Pada areal pertanaman karet rakyat, umumnya gawangan tidak ditanam penutup tanah kacangan. Selama lebih kurang tiga tahun pertama (tajuk tanaman karet belum menutup), petani direkomendasikan untuk mempergunakan gawangan dengan mengusahakan tanaman pangan mirip padi gogo, kedelai, jagung dan lainnya.
Untuk pembangunan epilog tanah, kacangan campuran konvensional berisikan Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides, dan Centrosema pubescens merupakan penutup tanah yang ideal di perkebunan karet. Campuran konvensional memberikan bahan organik dan unsur hara ke dalam tanah lebih banyak daripada rumput alami, melindungi tanah dengan tepat dari erosi, dan menunjukkan imbas aksentuasi kepada serangan JAP. Dapat dibangun dengan teknik yang sederhana baik secara manual jikalau tenaga kerja cukup tersedia maupun secara kimiawi. Kelemahannya yaitu kurang toleran kepada suasana ternaung sehingga pertumbuhannya berangsur-angsur depresi bila tajuk tanaman karet menutup permukaan tanah.
Selain kacangan adonan konvensional di atas, Calopogonium caeruleum (CC) salah satu jenis yang memberikan materi organik lebih banyak dari yang dihasilkan kacangan konvensional dan melindungi permukaan tanah dari erosi setaraf atau lebih baik dari kacangan adonan konvensional. Juga berperan menekan secara efektif serangan JAP. Dibanding dengan kacangan yang lain, jenis ini lebih toleran kepada situasi ternaung dan kekeringan, kurang disenangi hama. Selama kala TM kacangan jenis CC mampu bertahan tumbuh dalam gawangan karet. Pertumbuhan awalnya lebih lambat menutup permukaan tanah dibanding dengan kacangan konvensional.
Jenis kacangan lain yang pada saat ini banyak digunakan di perkebunan adalah Mucuna bracteata, menghasilkan bahan organik cukup besar dan pertumbuhannya sangat cepat. Pengamatan di lapangan pertumbuhan sulur kacangan yang sehat dapat mencapai >10 cm setiap 24 jam dan dengan penanaman sama banyak dengan jumlah tegakan karet per hektar, ternyata dalam waktu 6 bulan dapat menutup pemukaan tanah dengan tepat. Mucuna sungguh efektif melindungi permukaan tanah dari erosi utamanya pada kala TBM, lebih toleran kepada situasi ternaung dan kekeringan, kurang digemari hama dan tidak diminati ternak, sehingga jenis kacangan ini sangat sesuai untuk dipergunakan pada areal TBM yang berpotensi menerima gangguan ternak lembu maupun kambing. Selama era TM Mucuna bracteata masih dapat bertahan tumbuh dalam gawangan karet. Kelemahannya, karena kemajuan kacangan ini sangat cepat, frekuensi rotasi pengendalian sulur menjadi lebih sering. Dalam dua minggu, bila perkembangan sulur tidak dikendalikan maka akan melilit batang tanaman karet.
Penanaman penutup tanah kacangan.
Penanaman biji kacangan dikerjakan secara menugal dalam 4 barisan, masing-masing berjarak 1 meter di tengah gawangan. Campuran biji kacangan yang ditanam diaduk lagi dengan Rock Phosphat sebanyak 25 kg/ha pada ketika hendak menanam. Saat menanam biji kacangan yaitu setelah tanah tamat dimasak tepat dan materi pembiak vegetatif gulma serta serpihan-belahan kayu telah dikesampingkan.
Penanaman di Lapangan
Pemancangan
- Kegiatan penanaman tumbuhan karet dimulai dengan penentuan jarak tanam. Pada saat ini banyak dianut jarak tanam dengan kerapatan populasi sekitar 500 s.d 600 pohon/ha. Dengan populasi tersebut, dapat menggunakan jarak tanam pagar 3,3 x 6,0 m atau 2,75 x 6,0 m.
- Setelah penentuan jarak tanam dijalankan, berikutnya dilakukan pemancangan titik tanam di lapangan. Dimulai dengan pancang kepala dengan arah barisan tanaman timur barat utamanya pada daerah datar, sedangkan pada daerah dengan topografi bergelombang berbukit, arah barisan diubahsuaikan dengan kontur. Pancang kepala dibentuk lebih tinggi dari anak pancang semoga memudahkan dalam meluruskan barisan tanam. Kompos dan tali atau kawat diharapkan untuk menentukan arah dan jarak tanaman dalam barisan.
Pemancangan dan Pembuatan lubang tanam
- Lubang tanam dibuat minimal 1 ahad sebelum tanam dengan maksud biar ada peluang untuk diperiksa jumlah maupun ukurannya, pada titik pancang dibuat lubang tanam dengan ukuran 70 x 70 x 60 cm.
- Pada ketika penggalian lubang tanam, tanah bagian atas (top soil) ditaruh disebelah kanan lubang dan sub soil diletakkan disebelah kiri lubang tanam.
- Sebelum penanaman dilaksanakan, apalagi dulu dikerjakan pemupukan lubang tanam dengan memakai pupuk RP dengan dosis pemupukan setiap lubang tanam 250 g. Pemberian pupuk ini dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan akar karet yang gres ditanam. Pupuk dicampurkan secara merata pada tanah yang mau dipakai untuk menguruk kembali tumbuhan karet yang ditanam.
BAGIAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG I, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG II, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG III, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG IV, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG V, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VI, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VII, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VIII, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG IX, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG X, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
Penanaman karet
- Penanaman karet dilakukan pada isu terkini hujan besar.
- Bibit yang polibegnya robek mesti diikat dengan tali semoga tidak pecah dikala dimuat ke lapangan.
- Bibit yang didistribusikan ke lapangan diletakkan di samping lubang tanam. Dalam lubang diadaptasi dengan tinggi polibeg.
- Dasar polibeg disayat dengan pisau dan bibit diletakkan dalam lubang tanam. Dari bab samping plastik disayat dan dilepaskan dari bibit, diletakkan di atas pancang sebagai tanda bahwa palstik sudah dibuka.
- Arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan pada tanah rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulasi diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras. Pada saat penanaman, pertautan okulasi dikontrol sedemikian rupa sehingga setelah ditimbun tanah, pertautan okulasi akan tertimbun sekitar 10 cm di bawah permukaan tanah. Setelah persyaratan dipenuhi, tanah sub soil ditutupkan terlebih dulu lalu disusuk dengan tanah top soil. Pemadatan tanah dijalankan dengan tangan mulai dari bab pnggir ke arah tengah atau diinjak pelan-pelan namun jangan sampai perihal tanah polibeg. Tanah pada bagian tanaman dibuat cembung untuk menghindari air hujan yang menggenang.