Beramallah Dengan Ikhlas, Jauhilah Syirik (Bagian 2)

Lanjutan dr Beramallah Dengan Ikhlas, Jauhilah Syirik

Diriwayatkan dr Abu Hurairah Radhiyallah Anhu sebuah hadits dengan-cara marfu,

قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيْهِ مَعِيْ غَيْرِيْ تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

“Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Aku tak membutuhkan sekutu & kesyirikan. Barangsiapa yg melakukan suatu amalan yg dicampuri dgn kesyirikan kepada-Ku, maka Aku akan meninggalkannya bersama kesyirikannya.” (HR. Muslim).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda,

مَنْ صَلَّى يُرَائِى فَقَدْ أَشْرَكَ، وَمَنْ صَامَ يُرَائِى فَقَدْ أَشْرَكَ، وَمَنْ تَصَدَّقَ يُرَائِى فَقَدْ أَشْرَكَ

“Barangsiapa yg melaksanakan shalat untuk dilihat orang maka beliau sudah berbuat syirik, & barangsiapa yg berpuasa untuk dilihat orang maka ia telah berbuat syirik, & barangsiapa yg bersedekah untuk dilihat orang maka ia sudah berbuat syirik.” (HR. Ahmad).

Diriwayatkan dr Umar bin Khathab, beliau berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu aliaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

“Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya, & setiap orang cuma menerima dr apa yg diniatkannya. Maka, barangsiapa yg hijrahnya pada Allah & Rasul-Nya, maka hijrahnya itu pada Allah & Rasul-Nya.

Dan barangsiapa yg hijrahnya alasannya dunia yg akan dicapainya atau perempuan yg akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dgn niat hijrahnya.” (Muttafaq ‘Alaihi).

Wahai para hamba Allah!

Sesungguhnya nrimo adalah amalan hati yg penting & tergolong dlm definisi doktrin. Amalan hati mempunyai kedudukan yg agung, bahkan tindakan hati lebih penting & didahulukan ketimbang amalan panca indra.

  Pelajaran Penting dari Peristiwa Haditsul Ifki (2)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah mengatakan tentang amalan hati,

“Amalan hati merupakan pondasi doktrin & kaidah pokok agama, seperti menyayangi Allah & Rasul-Nya, bertawakal kepada-Nya, lapang dada dlm menjalankan perintah agama alasannya adalah Allah, bersyukur pada Allah, bersabar atas aturan yg ditetapkan-Nya, takut & berharap terhadap-Nya.

Sikap & perbuatan ini wajib dilakukan oleh setiap hamba menurut janji para ulama.”

Mengingat penting & agungnya tindakan tersebut, sebagian ulama menyampaikan,

“Saya berharap seandainya ada seseorang dr ulama yg memusatkan kesibukannya untuk mengajarkan pada insan wacana tujuan mereka berinfak, dia duduk mengajarkan tentang niat, bukan yg lain.

Namun, sayangnya pada umumnya dr mereka menyia-nyiakan perkara ini.”

Sehingga, banyak orang yg meremehkan ilmu ini  yang mana dengannya Allah memberi faedah bagi semua negeri & bagi para hamba-Nya.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Beramallah Dengan Ikhlas, Jauhilah Syirik (Bagian 3)