Bekal Abad Sekarang Dan Esok Hari Bagi Perjaka Pemudi

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Salam makmur, biar tetap tercurahkan terhadap baginda nabi Muhammad saw., dimana beliaulah yang membangun umat insan dipermukaan bumi ini dengan akhlaqul karimah, hingga kita sekalian mengenali hal-hal yang terpuji dan hal-hal yang tercela berkat hidayah Allah swt.

Sesuai dengan tema diatas, maka kami hendak menguraikan secara singkat, dengan cita-cita agar kita mampu mengambil hikmahnya, serta kita nantinya berupaa untuk mengamalkan dalam kehidupan saehari-hari. Ketahuilah bahwa era muda sangatlah banyak tantangan yang dihadapinya, dari hari ke hari, terutama masa kini. Dimana kaula muda diombang-ambingkan oleh berbagai macam dampak budaya, yang kasatmata-faktual terbukti dan terjadi. Kalau kita mau mempehatikan sejenak perihal kondisi perjaka dikala ini, mirip halnya yang kita jumpai baik dikota besar sediki demi sedikit telah merembet ke desa-desa, yakni dengan adanya pergaulan bebas, cara berpakaian merefleksikan tidak islami: Dalam hal ini menjadikan kebiasaan dan tidak ajaib lagi untuk dijalankan. Demikian juga sering terjadi perkelahian antar cowok, pertengkaran antar pelajar, bermabuk-mabukan, serta tindak pidana lainya. Melihat realita yang sungguh-sungguh menjadi fakta saat ini, maka marilah kita berhati-hati, dan bersiap-siap untuk menghadang hal-hal tersebut, supaya kita tidak ikut larut dan tenggelam dalam hal tersebut. Lalu langkah apa yang harus kita lakukan untuk bekal hari kini dan hari esok, agar langsung kita betul-betul berkhasiat bagi agama, bangsa dan negara, sehingga keceriaan gemilangnya dimasa depan betul-betul mampu menjadi realita, adapun bekal yang terbaik dan istimewa yang benar-benar mesti kita persiapkan dan selalu dipegang yakni ilmu pengetahuan dan takwa.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka imam Syafi’i berkata:

  3. Kultum Tentang Sabar dan Syukur Singkat

Artinya:

Hidupnya cowok itu demi Allah mesti dengan ilmu dan takwa terhadap Allah, jikalau kedu-duanya itu kosong memiliki arti perjaka itu tidak ada (maksud cowok yang tidak ada artinya)

Ilmu dan takwa selaku modal utama dalam kehidupan ini khususnya bagi generasi muda, dan umumnya bagi orang muslim. Maka kedua itu mesti menjadi pegangan dalam hidup ini, biar kita menjadi perjaka yang sungguh-sungguh handal, hndal punya arti, sehingga tidak mudah diwarnai dengan lingkungan yang negatif, akan tetapi kita berusaha mewarnai ligkungan dengan banyak sekali acara yang aktual.

قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيم

Artinya:

Mereka (lainnya) berkata, “kami mendengar ada seorang cowok yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim.” Perlu ditekankan bahawa para Nabi a.s itu hanya diutus untuk mengganti kondisi, sehingga setiap Nabi yang diutus adalah orang-orang terpilih dan cuma daripada kelompok perjaka (syabab) sahaja. Bahkan pada umumnya dibandingkan dengan pengikut mereka dibandingkan dengan kelompok perjaka juga (walaupun begitu ada juga pengikut mereka itu terdiri daripada mereka yang telah tua dan juga yang masih kanak-kanak. “Ashabul Kahfi”, yang tergolong selaku pengikut nabi Isa a.s ialah sekelompok bawah umur muda yang usianya masih muda lagi, yang mana mereka telah menolak untuk kembali keagama nenek moyang mereka yakni menyembah selain Allah. Disebabkan bilangan mereka yang sedikit (hanya tujuh orang), mereka sudah bermuafakat untuk mengasingkan diri dibandingkan dengan penduduk dan berlindung di dalam sebuah gua. Fakta ini diperkuatkan oleh Al-Quran di dalam surah Al-Kahfi ayat 9-26, di antaranya:

Perlu ditekankan bahawa para Nabi a.s itu hanya diutus untuk mengubah kondisi, sehingga setiap Nabi yang diutus adalah orang-orang terpilih dan cuma dibandingkan dengan golongan cowok (syabab) sahaja. Bahkan pada umumnya ketimbang pengikut mereka dibandingkan dengan kalangan cowok juga (meskipun begitu ada juga pengikut mereka itu terdiri ketimbang mereka yang sudah renta dan juga yang masih kanak-kanak. “Ashabul Kahfi”, yang termasuk selaku pengikut nabi Isa a.s yaitu sekelompok yakni belum dewasa muda yang usianya masih muda lagi yang mana mereka sudah menolak untuk kembali keagama nenek moyang mereka ialah menyembah selain Allah. Disebabkan bilangan mereka yang sedikit (hanya tujuh orang), mereka sudah bermuafakat untuk mengasingkan diri dibandingkan dengan penduduk dan berlindung di dalam suatu gua. Fakta ini diperkuatkan oleh Al-Alquran di dalam surah Al-Kahfi ayat 9-26, di antaranya:

  Menjangkau Kekayaan Dengan Ibadah

“(Ingatlah) tatkala pemuda-cowok itu mencari daerah santunan (gua) kemudian berdoa: ‘Wahai uhan kami berikanlah rahmat depada kami dari sisi-Mu dan tolonglah kami dalam menempuh langkah yang sempurna dalam persoalan kami (ini) (10)…Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad saw) dengan sesungguhnya. Sesungguhnya mereka itu adalah perjaka-perjaka yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta) dan Kami beri mereka tambahan pimpinan (akidah, taqwa, ketetapan hati dan sebagainya) (13).

Demikia uraian singkat yang bisa kami sampaikan. Praktis-mudahan membawa manfaat. Bilahi taufik walhidayah.

Wassalamu’alaikum waramatullahi wabarakaatuh.