Bag Ii, Teknis Budidaya Tanaman Karet

Pemeliharaan Tanaman di Bibitan

Pemeliharaan bibitan terdiri dari empat kegiatan yaitu penyulaman/penyisipan, pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit dan pemupukan.

Penyulaman atau penyisipan bertujuan untuk mengganti tumbuhan yang mati atau kerdil/tidak wajar pertumbuhannya. Penyisipan dapat dikerjakan pada saat flora di bibitan berumur paling usang 1-2 ahad dengan menggunakan kecambah kemajuan stadia jarum.

Lahan bibitan harus bebas dari gulma supaya pertumbuhannya tidak terganggu. Penyiangan gulma yang berkembang dapat dijalankan dengan manual (rotasi 1×2 minggu) tergantung dari banyak tidaknya gulma yang tumbuh di lapangan, penggunaan herbisida pada tanaman yang masih muda tidak dibenarkan karena mampu menyebabkan akhir hayat pada flora karet.

Untuk menangkal timbulnya hama dan penyakit yang sering menghancurkan bibitan karet seperti Colletotrichum dan Helmintsosporium dapat diberi obat Dithane M-45 dengan takaran 2 gram/liter/rotasi (1×2 ahad). Untuk menghalangi timbulnya serangan jamur akar putih (JAP) pada umur 2-6 bulan mampu dikerjakan aplikasi biofungisida Triko SP plus dengan takaran 600 Kg/ha, di tabur disekitar barisan flora. Kemudian di tutup dengan tanah menggunakan cangkul. Beberapa hama yang sering menyerang bibitan karet adalah jangkrik, rayap dan tungau untuk menenggulanginya mampu dilaksanakan penyemprotan dengan insektisida yang yang tepat seperti Sevin 85S.

PEMBANGUNAN KEBUN ENTRES

Klon Karet Unggul
Kemajuan observasi karet selama empat siklus seleksi sudah bisa menghasilkan klon karet unggul yang mampu dibagi kedalam tiga klasifikasi ialah :

  1. Klon penghasil lateks : Klon yang mamiliki ciri kesempatanhasil lateks sungguh tinggi namun hasil kayu sedang.
  2. Klon penghasil lateks-kayu : Klon yang mempunyai ciri potensi hasil lateks tinggi dan hasil kayu juga tinggi.
  3. Klon penghasil kayu : Klon yang mempunyai ciri potensi hasil lateks rendah tetapi hasil kayu sangat tinggi.
  Puskesmas Selaku Ujung Tombak

Untuk periode tahun 2004 – 2010, sudah dirumuskan klon karet anjuran untuk penanaman selaku berikut :

  • Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260.
  • Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, IRR 118.
  • Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78

Persyaratan pembangunan kebun entres

BAGIAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET 

a. Lokasi kebun entres
Areal yang memenuhi syarat untuk pembangunan kebun entres, seharusnya memiliki syarat sebagai berikut :

  • Lokasi datar dan tidak tergenang air pada ketika hujan, areal dengan kemiringan 3-5% mampu dipakai, namun perlu dibuat drainase yang bagus
  • Dekat dengan jalan utama semoga mempermudah pengangkutan, pengawasan dan pengantaran kayu entres
  • Lahan memiliki sifat fisik yang bagus (gembur)

b. Penanaman bibit untuk kebun entres
Bahan flora mampu berbentukstum mata tidur atau bibit polibeg berpayung satu atau dua. Penanaman dengan stum mata tidur mesti pada trend hujan. Pemancangan dilaksanakan dengan jarak tanam 1×1 m sisi empat, kemudian dibentuk lubang flora berskala 60 x 60 x 40 cm. Dalam satu hektar kebun entres memiliki tegakan 8000 – 9000 pohon dan bisa menghasilkan mata tunas lebih kurang 600.000 mata. Setiap klon ditanam dalam satu petak dan diberi nomor, dalam satu petak mampu dibentuk 5 baris 40 pohon.

  Pelaksanaan Pelayanan Gizi Jelek

c. Pemeliharaan
Penyiangan
Keadaan kebun entres harus bersih dari rerumputan, penyiangan dapat dikerjakan secara manual 3 ahad sekali atau secara kimia dengan herbisida 3 bulan sekali, memakai herbisida round up dengan takaran 0.2% (2 cc/1 liter). Penyemprotan dijalankan sehabis tumbuhan mencapai 5-6 payung.

Pemupukan
Dosis yang di berikan secara lazim ialah selaku berikut :

  • Tahun I : 50 gram urea, 50 gram SP 36, 10 gram KCl dan 5 gram Kieserit
  • Tahun II : 75 gram urea, 75 gram SP 36, 25 gram KCl dan 10 gram Kieserit

Aplikasi dua kali setahun, setiap perlindungan setengah takaran dalam setahun. Letak tabur pupuk melingkar mengelilingi batang dengan radius 1m dari pohon.

Pengendalian penyakit
Sama dengan pengendalian penyakit di pembibitan batang bawah.

Pemanenan/pemangkasan
Kayu okulasi hijau di panen pada umur 4-5 bulan dan okulasi coklat umur 10-12 bulan. Pemangkasan pertama dilaksanakan dikala tumbuhan berumur 10 bulan dengan ketinggian 40-60 cm. Setelah pemangkasan dijalankan, pada umur 3-4 minggu akan timbul tunas baru, untuk itu perlu dikerjakan seleksi dengan meninggalkan dua sampai tiga cabang. Pemangkasan pada tahun berikutnya lebih kurang 15 cm dari pangkal tunas karangan mata.

Peremajaan kebun entres
Kebun entres dapat dipertahankan sampai umur 10 tahun lalu dijalankan peremajaan. Berdasarkan observasi di lapangan kebun okulasi yang berumur lebih dari 10 tahun menawarkan kemunduran dalam pertumbuhan.