Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Pada dikala siang hari memang suhu udara tidak mengecewakan panas. Sekitar jam sepuluh hingga sebelum waktu adzan asar tepatnya. Meskipun begitu, kebetulan hari ini dikala artikel ini ditulis di sebagian besar wilayah nusantara sedang terjadi gerhana matahari. Kaprikornus pada selang waktu antara jam sepuluh hingga jam dua siang cahaya matahari tidak bersinar terperinci mirip sedia era. Banyak masyarakat yang melakukan ibadah sunah berbentukshalat gerhana matahari. Sebelumnya takmir masjid menjelaskan dahulu tentang cara shalat gerhana matahari sehingga para jamaah tidak sampai resah dalam pelaksanaanya. Beberapa masjid ramai dikunjungi para jamaah yang ingin mengikuti shalat tersebut. Setelah shalat dhuhur langsung dilanjutkan dengan shalat sunah tersebut. Setelah kami ikut melakukannya, kami pun eksklusif pulang ke rumah untuk makan siang. Kemudian kami tidur siang sebentar untuk mengistirahatkan badan. Lalu, aku menulis analisis aturan bacaan Surat An-Nur ayat 4 lengkap dengan penjelasannya di blog poskajian ini. Langsung saja silakan sahabat-sobat menyimaknya.
Keterangan secara rinci dari nomor-nomor di atas adalah :
1. Alif lam syamsiyah karena aksara alif lam bertemu karakter syamsiyah lam. Dibaca idgham (masuk ke aksara lam ).
2. Mad asli atau mad thabi’i alasannya abjad dzal berharakat kasrah berjumpa ya sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
3. Mad asli atau mad thabi’i alasannya huruf mim berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
4. Alif lam qamariyah sebab karakter alif lam bertemu karakter mim. Dibaca secara jelas.
5. Mad asli atau mad thabi’i karena aksara nun berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
6. Ghunnah karena mim bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat.
7. Idzhar syafawi alasannya karakter mim sukun berjumpa dengan abjad ya. Cara membacanya dengan terang.
8. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah karakter ta berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
9. Mad wajib muttashil alasannya alasannya adalah abjad mad berjumpa hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
10. Qalqalah sughra alasannya adalah abjad qalqalah jim berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
11. Mad asli atau mad thabi’i sebab huruf dal berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
12. Idzhar syafawi alasannya aksara mim sukun bertemu dengan abjad tsa. Cara membacanya dengan terang.
13. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah huruf mim berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
14. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya karakter nun berharakat kasrah berjumpa ya sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
15. Idgham bighunnah alasannya adalah karakter ta berharakat fathah tanwin bertemu aksara wau bertasydid. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
16. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
17. Qalqalah sughra karena huruf qalqalah qaf berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
18. Mad orisinil atau mad thabi’i karena karakter lam berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
19. Idzhar syafawi alasannya adalah karakter mim sukun berjumpa dengan karakter syin. Cara membacanya dengan terperinci.
20. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya abjad ha berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
21. Idzhar karena huruf ta berharakat fathah tanwin bertemu karakter hamzah. Dibaca terperinci tidak berdengung sama sekali.
22. Idgham bighunnah alasannya huruf dal berharakat fathah tanwin berjumpa abjad wau. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan hingga 3 harakat.
23. Mad wajib muttashil sebab sebab abjad mad berjumpa hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
24. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu karakter fa. Dibaca secara terperinci.
25. Mad orisinil atau mad thabi’i karena karakter fa berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
26. Mad arid lissukun alasannya abjad mad jatuh sebelum aksara yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 hingga 6 harakat.
Kami berharap analisis tajwid dari ayat tersebut menjadi komplemen ilmu yang berfaedah bagi sahabat-teman pembaca. Pasalnya, tatkala setiap kita membaca ayat Al-Alquran maka perlu sekali untuk memperhatikan kaidah ilmu tajwidnya. Hal itu agar kualitas bacaannya baik dan benar. Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.