Perubahan sosial senantiasa terjadi sepanjang sejarah peradaban manusia. Mengapa pergeseran itu senantiasa terjadi pada kehidupan sosial manusia?.
Soerjono Soekanto (1994) mengidentifikasi sebab-alasannya yang melatarbelakangi terjadinya pergantian sosial dan kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi dua, ialah alasannya adalah-sebab yang berasal dari dalam dan sebab-alasannya dari luar penduduk .
Sebab-alasannya adalah yang berasal dari dalam penduduk itu sendiri antara lain:
1. Laju Pertumbuhan Penduduk
Bertambah atau berkurangnya penduduk menjadikan terjadinya perubahan dalam struktur sosial masyarakat.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota, contohnya, di satu segi mengakibatkan penduduk di wilayah kota bertambah, di lain sisi, masyarakatdi wilayah pedesaan berkurang.
Pertambahan jumlah masyarakatdi wilayah perkotaan, contohnya, menjadikan kota makin padat dan memperbesar jumlah angkatan kerja.
Bila tidak diimbangi dengan penyediaan fasilitas perumahan dan perembesan tenaga kerja maka akan menjadikan munculnya gelandangan dan pengangguran.
Akibat berikutnya yaitu menuculnya berbagai macam penyimpangan sosial seperti prostitusi, kejahatan, dan sebagainya.
Sementara kawasan pedesaan yang ditinggalkan akan mengalami kelemahan tenaga kerja.
2. Penemuan-penemuan Baru
Penemuan gres juga disebut sebagai penemuan, yautu suatu proses yang meliputi penemuan gres, jalannya komponen kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bab masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru diterima, dipelajari dan dipakai dalam penduduk . Inovasi selaku karena terjadinya pergantian sosial dan kebudayaan mampu dibedakan menjadi dua, ialah: discovery dan invention.
Discovery ialah inovasi unsur kebudayaan gres baik berupa alat maupun pemikiran yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery baru menjadi invention jika penduduk telah mengakui, mendapatkan, serta menerapkan penemuan gres tersebut.
Acapkali proses dari discovery sampai ke invention memerlukan sebuah rangkaian pencipta-pencipta. Seperti telah dicontohkan di atas bahwa inovasi mobil oleh George Selden telah lewat serangkaian inovasi-penemuan sebelumnya.
3. Pertentangan (Conflict)
Konflik atau kontradiksi yakni suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan individu-individu atau golongan-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan.
Pertentangan mampu terjadi antara individu dengan golongan atau antarkelompok. Pertentangan mampu menjadi alasannya terjadinya pergeseran sosial dan kebudayaan.
Acapkali terjadi perbedaan antara kepentingan individu dengan kepentingan kelompok. Misalnya, seorang istri yang melakukan pekerjaan di sektor publik.
Seorang perempuan pada masyarakat berbudaya patriarkhi dikontruksi melaksanakan pekerjaan-pekerjaan di sektor domestik.
Dengan bekerja di sektor publik maka akan menjinjing pergantian besar pada peran perempuan di masyarakat.
Perempuan tidak lagi hanya di sektor domestik, melainkan sama dengan pria mampu melakukan pekerjaan di sektor publik.
Perubahan sosial yaitu keniscayaan |
Pertentangan antar kalangan juga mampu menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan. Misalnya, kontradiksi antara generasi tua dengan generasi muda pada masyarakat yang sedang mengalami transisi dari penduduk tradisional ke masyarakat moderen.
Generasi muda lebih mudah menerima unsur-bagian kebudayaan gres, sementara generasi bau tanah lebih konservatif.
Kondisi demikian mampu menjadikan pergeseran-pergeseran, seperti, pergaulan pria dan wanita lebih bebas, dan sebagainya.
4. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Terjadinya pemberontakan atau revolusi juga dapat menjadikan terjadinya pergeseran sosial dan kebudayaan.
Pemberontakan terhadap Raja Louis XVI di Perancis sudah menyebabkan runtuhnya aristokrasi diktatorial, kemudian lahir tatanan penduduk gres yang menjadi adanya keleluasaan dan kemerdekaan individu yang lalu kita kenal dengan asas demokrasi.
Demikian juga, revolusi industri di Inggris yang berjalan sekitas satu kurun menyebabkan pergeseran-pergantian struktur sosial antara lain relasi buruh dan majikan, mata pencaharian, runtuhnya feodalisme, dan sebagainya.
Perubahan sosial dan kebudayaan dapat juga bersumber pada sebab-alasannya dari luar masyarakat, antara lain:
1. Bencana Alam
Bencana alam yang dialami oleh sebuah masyarakat dapat mengakibatkan terjadinya pergantian pada masyarakat itu.
Bencana alam bisa berupa gunung meletus, gempa bumi, banjir, tanah longsor, tsunami, angin kencang, dan sebagainya.
Bencana-tragedi tersebut mampu disebabkan sebab ulah insan seperti banjir dan tanah longsor, bisa juga disebabkan alasannya faktor alam seperti gempa bumi, tsunami, dan badai.
Misalnya, bencana tsunami yang melanda penduduk Aceh sudah mengakibatkan pergeseran besar bagi penduduk Aceh yaitu pergeseran-pergeseran pada lembaga-forum sosial seperti lembaga pendidikan, forum keluarga, dan forum ekonomi.
Pada forum keluarga, contohnya, banyak anak yang berstatus sebagai yatim-piatu, banyak suami atau istri yang menjadi single parent, dan sebagainya.
Demikian juga dengan peristiwa semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur.
Bencana ini telah merusak tatatnan penduduk beberapa desa yang sudah dibangun dari generasi ke generasi.
2. Peperangan
Peperangan antarkelompok dalam sebuah negara atau antarnegara mampu menjadikan perubahan sosial dan kebudayaan.
Perang antarnegara, contohnya, menjadikan diterimanya kebudayaan negara yang mengungguli perang oleh negara yang kalah perang.
Kondisi mirip ini pernah dialami oleh Jerman dan Jepang yang kalah perang dunia dua.
Sumber: Modul P2KGS Mapel IPS
Gambar: disini