Okulasi ialah sebuah proses penempelan mata tunas dari klon-klon proposal pada batang bawah yang terpilih sehingga mampu menunjukkan hasil sesuai impian. Pelaksanaan okulasi pada tanaman karet ada dua jenis yang didasarkan pada ukuran diameter batang bawah dan umur batang bawah. Okulasi hijau umur 4-5 bulan dengan diamter 1.1-1.3 cm dan okulasi coklat umur 10-12 bulan dengan diameter 1.5-2.5 cm. Umur entres disesuaikan dengan batang bawah.
Bahan dan Alat yang digunakan untuk okulasi yakni :
- Kain lap
- Pisau okulasi
- Plastik/verban okulasi
- Kolter/TB 192
- Gunting stek
Dalam pelaksanaan okulasi ada beberapa tahapan untuk mendapatkan batang bawah yang bagus tahapan-tahapan tersebut adalah :
a. Ketersediaan batang bawah yang akan diokulasi
Batang bawah dipersiapkan melalui pembibitan biji (bagian sebelumnya) dan baru mampu diokulasi bila memenuhi syarat pertumbuhan sesuai jenis okulasi.
BAGIAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG I, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG II, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG III, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG IV, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG V, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VI, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VII, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG VIII, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG IX, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
- BAG X, TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET
Untuk pelaksanaan okulasi coklat dapat dilakukan sebagai berikut :
- Ukuran diameter batang tanaman 1.5-2.5 cm diukur pada ketinggian 5 cm Pertumbuhan daun payung yang paling atas dalam kondisi renta
- Tanaman tidak terserang penyakit
b. Pembuatan jendela okulasi
Pembuatan jendela okulasi dijalankan pada batang bawah yang telah memasuki tolok ukur okulasi diatas. Tujuan dari pembuatan jendela okulasi ini ialah untuk menempelkan mata tunas/entres dari klon yang diharapkan. Pembuatan jendela okulasi terdiri dari beberapa langkah yakni :
- Membersihkan batang bawah dari kotoran tanah atau pasir yang mampu mengusik penyatuan entres dengan batang bawah dengan lap higienis
- Mengiris batang bawah dengan dua irisan vertikal yang sejajar dengan panjang 5 cm dan lebar 1/3 lilit batang bawah pada ketinggian 5-10 cm dari permukaan tanah. Jika terlalu bersahabat dengan tanah akan kian memperkecil kesuksesan okulasi
- Membuat cuilan melintang pada salah satu ujung garis sejajar yang sudah dibentuk. Potongan melintang dapat dibentuk pada ujung atas untuk bukaan bawah atau ujung bawah garis sejajar untuk bukaan atas.
c. Membuat perisai mata okulasi
Perisai okulasi yakni mata okulasi yang diambil dari batang entres untuk ditempelkan pada jendela okulasi. Tahapan kegiatannya yakni selaku berikut :
- Menyiapkan perisai okulasi dari batang entress adalah dengan mengiris entres yang bermata baik (mata yang berada pada ketiak daun) dengan ukuran lebar 1-2 cm dan panjang 5 cm. Ukuran perisai harus lebih kecil dari jendela okulasi yang sudah dibentuk, hal ini bertujuan agar terjadi sirkulasi udara pada okulasi yang dibuat.
- Penyayatan perisai okulasi harus diikut sertakan sedikit bab kayu
- Perisai yang bagus apabila di bab dalam kulitnya terdapat titik berkembang putih yang menonjol. Apabila bab dalam kulitnya berlubang berarti matanya tertinggal pada bagian kayu dan perisai dilarang ditempelkan ke batang bawah.
d. Penempelan perisai mata okulasi
Penempelan perisai mata okulasi dilakukan segera setelah jendela okulasi dibuka dan perisai okulasi mesti dalam kondisi tidak bergerak, lalu jendela okulasi di tekan dan bab ujung nya dipotong dan dibuang, lalu jendela okulasi ditutup dan siap dibalut.
Agar mata okulasi tidak bergerak dan menempel baik dengan batang bawah serta supaya tidak terkena air hujan dan kotoran maka perisai okulasi mesti dibalut besar lengan berkuasa dengan verban/plastik okulasi
f. Pembukaan Verban dan Pemeriksaan Okulasi
Pemeriksaan okulasi dijalankan pada umur 21 hari dan umur 28 hari. Okulasi yang sudah berumur 21 hari dibuka verban okulasinya dan diperiksa apakah tunas okulasi hidup atau tidak. Verban dibuka dengan cara memangkas verban dengan pisau atau cutter tegak lurus ke arah atas. Potongan mesti berada di sebelah belakang bab okulasi.
g. Pembongkaran bibit
Apabila ingin dibongkar dengan cangkul, 7 hari sesudah okulasi jadi, dilaksanakan penyerongan batang bawah dengan ketinggian 10-15 cm di atas pertautan okulasi memakai gergaji serong, dengan kemiringan 45 derajat berlawanan arah mata okulasi dan diolesi dengan kolter/TB 192. Setelah 7-10 hari dan mata okulasi membesar dikerjakan pembongkaran. Setelah tercabut maka akar lateral ditinggalkan sepanjang 5 cm dan akar tunggang dipotong sehingga tinggal sepanjang 25-30 cm. Apabila memakai dongkrak bibit maka 2-3 minggu sebelum dicabut batang bawah dipotong/dipotes pada ketinggian 70 cm dari permukaan tanah. Hasil okulasi yang didapatkan dari pembibitan batang bawah seperti tersebut di atas disebut dengan stum mata tidur.
h. Seleksi Stum Okulasi Mata Tidur
- Stum yang akar tunggangnya terserang jamur akar putih, mata okulasi rusak, akar bercabang banyak (menjari), akar bedenggol atau bengkok (muntir) tidak dipakai selaku materi tanam. Bila akarnya bercabang dua atau tiga maka satu atau dua akar yang terkecil dipotong dan lukanya diolesi dengan TB 192, sehingga mampu digunakan selaku bahan tanam.
- Bibit stum okulasi mata tidur berikutnya dapat disarankan sebagai bahan tanam setelah apalagi dahulu ditumbuhkan didalam polibeg sampai meraih stadia satu atau dua payung daun.