Menurut Peter Hagget, untuk memperoleh masalah geografi maka dipakai tiga bentuk pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Keruangan
Fenomena geografi berlawanan dari wilayah yang satu dengan wilayah yang lain dan memiliki teladan keruangan atau spasial tertentu (spatial structure). Tugas para mahir geografi yakni menjawab pertanyaan mengapa pola keruangan dari fenomena geografi tersebut terstruktur seperti itu dan bagaimana terjadinya (spatial process). Berdasarkan perbedaan ini muncul interaksi antarwilayah dalam bentuk adanya pergerakan insan, barang dan jasa. Pada dikala ini data keruangan tersedia dalam format SIG atau format-format yang kompatibel dengan SIG. Untuk bidang atau disiplin ilmu lain yang berbeda dan menghasilkan aneka macam data spasial dapat dipresentasikan hasil-hasil kerjanya (output) dalam bentuk SIG. Analisis keruangan dapat dijadikan alat komunikasi antarberbagai disiplin ilmu sekaligus merupakan fasilitas pertukaran data yang efektif.
2. Pendekatan Kelingkungan
Istilah ekologi pertama kali digunakan oleh E. Heackel (1986). Analisis ekologi menatap keterkaitan antara tanda-tanda pada atmosfer, litosfer, hidrosfer dan biosfer. Komponen-bagian yang terdapat pada geosfer meliputi bagian abiotik (makhluk hidup) dan unsur abiotik (benda mati). Analisis ekologi memandang ruang atau wilayah selaku kawasan berlangsungnya korelasi atau saling keterkaitan antara bagian-komponen lingkungan. Pendekatan ekologi didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yakni interaksi antara organisme hidup dengan lingkungannya. Salah satu elemen dalam ekosistem yang berkembang di atas batas maksimum maka elemen yang lainnya akan mengalami penurunan (degradasi), baik kualitas maupun kuantitasnya. Ada perbedaan yang khas antara studi geografi dengan ekologi dalam menganalisis suatu fenomena di permukaan bumi.
Salah satu teori pendekatan atau analisis ekologis yaitu teori lingkungan. Geografi menatap bahwa lingkungan hidup manusia ini terdiri atas lingkungan fisik, mirip gunung, topografi tanah, tata air, lingkungan biologis, mirip binatang, berkembang-tumbuhan, dan lingkungan sosial mirip penduduk dalam pranata sosial. Dalam analisis ekologi, kita menjajal menelaah interaksi antara insan dengan ketiga lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.
3. Pendekatan Kompleks Wilayah
yakni perpaduan antara pendekatan spasial dengan analisis ekologi. Kelemahan analisis kompleks wilayah yaitu kurang jelasnya struktur serta fokus yang berorientasi pada dilema. Keunggulannya terletak pada fungsinya sebagai sintesis yang memungkinkan pemahaman secara holistis dan komprehensif atas wilayah. Hal ini sangat dibutuhkan dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya.