Benarkah Setiap Muslim Akan Masuk Neraka??

BENARKAH SETIAP MUSLIM AKAN MASUK NERAKA?? 
Topik ini aku peroleh saat pulang kampus bareng sobat-sobat entah bagaimana awal pembicaraan ini berjalan, banyak pertimbangan maupun pendangan yang sering saya dengar dari orang-orang  terdekat, dan tadi temanpun mengajukan pertanyaan “Apakah benar setiap atau semua muslim akan masuk neraka?” aku coba untuk menjawab tetapi alasannya tidak menawarkan klarifikasi dengan jelas menurut Al-qur’an maupun Hadist, jadi, tanggapan saya kurang besar lengan berkuasa .. ya tentu alasannya dikala kita berbicara wacana dunia dan akhirat mesti menurut firman Allah  Subhanallahu wa ta’ala (Al-Qur’an) maupun Hadist Nabi Muhammad Salallahu wa ‘alaihisalam.. sebab apapun yang kita ucapkan, lakukan, akan dimintai pertanggungjawaban kelak nanti..
Wallahu’alam
Langsung saja kita bahas dari banyak sekali sumber yang sudah saya baca mengenai pembahasan .. “APAKAH BENAR SETIAP MUSLIM AKAN MASUK NERAKA?”
Mari kita bahu-membahu merenungkan kebenaran firman Allah berikut.

وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Allah prospektif terhadap orang-orang mukmin, lelaki dan wanita, (akan mendapat) nirwana yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, infinit mereka di dalamnya, dan (menerima) tempat-daerah yang anggun di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah yakni lebih besar; itu yakni keberuntungan yang besar.” (QS. At-Taubah’ 9:72)

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. 

Kesalahpahaman yang terjadi kalau kita membaca ayat Al-Qur’an secara tidak keseluruhan,
“Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mengunjungi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu yaitu sebuah kemestian yang telah ditetapkan.” (QS. Maryam’ 19:71)
 kalau kita membaca hanya sebagian maka, mampu terjadi kesalahpahaman adalah bahwa terjemahan ayat diatas menerangkan semua Muslim masuk neraka, karena ada kalimat “tidak seorangpun dari padamu mengunjungi neraka”. Tapi sebelumnya bacalah baik-baik konteks ayat berikut:

QS. Maryam’ 19:66-72

وَيَقُولُ الإنْسَانُ أَئِذَا مَا مِتُّ لَسَوْفَ أُخْرَجُ حَيًّا أَوَلا يَذْكُرُ الإنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْئًا فَوَرَبِّكَ لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَالشَّيَاطِينَ ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا ثُمَّ لَنَنْزِعَنَّ مِنْ كُلِّ شِيعَةٍ أَيُّهُمْ أَشَدُّ عَلَى الرَّحْمَنِ عِتِيًّا ثُمَّ لَنَحْنُ أَعْلَمُ بِالَّذِينَ هُمْ أَوْلَى بِهَا صِلِيًّا وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

  Pola Makalah Agama Islam Wacana Membangun Bangsa Lewat Sikap Taat

Terjemahan:

66. Dan berkata insan: “Betulkah kalau saya sudah mati, bahwa saya sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?”

67. Dan tidakkah manusia itu menimbang-nimbang bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dulu, sedang dia tidak ada sama sekali?
68. Demi Tuhanmu, bahu-membahu akan Kami bangkitkan mereka bersama syaitan, lalu akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut.
69. Kemudian niscaya akan Kami tarik dari tiap-tiap kalangan siapa di antara mereka yang sangat durhaka terhadap Tuhan Yang Maha Pemurah.
70. Dan lalu Kami sangat lebih mengenali orang-orang yang sebaiknya dimasukkan ke dalam neraka.
71. Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu yaitu suatu kemestian yang telah ditetapkan.
72. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam kondisi berlutut.

Jika kita membaca konteks ayat diatas secara keseluruhan, ada beberapa pembagian ‘manusia’ yang harus ditekankan disini. Dalam kalimat, “Dan tidak ada seorangpun dari padamu” (Ayat 71), kata ‘padamu’ yang dimaksud tersebut secara lazim yaitu insan ciptaan Allah yang mempertanyakan keinginandan kuasa Allah (Ayat 66-67), namun secara khusus ‘padamu’ yang dimaksud yakni manusia yang sangat durhaka kepada Allah (Ayat 69) dan insan yang telah seharusnya dimasukkan kedalam neraka dalam Pengetahuan Allah (Ayat 69)
.

Sekarang kita cermati QS. Maryam’ 9:71 yang merupakan sumber ketidak pahaman

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا
“wa-in minkum illaa waariduhaa kaana ‘alaa rabbika hatman maqdhiyyaan”
“Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mengunjungi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah sebuah kemestian yang telah ditetapkan.

Dalam ayat diatas Allah memakai kata ‘waariduhaa’ yang mempunyai arti ‘mendatanginya’ atau ‘melewatinya’ (pass over it). Allah tidak menggunakan kata ‘khaaliduhaa’ yang memiliki arti ‘memasukinya’ (enter). Perhatikan Terjemahan Yusuf Ali:

“Not one of you but will pass over it: this is, with thy Lord, a decree which must be accomplished.” (T-QS. Maryam’ 9:71)

Perlu dikenali bahwa setiap orang kelak di akhirat akan meniti sirath (jalan atau jembatan) yang berada di atas neraka. Yang selamat dan tidak akan jatuh ke dalam neraka hanyalah orang-orang yang bertakwa, orang yang bertakwa akan diselamatkan dan tidak akan menyentuh api neraka tersebut.

  Liberalisme Salah Satu Penyebab Politik Mengalami Penyimpangan

Kaprikornus jelasnya, Allah memakai kata ‘waariduhaa’ yang berarti ‘mengunjungi’ atau ‘melalui ‘ untuk semua manusia sebab semua insan akan mendatangi neraka dalam arti menitih jembatan atau sirath yang berada diatas neraka, namun bukan berarti semua manusia akan memasukinya atau berdiam diri dalam neraka tersebut. Ayat selanjutnya sudah sungguh menjelaskan:

ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

“Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam kondisi berlutut.” (QS. Maryam’ 19:72)

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni jago Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka awet di dalamnya. Mereka itu ialah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah’ 98:6)

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Hai Ahli Kitab, sebenarnya sudah tiba kepadamu Rasul Kami (Muhammad), menerangkan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya sudah tiba kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab (Al-Qur’an) yang pertanda. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keamanan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita terhadap cahaya yang terperinci benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Maaidah’ 5:15-16)

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَى فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلا نَذِيرٍ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Hai Ahli Kitab, bekerjsama telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari’at Kami) kepadamu dikala terputus (pengiriman) rasul-rasul biar kamu tidak menyampaikan: “Tidak ada tiba kepada kami baik seorang pembawa isu bangga maupun seorang pemberi perayaan.” Sesungguhnya sudah datang kepadamu pembawa gosip besar hati dan pemberi perayaan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Maaidah’ 5:19)

  Menikah Itu Alasannya Allah, Bukan Karena Liat Temen Nikah Jadi Pengen Nikah...

مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلا يُجْزَى إِلا مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Barangsiapa melaksanakan perbuatan jahat, maka ia tidak akan dibalasi melainkan seimbang dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa melakukan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang beliau dalam kondisi beriman, maka mereka akan masuk nirwana, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.” (QS. Al-Mu’min’ 40:40)

وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Allah menjanjikan terhadap orang-orang mukmin, lelaki dan wanita, (akan menerima) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, baka mereka di dalamnya, dan (menerima) daerah-kawasan yang manis di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS. At-Taubah’ 9:72)

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Dan sampaikanlah berita besar hati kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-nirwana itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dulu.” Mereka diberi buah-buahan yang sama dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka awet di dalamnya” (QS. Al-Baqarah’ 2:25)

Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya.

Wallahu’alam.. 
Kesimpulannya : 
Sebaik-baik umat yakni umat yang taat akan perintah dan larangan dari Allah Subhanallahu wa ta’la, yang mengikuti sunnah Rasul-Nya. Berdoalah supaya kita diberi isyarat , mendapat derma Allah dan safaat Rasulullah diakhirat kelak, berdoalah memohon ampun disepertiga malam atas dosa-dosa yang sudah banyak kita kerjakan, berdoalah semoga kita menjadi hamba yang diharamkan akan api neraka yang memperabukan, berdoalah semoga kita mendapat hidayah-Nya. Berdoalah hanya terhadap Allah, sebab sebaik-baik cita-cita adalah berharap kepada-Nya. 
Sumber: