Biografi Archimedes “Bapak Ilmu Wawasan Alam Eksperimental”

Nama Archimedes memang telah familiar di pendengaran kita. Ya, karena nama tersebut sudah kita kenalnya semenjak di kursi SMP. Dalam bahan Sekolah Menengah Pertama ada pembahasan tentang Hukum Archimedes yang menerangkan kondisi benda dari karam, terapung, ataupun terbang. Hukum yang didapatkan secara tak sengaja tersebut ternyata masih berlaku sampai kini. Yahh, pastinya penemunya adalah salah satu orang paling jenius di dunia yaitu Archimedes.
Infografis Archimedes
Archimedes diketahui selaku “Bapak Ilmu Pengetahuan Alam Eksperimental”. Hal ini berdasarkan pada penemuannya yang dapat dari hasil percobaan (eksperimen) yang dilakukannya. Bahkan konon kabarnya saat meninggal pun dalam kondisi melakukan eksperimen. Berikut ini mimin suguhkan Biodata, Profil serta Biografi Archimedes.

Nama Archimedes memang sudah familiar di telinga kita  Biografi Archimedes “Bapak Ilmu Pengetahuan Alam Eksperimental”

Biodata Archimedes
Nama : Archimedes
Lahir : 287 SM Sirakusa, Italia
Wafat : 212 SM SM Sirakusa, Italia
Orang Tua : Phidias (Ayah), –
Saudara : –
Dikenal atas : Hukum Archimedes, teori pengungkit dan sentra gaya, hukum paradoks hidrostika, sekrup archimedes.
Biografi Archimedes
Archimedes ialah anak dari Phidias. Ia juga masih tergolong dalam keponakan raja Hiero II yang berkuasa pada kurun itu. Archimedes hidup sekitar tahun 287 sampai 212 Masehi. Ia dikenal sebagai seorang astronom dan filusuf yang jago.
Selain hebat dalam astronom dan filisus, Archimedes yakni seorang tokoh fisika dan matematika yang berasal dari kota Syracusa Sisilia. Karena matematikanya yang ahli, sebagian orang mengangga bahwa Archimedes patut disejajarkan dengan Newton dan Gauss. Archimedes termasuk salah satu murid Eucledes, seorang ahli matematika terkenal.
Semasa Archimedes hidup, Ia telah memberi sumbangsih kepada dunia. Bahkan teori-teori dan penemuannya hingga sekarang masih dipakai. Berikut beberapa teori dan inovasi penting yang disumbangkan Archimedes dalam hidupnya:
Hukum Archimedes
Hukum Archimedes bermula dari perintah Raja Hieron II (Raja Siracusa) untuk mengambarkan kemurnian mahkotanya apakah terbuat dari emas murni atau gabungan. Setelah berhari-hari menimbang-nimbang caranya, kesannya Archimedes menemukan cara untuk menandakan kemurnian mahkota raja.
Pada siang hari yang panas, Archimedes memutuskan untuk berendah dalam kolam mandi. Air dalam bak diisi penuh. Ketika memutuskan untuk masuk dalam bak, ternyata air dalam bak meluap dan tumpah ke lantai, sambil ke luar dari kolam mandi ia berlari dan berteriak: “Eureka, eureka (telah kutemukan, sudah kutemukan)”, tanpa menyadari bahwa dirinya dalam keadaan telanjang. Karena itu tak mengherankan jikalau banyak orang yang menduga gila. Archimedes telah berhasil mendapatkan cara mengambarkan kemurnian emas mahkota raja. Hal inilah yang menjadi dasar dari Hukum Archimedes.
Bunyi Hukum Archimedes
Setiap benda yang dicelupkan ke dalam sebuah zat cair maka benda akan mengalami gaya angkat (gaya Archimedes) yang beratnya sama dengan berat zat cair yang tumpah.” Oleh karena itulah berat benda dalam zat cair akan terasa lebih ringan dibandingkan berat di udara.”
Teori Pengungkit dan Pusat Gaya
Dalam bidang mekanika. Archimedes berhasil menemukan teori pengungkit dan pusat gaya berat. Penggunaan tuas dalam perang dengan mencipakan crane (derek) memperlihatkan bahwa Archimedes sudah mengetahui prinsip tuas, ialah dua benda yang mencapai keseimbangan berat pada suatu jarak tertentu mempunyai besar yang proporsional secara timbal-balik.
Tidak hanya itu, dengan berlandaskan dengan teori pengungkitnya bahkan Archimedes pernah menyampaikan bisa mengangkat bumi jikalau ada yang memperlihatkan tempat untuk bangkit “berikan aku daerah untuk berdiri dan aku akan mengangkat bumi” (give me a place to stand on and i will move thr earth). Sungguh sebuah inovasi yang luar biasa. Dengan memakai pengungkit (tuas) kita mampu mengangkat beban yang beratnya jauh diatas berat badan kita sendiri.
Hukum Paradoks Hidrostika
Dalam hukum Paradoks Hidrostika yang diungkapkan Archimedes diterangkan bahwa “semua titik yang terletak pada sebuah bidang datar di dalam zat cair sejenis, akan memiliki tekanan yang serupa.” Kaprikornus besarnya gaya tekan tidak tergantung pada berat zat cair dan luas ganjal tabung yang ditempati zat cair tersebut.
Tekanan sebuah titik yang berada di bawah permukaan air tersebut dengan tekanan Hidrostika. Seperti yang disebutkan diatas bahwa tekanan hidrostika tidak dipengaruhi oleh berat zat cair, melainkan diputuskan oleh aspek-faktor berikut:
– Massa jenis zat cair (ρ)
– Gaya gravitasi bumi (g)
– Kedalam zat cair (h)
Sekrup Archimedes
Archimedes berjasa juga dalam mendapatkan sekrup (ulir) Archimedes. Sebuah alat yang dipakai untuk mengangkat air dengan jalan memutar gagang alat ini dengan tangan. Penggunaan awal alat ini yakni untuk membuang air yang masuk ke dalam bahtera atau kapal. Tapi dalam perkembangannya dipakai untuk memompa air dari dataran yang lebih rendah ke tanah yang lebih tinggi. Alat ini sampai kini masih dipakai oleh petani diseluruh dunia.
Saat itu pompa ulir diciptakan untuk mengangkat air dari kawasan yang lebih rendah maupun tujuan perang. Memang tidak disingkirkan bahwa suatu inovasi umumnya akan dipicu oleh sebuah kebutuhan mendesak. Cermin pembakar, derek (crane) untuk melontarkan panah dan kerikil atau menenggelamkan kapal yakni penguasaan fisika Archimedes yang mampu dikatakan hebat pada kala itu.
Katrol (Kerek Bergantung)
Penemuan lain yang disumbangkan Archimedes yakni kerek bergantung (katrol). Dalam hal ini katrol berfungsi untuk merenggangkan pengangkatan benda-benda berat.
Menentuka Luas Lingkaran dan Besar π = 3,14159
Dalam bidang matematika, Archimedes yaitu orang pertama yang memberi sistem menjumlah π (phi) dengan derajat akurasi yang tinggi. Menghitung besaran π dijalankan dengan cara membuat bulat diantara dua sisi enam. Dengan menambahjumlah segi- Archimedes membuat 96 sisi, diperoleh besaran:
3 10/71
(3,14084
Selain itu Archimedes berhasil menenukan keliling sebuah lingkaran. Melalui eksperimen berulang kali memakai berbagai macam ukuran lingkaran. Mulai dari yang sungguh kecil sampai besar, hasilnya Archimedes mendapatkan suatu konstanta nilai π besarnya 3,1415 yang berdasarkan nilai keliling bundar jikalau dibagi dengan diameternya senantiasa menghasilkan 22/7 atau setara dengan (3,14159). Setlah berhasil memilih keliling lingkaran dan nilai tetapan π (phi) sebesar 3,14159, Archimedes berhasil mendapatkan luas lingkaran.
Itu tadi sedikit postingan ihwal Biografi Archimedes “Bapak Ilmu Pengetahuan Alam Eksperimental”. Semoga mampu berguna. Sekian dan sampai jumpa pada postingan perihal biografi tokoh fisika selanjutnya. Terima kasih atas kunjuangannya dan jangan lupa untuk di share.
Sumber : Subini, Nini. 2013. Kisah Menarik Einstein dan Kawan-Kawan. Yogyakarta : Penerbit Javalitera.

  Inilah Persoalan Utama Yang Merepotkan Dihadapi Oleh Galileo