersahabat dengan perjalanan Indonesia dari era Orde Lama ke Orde Baru serta menuju ke era Reformasi. Info biografi Soeharto tersebut dikutip dari banyak sekali sumber. Sekian berita profil Soeharto kali ini.