Bag Iii, Tehnik Pengadaan Materi Tanam Karet

Okulasi hijau/coklat.

Dalam pelaksanaan okulasi terdapat enam tahap utama yakni : kesiapan batang bawah, pengerjaan jendela okulasi, penyiapan perisai mata okulasi, penempelan perisai okulasi, pembalutan dan investigasi hasil okulasi. Pada umumnya, untuk okulasi hijau dan coklat, batang bawah disediakan melalui pembibitan lapangan. Tahapan okulasi untuk okulasi hijau dan okulasi coklat yakni sama , yang berlawanan hanyalah umur batang bawah dan entres yang digunakan.

Kriteria matang okulasi batang bawah

  • Untuk okulasi coklat, batang bawah siap diokulasi bila lilit batang telah mencapai 5 – 7 cm, diukur pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah. Tunas ujung dalam kondisi tidur/dorman atau pada stadia daun bau tanah.
  • Untuk okulasi hijau, batang bawah siap diokulasi jika lilit batang telah mencapai 3 – 4,5 cm, diukur pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah.

Pembuatan jendela okulasi.

  • Batang bawah dibersihkan dari kotoran/tanah dengan memakai kain higienis(Gambar 6a)
  • Batang bawah yang sudah bersih diiris vertikal 5-7 cm dari permukaan tanah, lebar 1/3 dari lilit batang
  • Dibuat serpihan melintang diatas irisan vertikal dan dibukakan sedikit ujungnya (Gambar 6b).

Pembuatan perisai mata okulasi

  • Mata tunas yang akan diokulasi diambil dari entres klon unggul(Gambar 6e dan 6f) Klon unggul tawaran antara lain adalah PB 260, RRIC 100, PB 330, BPM 109,IRR39 dll.
  • Mata tunas diambil dengan pengerjaan perisai mata okulasi.
  • Mata tunas yang diambil yaitu mata yang berada di bekas ketiak daun (mata daun).
  • Perisai mata okulasi dibuat dengan mengiris kayu entres, ukuran lebar 1 cm dan panjang 5-7 cm . Setelah dipotong, pada bagian dalam kulit ada titik putih yang menonjol, mempunyai arti mata ikut terambil.
  Makalah: Pemanfaatan Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Kepada Pengguna

Penempelan perisai mata okulasi.

  • Setelah perisai mata okulasi diambil, secepatnya jendela okulasi dibuka dan perisai mata okulasi dimasukkan kedalam jendela.
  • Jendela okulasi ditekan perlahan dan bagian ujung perisai yang dipegang dipotong dan dibuang. Diusahakan biar perisai mata okulasi tidak bergerak-gerak agar mata okulasi tidak rusak.
  • Jendela okulasi lalu ditutup dan siap untuk dibalut.

Pembalutan perisai mata okulasi.

  • Bahan untuk pembalut ialah pita plastik transparan.
  • Pembalutan dimulai dari bawah dan ditarik kesimpulan diatas. Balutan sedemikian rupa sehingga besar lengan berkuasa dan terhindar dari masuk air hujan.

Pemeriksaan hasil okulasi.

  • Buka perban dikerjakan sehabis 3 minggu pengokulasian.
  • Jendela okulasi dibuka dengan cara memangkas lidah jendela okulasi.
  • Keberhasilan okulasi dapat dikenali dengan cara menciptakan cukilan pada perisai mata okulasi diluar matanya. Jika cukilan itu masih berwarna hijau dan bergetah, maka okulasi dinyatakan berhasil.
  • Pemeriksaan hidup defenitif dilakukan satu minggu lalu.

Makalah ini Terdiri dari 3 Bagian, ialah :

  1. BAG I, TEHNIK PENGADAAN BAHAN TANAM KARET
  2. BAB II, TEHNIK PENGADAAN BAHAN TANAM KARET
  3. BAG III, TEHNIK PENGADAAN BAHAN TANAM KARET

Pencabutan bibit

  • Bibit yang sudah sukses okulasinya, lalu dicabut, akar lateral diiris sehingga panjangnya 5-10 cm, akar tunggang dipotong hingga panjangnya 35 cm dan batang diserong 5 – 10 cm diatas pertautan okulasi. Bibit mirip itu disebut bibit stum okulasi mata tidur (SOMT).
  • Pencabutan bibit dapat dikerjakan dengan memakai cangkul atau dengan memakai alat dongkrak stum.
  • Jika memakai cangkul, satu hingga dua minggu sebelum bibit dicabut, bibit dipotong miring pada ketinggian 5 – 7 cm diatas pertautan okulasi. Bekas pecahan diolesi dengan TB 192 atau parafin. Pada jarak 10 cm disisi pokok dibuat lobang pakai cangkul. Sisi lobang ke arah akar nyaris menyentuh akar tunggang pada kedalaman 50-60 cm. Kemudian stum dengan akar terpotong dicabut. Dengan menggunakan cangkul mampu dicabut 100-125 pokok bibit per hari kerja.
  • Jika memakai alat dongkrak stum, 2 s/d 3 minggu sebelum bibit dicabut, bibit dipotong pada ketinggian 50-75 cm diatas pertautan okulasi. Bagian atas batang dijepit dengan alat dongkrak bibit. Kemudian bibit dicabut secara perlahan dengan cara mengungkit tangkai dongkrak bibit (Gambar 7). Dengan menggunakan dongkrak stum dapat dicabut 600 pokok bibit per hari kerja.
  Panti Sosial Tresna Wredha (Pstw) Yogyakarta Unit Akal Luhur, Kasongan

Seleksi stum okulasi mata tidur.

  • Setelah dicabut, akar lateral dirempel sehingga panjangnya 5-10 cm. Akar tunggang disisakan 35 cm. Bibit diiris pada ketinggian 5-7 cm diatas pertautan okulasi dengan arah bagian miring kebelakang tempelan okulasi. Selanjutnya bekas kepingan diolesi dengan TB 192 atau parafin. Bibit demikian disebut dengan Stum Okulasi Mata Tidur (Gambar 8.)
  • Stum yang akar tunggangnya terjangkit jamur akar putih, mata okulasi rusak, akar bercabang banyak (menjari), akar bedenggol atau bengkok (muntir) tidak digunakan selaku materi tanam. Bila akarnya bercabang dua atau tiga maka satu atau dua akar yang terkecil dipotong dan lukanya diolesi dengan TB 192, sehingga mampu dipakai selaku materi tanam.
  • Bibit stum okulasi mata tidur selanjutnya mampu disarankan selaku bahan tanam sehabis apalagi dulu ditumbuhkan didalam polibeg hingga mencapai stadia satu atau dua payung daun.