Bentuk permukaan bumi selalu mcngalaml pergantian, baik alasannya tenaga dari dalam bumi (tenaga endogen) maupun tenaga dari luar bumi (tenaga eksogen).
Tenaga endogen yang mensugesti bentuk wajah bumi berupa acara tektonik dan vulkanik.
Adapun tenaga eksogen yang mempengaruhi bentuk muka bumi berbentukpelapukan dan erosi.
Proses pelapukan dan abrasi ini dikerjakan oleh berbagai distributor pelapukan dan erosi seperti air, angin, dan gletser.
Akibat dari adanya tenaga endogen dan eksogen ini, muka permukaan bumi tidak rata namun terdiri atas banyak sekali bentukan mirip dataran, lembah, bukit, dan pegunungan.
Baca juga:
Salah satu tenaga pembentuk permukaan bumi yakni vulkanisme. Vulkanisme ialah segala aktivitas magma dari lapisan dalam litosfer yang menyusup ke lapisan yang lebih atas sampai ke luar permukaan bumi.
Istilah vulkanisme sering kali diartikan secara sempit sebagai aktivitas magma setelah keluar dari dalam bumi atau sebagai kelanjutan dari kegiatan magma di bawah permukaan bumi (plutonisme).
Gambar di atas merupakan Semburan berbagai gas dan anutan lava panas yang dihasilkan oleh letusan Gunung Areal di Kosta Rika mefupakan bab dari aktivitas vulkanisme
Hasil kegiatan vulkanisme dalam mengganti bentuk paras bumi mampu dilihat dari hadirnya sejumlah bentukan seperti aneka macam bentuk gunung, pegunungan, kubah, dan dome.
Gunung meaipakan bentukan kerucut atau kubah yang bangun sendiri. Pegunungan ialah rangkaian gunung yang berderet memanjang. Baca juga: Soal UN pengembangan daerah yang sulit
Aktivitas vulkanisme menghasilkan sejumlah material yang turut berperan dalam membentuk badan gunung atau menimbun lapisan sekitar gunung. Material-material tersebut dikeluarkan selama era letusan tertentu.
Wujud dari material-material tersebut berlawanan-beda dan menghipnotis bentuk gunung api yang dibentuknya.
Material vulkanik yang dikeluarkan dari gunung api dapat berupa padat, cair, dan gas. Material vulkanik berbentuk cair dapat berupa lava dan lahar. Lava yaitu ajaran magma di permukaan bumi yang menutup permukaan di sekitarnya.
Lahar adalah pemikiran lumpur panas yang merupakan gabungan lava dengan air. Material vulkanik yang padat disebut eflata atau piroklastik. Eflata mampu berupa bom, lapili, pasir vulkanik, dan debu vulkanik.
Material vulkanik juga terdapat dalam bentuk gas. Material vulkanik yang berupa gas berbentukuap air, belerang, asam arang, dan karbon monoksida.
Selain oleh wujud material yang dikeluarkannya, bentuk gunung api yang dihasilkan oleh acara vulkanisme juga dipengaruhi oleh jenis atau tipe magma dan tipe letusannya.
Adapun tipe magma yang dikeluarkan oleh gunung api secara lazim mampu dibedakan menjadi dua jenis, yaitu magma basaltik dan magma silika. Baca juga: Sumber daya alam pulau Jawa
Perbedaan Magma Basaltik Dan Magma Silikia
Magma basaltik (basaltic magma)
Magma basaltik dapat dibedakan dengan mudah dari tipe magma lainnya dari sifatnya yang encer.
Magma basaltik dihasilkan dari letusan yang relatif hening alasannya gas dalam magma dikeluarkan dengan segera lewat celah atau retakan.
Magma basaltik mengandung kadar silika yang rendah dan relatif cair. Karena sifatnya yang cair, magma tersebut menutupi daerah yang luas, tetapi lapisannya relatif tipis.
Tipe magma ini secara luas dijumpai pada punggung samudra di mana antarlempeng saling berpisah atau menjauh dan di dataran vulkanik serta plato pada benua. Temperatur lava mencapai 900°C sampai 1200°C.
Karena cair, maka kecepatan anutan lava basaltik mampu meraih 20 km per jam sebelum kesannya berhenti dan membeku. Baca juga: Dampak letusan gunung api
Magma basaltik dijumpai pada sejumlah gunung di dunia seperti di Hawaii, sehingga dikenal selaku tipe Hawaii dan tipe pahoehoe. Tipe gunung api yang dihasilkan oleh tipe magma basaltik yaitu tipe gunung api perisai.
Magma silika (silicic magma)
Sesuai dengan namanya, magma ini mengandung kadar silika yang tinggi dan bersifat kental. Magma silika mampu menjadikan letusan yang sungguh mahir. Kentalnya magma menjadikan gas susah keluar atau memisahkan diri dari magma.
Akibatnya gas tersebut tersimpan dalam waktu yang lama dan menjadi tenaga yang berpengaruh untuk menghasilkan ledakan.
Magma tipe ini menghasilkan batuan beku granitik. Temperatur magma relatif lebih rendah dibandingkan magma basaltik. Karena kekentalannya, maka pedoman magma relatif terhambat.
Bentukan yang dihasilkan magma ini berbentukkubah berbentuk bundar pada lubang kepundan. Magma tipe ini menghasilkan tipe gunung api komposit atau strato dan gunung api mar. Baca juga: Pelapukan mekanik, kimia dan biologi
Erupsi kelud tahun 2014 |
Baik magma basaltik maupun magma silika dikeluarkan dari bentuk lubang yang memiliki bentuk berbeda.
Perbedaan bentuk lubang menyebabkan perbedaan jenis erupsi yang teijadi. Berdasarkan bentuknya tersebut, maka erupsi yang teijadi mampu dibedakan menjadi bentuk erupsi berikut. Baca juga: Lapisan horizon tanah dari atas sampai bawah
Erupsi linier, yaitu letusan yang terjadi pada lubang yang bcrbcntuk memanjang. Contoh tipe ini terjadi di Eslandia.
Magma yang dikeluarkan dan gunung api tersebut bersifat sangat encer dan menutupi daerah yang sungguh luas.
Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi pada lubang kawasan keluarnya magma yang berupa sebuah daerah yang berukuran besar dan luas. Letusan tersebut terjadi alasannya posisi dapur magma berada dekat permukaan.
Erupsi sentral, adalah letusan yang terjadi pada lubang erupsi berupa pipa yang relatif kecil dan sempit.
Akibatnya, material vulkanik yang dihasilkan berbentuk kerucut vulkanik. Tipe ini menciptakan tiga bentuk gunung api, adalah gunung api perisai, gunung api mar, dan gunung api strato.
Gunung api perisai ialah bentukan hasil erupsi efusif atau pemikiran. Gunung api tersebut terbentuk sebab sifat magma yang dikeluarkan cair atau encer.
Magma yang dihasilkan mengalir ke segala arah dengan ketebalan lapisan yang tipis dan ketinggian yang rendah. Gunung api di Kepulauan Hawaii merupakan acuan yang bagus dari tipe ini.
Gunung api mar, adalah bentukan hasil erupsi ekspiosit atau ledakan. Gunung api tipe ini mempunyai dapur magma yang relatif kecil dan dangkal. Akibatnya, dengan hanya satu kali letusan maka aktivitas gunung api tersebut akan berhenti.
Ketinggian gunung ini relatif rendah dan memiliki kemiringan yang cukup curam. Pada bekas letusan, lazimnya terbentuk danau yang dasarnya relatif kedap air. Contoh tipe ini ialah Danau Eifel di Perancis dan Ranu Klakah di lereng Gunung Lamongan.
Gunung api strato, ialah bentukan gunung api yang dihasilkan letusan eksplosif dan efusif secara bergantian.
Gunung api tersebut berupa kerucut yang tinggi dengan lereng yang curam. Kerucut yang tinggi ialah hasil dari timbunan material-material vulkanik yang padat maupun cair secara terus-menerus.
Dari 129 buah gunung api aktif di Indonesia, sebagian besar merupakan tipe gunung api strato seperti Tangkuban Perahu, Ciremai, Kelud, Dempo, Kerinci, Merbabu, dan Gede-Pangrango. Adapun teladan paling klasik dari tipe gunung api ini adalah Gunung Fuji di Jepang.