1. Faktor individu atau personal
Fakor ini ialah dampak pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa, baik oleh lingkungan ataupun keluarga, contohnya:
- Pengaruh masa kanak-kanaknya; ketika masih bawah umur, dia sering diajak oleh orangtua, paman, kerabat, dan tetangga ditempat yang berafiliasi dengan bisnis. Pengalaman ini akan terus menempel dalam benaknya sehingga ia ingin bercita-cita untuk menjadi pebisnis.
- Perkembangan ketika remaja; pergaulan, suasana kampus, dan teman-temannya yang sering terjun dalam bisnis akan memacu dirinya untuk mengambil jalan hidup menjadi seorang entrepreneur.
- Perspektif atau cita-citanya; keinginan untuk menjadi pengusaha mampu muncul ketika menyaksikan kerabat, sobat, atau tetangga yang sukses menjadi entrepreneur.
2. Suasana kerja
Lingkungan pekerjaan yang nyaman tidak akan menstimulus orang atau pikirannya untuk berhasrat menjadi pebisnis. Namun, kalau lingkungan kerja tidak tenteram, maka akan mempercepat seseorang menentukan jalan kariernya untuk menjadi seorang pebisnis.
3. Tingkat pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka hal itu juga makin tidak begitu berpengaruh kepada impian dirinya untuk menentukan jalan hidup sebagai wirausahawan. Rata-rata, justru tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi yang menstimulus seseorang untuk menentukan kariernya menjadi seorang usahawan.
4. Personality (Kepribadian)
Ada banyak tipe kepribadian, mirip controller,advocator, analytic, dan facilitator. Dari tipe-tipe itu, yang cenderung memiliki kehendak yang tinggi untuk menentukan karier menjadi seorang pengusaha adalah controller dan advocator, namun itu bukan sesuatu yang mutlak, sebab semua mampu asalkan ada kemauan.
5. Prestasi Pendidikan
Rata-rata, orang yang mempunyai prestasi yang tidak tinggi justru punya keinginan yang lebih berpengaruh untuk menjadi seorang pengusaha. Hal itu didorong oleh suatu kondisi yang memaksa ia berpikir bahwa menjadi pengusaha yakni salah satu pilihan terakhir untuk sukses, sedangkan untuk berkarier di dunia pekerja dirasakan sangat berat, mengingat kompetisi yang sungguh ketat dan masih banyak para lulusan yang berpeluang yang belum mendapatkan pekerjaan.
6. Dorongan Keluarga
Keluarga sungguh berperan penting dalam menumbuhkan serta mempercepat seseorang untuk mengambil keputusan berkarier selaku entrepreneur, alasannya adalah orangtua berfungsi selaku konsultan eksklusif, coach, dan mentornya.
7. Lingkungan dan Pergaulan
Jika ingin sukses, seseorang mesti bergaul dengan orang yang berhasil semoga tertular.
8. Ingin Lebih Dihargai atau “Self Esteem”
Posisi tertentu yang dicapai seseorang akan menghipnotis arah kariernya. Sesuai dengan teori Maslow, sesudah orang tercukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya, maka kebutuhan yang ingin dia raih selanjutnya yaitu “Self Esteem”, ialah ingin lebih dihargai lagi. Dan itu terkadang tidak didapatkan didunia pekerjaan atau lingkungan, baik keluarga, sobat, atau yang lain. “Self Esteem” akan memacu orang untuk mengambil karier menjadi pengusaha (entrepreneur).
9. Keterpaksaan dan Keadaan
Kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal PHK, pensiun (retired), dan menganggur atau belum bekerja, akan dapat membuat seseorang menentukan jalan hidupnya menjadi entrepreneur, alasannya memang telah tidak ada lagi pilihan untuknya.
Dari kesembilan aspek pendorong menjadi wirausahawan di atas, tentu akan berlainan-beda porsinya bagi setiap individu. Semakin besar mensugesti keputusan individu maka aspek itulah yang akan secara umum dikuasai selaku pendorongnya untuk memilih jalan hidup sebagai usahawan atau pengusaha.