Biografi Pencipta Lagu Maju Tak Gentar

Siapakah pencipta lagu Maju Tak Gentar? Kami percaya Anda pasti sering menyanyikan salah satu lagu usaha ini. Pencipta lagu ini adalah Bapak Cornel Simanjuntak, pria kelahiran Pemantangsiantar, Sumatera Utara 1921. Pada zaman kemerdekaan, beliau merupakan salah satu seniman besar yg banyak menyumbangkan pemikirannya bagi perkembangan seni di Indonesia. Tokoh penting yg turut serta menjinjing hibrida bagi perkembangan musik Indonesia. Pecipta lagu heroik & patriotik yg bisa menghidupkan semangat usaha. 
Lagu-lagunya mampu memompa semangat perjuangan, salah satunya adalah lagu Maju Tak Gentar ini. Hampir setiap jiwa khususnya cowok akan terbakar semangatnya kalau mendengar lagu ini.Nah, pada potensi ini kami akan menghidangkan kisah dr tokoh pencipta lagu usaha Maju Tak Gentar, selamat membaca.

Pencipta Lagu Maju Tak Gentar,  Cornel Simanjuntak

Cornelis Simanjuntak ialah pria kelahiran Sumatera Utara, tepatnya di Pematang Siantar pada tahun 1921. Ayahnya bernama Tolpus Simanjuntak ialah seorang pensiunan polisi kolonial, sedangkan ibunya bernama Rumina Siahaan. Sejak kecil, laki-laki yg beragama Nasrani ini sangat gemar dgn musik, terutama musik klasik. Pendidikan Cornel Simanjuntak ditempuh di HIS St. Fransiscus, Medan tamat pada tahun 1937. Saat C. Simanjuntak bersekolah di HIS, talenta musiknya sudah mulai kelihatan. Di sekolahnya, ia diketahui sungguh cendekia bermain gitar. Nonton film & menyimak lagu-lagu barat menjadi kebiasaan favoritnya saat itu.

Kemudian, Ia melanjutkan pendidikannya di HIK Xaverius College Yogyakarta & lulus pada tahun 1942. Binsa Sitompul, seorang sahabatnya di HIK Muntilan, sangat mengakui kecerdasan C. Simanjuntak. Baginya, C. Simanjuntak yakni seorang langsung jujur, pemberani, & teguh pada pendirian. Di sekolahnya itu, ia dipertemukan dgn J. Schouten seorang pengajar musik tangguh. Cornel Simanjuntak diajak bergabung ke dlm grup simponi bentukan gurunya itu.

  Puisi Islami Senandung Senja

Kelompok ini sering memainkan simponi karya Bach, Beethoven, Haydn, Wagner, & Strauss. Tidak menanti waktu lama, Cornel Simanjuntak menjadi salah satu anggota yg menonjol di kelompoknya tersebut. Bakat musiknya ini sukses menarik perhatian Schouten & Cornel pun semakin sering diikutkan dlm kelas musik Schouten. Di sekolah itu pula ia banyak mengenal komposer-komposer dunia seperti Schiller, Goethe, Shakespeare, & Heine.

Selama menempuh pendidikan, ia diketahui sebagai salah satu siswa cerdas. Karena itu pula, setelah lulus dr aneka macam jenjang pendidikan, Ia kemudian sempat mengabdi selaku guru sekolah di Magelang & Jakarta. Namun sebab kecintaannya pada seni, C. Simanjuntak lalu beralih profesi bekerja di Keimin Bunka Shidosho, sebuah Kantor Kebudayaan Jepang. 
Di tempat itulah Cornel Simanjuntak menciptakan beberapa lagu propaganda terhadap Jepang, yakni Menabung, Bikin Kapal, Menanam Kapas, & yg paling populer di antara lagunya ialah waktu itu yaitu Hancurkanlah Musuh Kita. Beberapa tokoh di bidang musik tercatat pernah menjadi gurunya, mirip Sudjasmin, Ray, & Pater J. Schouten.

Ikut Berjuang Mempertahankan Kemerdekaan

Kita yg hidup di zaman sekarang lebih banyak mengenal C. Simanjuntak selaku seniman pencipta lagu-lagu nasional perjuangan. Padahal, beliau pula pernah menggeluti ke medan perang ikut serta dlm usaha fisik melawan penjajah. Ia memanggul senjata terlibat dlm banyak peperangan di daerah Jakarta & Karawan. Asrul Sani, salah seorang sahabatnya pada masa revolusi memaparkan bahwa semangat perjuangan Cornel Simanjuntak sungguh tinggi. Kata-kata Cornel Simanjuntak yg membekas diingatan Asrul Sani ialah dikala Cornel berkata pada dirinya:

Kalau saudara hendak mencari saya, jangan cari di rumah. Saya ada di markas API, Menteng 31. Buat sementara waktu saya meninggal musik. Saya kini merasa bebas sebebas-bebasnya & dgn kebebasan yg saya dapatkan ini saya pasti akan mampu menghalang jiwa saya. Saya tidak mau perasaan kebebasan itu hilang. Kalau kemerdekaan kita diambil orang, ia pun akan turut hilang. Sekarang ada pertempuran untuk kebebasan ini. Saya tersangkut di dalamnya.

Cornel Simanjuntak tak kenal letih untuk mengikuti setiap peperangan. Hingga dlm sebuah pertempuran di kawasan Senen, Tangsi Penggorengan Jakarta, pahanya tertembak. Saat itu, Ia dirawat di CBZ, sekarang berjulukan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Lalu, pasukan Sekutu pun datang melakukan penyisiran di rumah sakit. Ia pun dibopong pergi oleh sahabat-sahabat seperjuangannya untuk dibawa keluar kota Jakarta, tepatnya ke Yogyakarta. Di kota inilah banyak tercipta lagu-lagu Heroik dr Cornel Simanjuntak, mirip Maju Tak Gentar, Tanah Tumpah Darah, Teguh Kukuh Berlapis Baja, Pada Pahlawan, & Indonesia Tetap Merdeka.

 Kami yakin Anda pasti sering menyanyikan salah satu lagu perjuangan ini Biografi Pencipta Lagu Maju Tak Gentar

Di Yogyakarta, keadaan kesehatannya menurun, Ia makin sering sakit-sakitan. Batuk kering yg dideritanya cukup parah sampai bikin badannya melemah & menyusut. Ia pun harus dirawat di Sanatorium Pakem, Yogyakarta. Namun, sakit yg dideritanya itu tak membuat ia berhenti berkarya. Sembari diopname, ia terus membuat lagu-lagu usaha untuk mengkremasi semangat para pejuang.

  Puisi Bencana Alam | Negeriku Desaku

Di rumah sakit, kondisi kesehatan pencipta lagu maju tak gentar ini tak ada perubahan. Hingga pada tanggal 15 September 1946, C. Simanjuntak menghembuskan napas dlm usia yg masih sangat muda, 25 tahun. Menjelang ajalnya pun, Ia masih sempat menciptakan lagu berjudul Bali Putra Indonesia, sayangnya lagu itu tak sempat diselesaikannya. Cornel Simanjuntak pun dimakamkan Pemakaman Kerkop Yogyakarta, namun kemudian dipindahkan ke TMP Semaki Yogyakarta. Di pemakaman itulah batu nisannya bertulis “Gugur sebagai seniman & serdadu tanah air”