Tokoh Fisika Galileo Galilei (1564-1642) – Galileo Galilei ialah tokoh fisika yang populer sebagai seorang penemu hukum benda jatuh, hukum bandul, dan aturan gerak yang lalu dirumuskan oleh Isac Newton. Selain itu ia ialah seorang yang terkenal sebab inovasi teleskop. Ia juga menyangkal bahwa bumi bukan sentra tata surya, melainkan mataharilah sebagai sentra tata surya. Berikut ini mimin sajikan Biodata, Profil serta Biografi Galileo Galilei.
Biodata Galileo Galilei
Nama : Galileo Galilei
Lahir : 15 Januari 1564 Pisa, Italia
Wafat : 8 Januari 1642 (umur 78) Pennsylvania, Amerika Serikat
Orang Tua : Vincenzo Galilei (Ayah), Giulia di Cosimo Ammannati (Ibu)
Pasangan : Marina Gamba
Anak : Maria Celeste, Vincenzo Gamba, Livia Galilei
Dikenal atas : Kinematika, teleskop, tata surya
Biografi Galileo Galilei
Galileo lahir di Italia pada tanggal 15 Februari 1564. Galileo yaitu anak dari Vincenzo Galilei dan Giulia. Galileo menerima pendidikan pertamanya di suatu biara di erat Florence. Ayah galileo berharap kelak dia menjadi seorang dokter alasannya gajinya yang besar.
Sejak kecil Galileo Galilei sudah menawarkan kepandaiannya. Seperti dikala malam hari melihat bintang, dalam pikirannya Galileo bertanya, apakah bumi ini seperti bulan? Apakah bintang itu memancarkan cahayanya sendiri seperti matahari? Lebih erat matahari atau bintangkah? Dan sebagainya.
Prinsip ayunan bandul yang ditemukan Galileo diketahui dengan nama “isochronism” yang artinya keseragaman waktu. Prinsip ini dimanfaatkan dalam aneka macam hal, mirip menertibkan waktu dari jam-jam, pengukuran gerakan bintang-bintang bahkan sebagai permulaan dari dinamika pengetahuan mutakhir sekarang ini yang berhubungan dengan aturan-aturan gerakan dan kekuatan. Sebagai misalnya yakni penemuan Chirsian Huygens yang berhasil menciptakan jam pertama sesudah membaca laporan penelitian dari Galileo perihal ayunan bandul tersebut.
Menurut Galileo Bumi Tidak Datar
Gagasan lain yang dikemukakan oleh Galileo adalah wacana bumi yang tidak datar. Menurutnya bumi berbentuk mirip bola raksasa. Meskipun demikian kita tidak akan jatuh saat mengelilinginya.
Pusat bumi mempunyai kekuatan asing yang mampu disebut dengan “gaya berat”. Setiap benda memiliki berat, meskipun pusat dan titik berat tidak selau di tengah-tengah benda. Apabila titik berat sebuah benda berada diatas maka benda akan gampang rebah karena mempunyai titik berat yang tinggi. Namun sebaliknya jikalau sebuah benda mempunyai titik beratnya di bagian bawah maka benda tidak akan mudah rebah alasannya titik beratnya rendah. Prinsip inilah yang kini dipakai untuk membuat (merancang) sehingga diciptakannya kendaraan bertingkat yang mampu dilihat dibeberapa kota besar.
Galileo ialah salah satu ilmuwan yang menolak teori yang dikemukan Aristoteles bahwa “benda yang lebih berat akan lebih singkat jatuhnya dibandingkan dengan benda yang ringan”. Menurut Galileo setelah dikerjakan eksperimen beliau menyimpulkan bahwa “benda dari materi yang sama namun mempunyai tahanan berlainan, memiliki kecepatan yang berbanding terbalik dengan tahanannya”.
Dari hasil percobaan yang dihasilkan Galileo dapat ditarik kesimpulan bahwa kecepatan benda hingga di tanah ialah sama. Dalam hal ini kecepatan benda jatuh itu setiap detiknya dapat dijumlah. Dalam ruang hampa, benda yang jatuh akan menempuh jarak yang besarnya berbanding lurus dengan kuadrat waktunya. Jika dituliskan dengan rumus maka persaaannya yakni
Keterangan:
s = Jarak (ketinggian awal benda) (satuan dalam SI yaitu meter)
g = Percepatan gravitasi (di bumi besarnya g =9,8 m/s2)
t = waktu (sekon)
Sedangakan untuk mencari kecepatan yang ditempuh benda setiap detiknya dirumuskan dengan:
Keterangan:
Vt = Kecepatan yang ditempuh benda sehabis t detik (m/s)
g = Percepatan gravitasi (di bumi besarnya g = 9,8 m/s2)
t = waktu (sekon)
Galileo Menemukan Alat Pengukur Suhu
Selain wawasan diatas, ilmu lain yang disumbangkan Galileo adalah menemukan alat pengukur suhu pertama kali disebut dengan termometer. Eksperimen yang dijalankan Galileo menurut pada teorinya perihal benda-benda yang akan menyusut jikalau panaskan dan sebaliknya, jikalau dikeringkan akan menyusut. Termometer berasar dari bahasa Yunani, thermos yang bermakna panas, dan meter yang mempunyai arti ukuran.
Bersama mahasiswa-mahasiwanya, Galileo melakukan percobaan untuk menetukan zat apa yang paling cocok untuk mengisi termometer. Dengan menggunakan tabung beling yang khusus tahan terhadap panas. Pada salah satu ujungnya, tabung itu berbentuk bola dan ujung yang lain dibiarkan terbuka dengan lubang yang sempit. Pada ujung tabung yang berbentuk bola digenggam kurang lebih satu menit hingga udara dalam tabung menjadi hangat.
Selanjutnya pada ujung tabung yang berlubang sempit dicelupkan ke dalam gelas yang berisi air. Genggaman pada ujung tabung dilepaskan sehingga udara dalam tabung menjadi acuh taacuh kembali dan air naik dalam pipa tabung. Pipa pada tabung diberi garis dan angka (skala). Dari percobaan ini Galileo menyimpulkan bahwa air bukanlah cairan yang baik untuk mengisi sebuah termometer. Hal ini dikarenakan air akan membeku pada trend masbodoh.
Eksperimen berlanjut dengan menggunakan berbagai macam zat cair. Zat cair berikutnya yang digunakan ialah alkohol. Dipilih alkohol alasannya adalah tidak membeku ketika didinginkan sampai beberapa beberapa derajat di bawah nol. Tetapi alkohol sendiri merupakan cairan yang cepat mendidih. Akhirnya Galilei dan mahasiswa-mahasiswanya mencari zat yang lambat dalam membeku dan usang juga dalam mendidih.
Setelah mencoba mencari zat cair apakah itu, dipilihlah air raksa atau disebut raksa saja selaku cairan pengisi termometer. Hal ini disebabkan karena titik beku raksa rendah yaitu -390C dan titik didih yang sungguh tinggi ialah 3570C. Dengan demikian mampu disimpulkan bahwa jikalau ingin mengukur suhu tinggi maka digunakan termometer air raksa, sedangkan untuk mengukur suhu yang sangat minim menggunakan termometer alkohol.
Galileo Terinspirasi Untuk Membuat Teleskop
Selain mendapatkan termometer yang pertama kalinya, Galileo juga terinspirasi untuk membuat teleskop. Teleskop yang mempunyai arti “jauh” dan “lihat”. Kaprikornus teleskop memiliki kegunaan untuk menyaksikan benda-benda yang sangat jauh. Teleskop produksi Galileo pertama kali cuma memiliki 9 kali dari besar benda yang hendak dilihat. Setelah itu dia juga menciptakan teleskop dengan perbesaran sampai 30 kali bahkan 33 kali dari besar benda yang dilihat dengan mata telanjang.
Dengan teleskop yang beliau buat, Galileo mengamati bulan. Berdasarkan hasil pengamatannya itu dia mengemukakan bahwa di bulan terdapat gunung dan kawah-kawah. Ia juga menyimpulkan bawa bumi dan bulan tidak memancarkan cahayanya sendiri namun memantulkan cahaya yang diterima dari matahari. Menurut Galileo, bintang-bintang yang terlihat kecil itu salah satunya disebabkan letaknya yang lebih jauh dibandingkan letak planet-planet lain.
Selain mengatai bulan, Galileo juga memperhatikan planet Yupiter dengan teleskop buatannya. Berdasarkan hasil pengamatannya itu mampu dibilang bahwa planet Yupiter mempunyai bulan sebanyak 4 buah. Karena sering melaksanakan pengamatan terhadapp planet-planet, bintang dan bulan, Galileo menuangkan pengetahuannya dalam sebuah buku berjudul “Massage from Stars” atau Utusan bintang-bintang.
Dalam bukunya itu Galileo menyatakan kebenaran dari teori Heliosentris yang dikemukakan oleh Copernicus. Bahwa bumi berputar pada porosnya sambil mengitari matahari. Kaprikornus mataharilah yang menjadi pusat peredaran tata surya. Dengan kata lain, Galileo menolak teori dari prinsip Geomentrisnya Aristoteles.
Galileo Menemukan Venus dan Cincin Saturnus
Dari pengusutan memakai teleskop, Galileo juga memperoleh bahawa Venus yaitu planet terdekat dengan bumi karena cahayanya paling cemerlang. Merkurius dan Venus juga berputar mengelilingi matahari. Pada waktu malam hari atau subuh kedua planet ini sering terlihat erat dengan matahari.
Penemuan lain yang disumbangkan oleh Gallileo ialah “Cincin Saturnus”. Menurut Galileo berdasarkan pengamtan yang ia lakukan, selain Yupiter, Saturnus juga mempunyai bulan yang benar sebanyak dua buah. Namun setahun kemudian, bulan tersebut tampak mengecil hingga di tahun selanjutnya dengan lintasan masing-masing bulan hampir mirip lingkaran. Inilah yang sering dinamakan dengan “cincin saturnus”.
Dalam bukunya yang berjudul “Letters on the Sunspot” atau surat-surat wacana bintik-bintik matahari. Salah satu isi buku itu menjelaskan bahwa matahari berputar lambat dalam sumbunya, dan bumi juga berputar mengelilingi matahari. Buku itu beliau tulis sesudah melaksanakan eksperimen pada matahari memakai teropongnya. Galileo menyaksikan adanya beberapa bintik matahari yang bergerak lambat dan membutuhkan waktu selama 25 hari untuk melaksanakan satu kali putaran.
Galileo juga melakukan pengamatan kepada gerakan sebuah peluru. Menurut Galileo, gerakan pada peluru berupa lintasa yang berupa parabola. Jika peluru ditembakkan ke atas dengan sudut kemiringan tertentu maka peluru akan jatuh setelah menempuh lintasan berbentukparabola. Berdasarkan hal tersebut karenanya juga dapat dihitung letak (jarak) jatuhnya gerakan sebuah peluru tersebut.
Selain menciptakan alat untuk melihat benda-benda yang sungguh jauh letaknya, terbesit dalam diri Galileo untuk memperoleh alat yang mampu dipakai untuk melihat benda-benda yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Alat ini kini populer dengan nama “mikroskop”, yang artinya “kecil dan lihat”.
Mikroskop merupakan alat dengan perbesaran bayangan sungguh tinggi dibanding dengan lup. Pada mikroskop digunakan dua buah lensa positif yang dekat dengan benda atau disebut selaku lenda objektif, dan dekat dengan mata atau disebut dengan lensa okuler. Karena menggunakan dua lensa positif yang sifatnya memperbesar bayangan maka perbesaran bayangan pada mikroskop terjadi sebanyak dua kali.
Galileo juga melakukan observasi terhadap gerakan sebuah peluru. Menurut Galileo, gerakan pada peluru berupa lintasan yang membentuk parabola. Jika peluru ditembakkan ditembakkan ke atas dengan sudut kemiringan tertentu maka peluru akan jatuh sesudah menempuh lintasan berbentukparabola. Berdasarkan hal tersebut jadinya juga mampu dijumlah letak (jarak) jatuhnya gerakan sebuah peluru tersebut.
Berdasarkan pada banyaknya inovasi yang dijalankan melalui percobaan (eksperimen) maka tidak mengherankan kalau Galileo menerima julukan sebagai ‘Bapak Zaman Eksperimental’ dan orang yang menaruh dasar-dasar metode ilmu wawasan modern. Galileo meninggal dengan segudang penemuan yang sangat berguna bagi berlangsungnya kehidupan di dunia ini.