Arti Qanaah / Qona’ah, Teladan, Dan Cara Membiasakan Perilaku Qanaah

1. Pengertian Qanaah
    Qanaah memiliki arti mendapatkan dengan bahagia hati dan merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kekurangan yang berlebih-lebihan. Qanaah ialah suatu perilaku rela mendapatkan kenyataan hidup dan meyakininya sebagai rahmat dari Allah SWT.
Qanaah muncul dalam kehidupan seseorang berupa perilaku rela menerima keputusan Allah Swt. yang berlaku bagi dirinya. Sikap ini muncul bukan dari perilaku pasif menunggu tanpa berbuat yang terbaik. Sikap ini muncul dari kepercayaan yang kuat kepada Allah Swt sesudah berusaha sebaik mungkin, terus bersikap taat dan juga tawadhu. Orang yang memiliki perilaku qanaah sadar bahwa untuk meraih suatu keinginan, mesti dilaksanakan dengan usaha. Usaha yang dilaksanakan pun bukan sekadar berusaha tanpa penyusunan rencana dan kesungguhan. Ketika hasil dari perjuangan tersebut belum sesuai dengan impian, orang yang qanaah mendapatkannya dengan tulus, rida, dan ikhlas.
    Sikap ini mesti tetap dibarengi dengan ikhtiar atau perjuangan keras. qanaah bukan berarti menerima hidup apa adanya, kemudian menjadi malas berupaya dan bekerja keras. Jika mengaku muslim, maka seseorang harus senantiasa bersyukur atas keadaannya, yang diwujudkan dengan berusaha memperbaiki kekurangan yang dia alami. Semakin mendapat nikmat, seorang muslim akan kian giat memperbaiki kinerjanya untuk mendapatkan hasil terbaik.
    Lantas, apa keuntungan dari mengamalkan sifat qanaah ini?
Dengan sikap qanaah, kita akan selalu merasa nyaman dan damai. Dengan sifat “merasa cukup” itulah kita akan selalu terhindar dari sifat iri dan serakah. Kita akan dijauhkanNya dari sikap zalim.
2. Contoh-Contoh Perilaku qanaah
Contoh qanaah dapat didapatkan dalam uraian berikut.

Arif hendak mengikuti lomba badminton antarsekolah. Oleh sebab itu, dia berlatih keras dan tidak lupa memohon keberhasilan bisnisnya. Sewaktu pertandingan berlangsung Arif berupaya sekuat tenaga untuk mengungguli pertarungan. Dia mengeluarkan seluruh kemampuannya, namun apa daya beliau mesti kalah. Kekalahan tersebut diterima dengan tulus dan lapang dada.

  • Misalnya, dikala menghadapi ulangan kalian sudah belajar benar-benar dan berdoa serta bertawakal kepada Allah Swt. Akan namun, hasil ulangan tersebut tidak cocok dengan keinginan. Kita mesti menerimanya dengan nrimo. 
  • Misalnya dalam problem rezeki. Perbedaan dalam dilema rezeki menuntut setiap orang untuk melatih perilaku qanaah dan sekaligus syukur. Bagi mereka yang berlapang rezeki, sikap qanaah ditunjukkan dengan hidup sederhana dan bersyukur dengan cara berbagi karunia Allah Swt. terhadap saudara yang masih kelemahan. Bagi mereka yang bersempit rezeki, sikap qanaah muncul dengan rasa rela menerima kondisi yang diberikan Allah Swt. dan bersyukur dengan berusaha lebih keras lagi menyongsong karunia-Nya.
  Ajaran Qadariyah (Pemahaman, Dasar Fatwa, Dan Iman Anutan Qadariyah)

Sikap qanaah terkait erat dengan sikap syukur terhadap Allah Swt. Perbedaannya perilaku qanaah lebih menekankan rasa rela mendapatkan ketentuan Allah swt, sementara syukur lebih menekankan rasa terima kasih dan harapan kepada Allah Swt. Kedua perilaku ini berjalan beriringan dalam setiap insiden.
    Perilaku qanaah dapat kau lihat dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang yang qanaah terlihat tenang dan bersyukur dengan keadaan dirinya. Mungkin kamu pernah melihat teman atau tetanggamu yang jauh lebih miskin dari keluargamu, namun ia tampak senang dan sarat syukur. Ia menjalani hidupnya tanpa mengeluh, sambil terus berusaha mencapai kehidupan yang lebih baik. Orang-orang semacam itulah yang memiliki perilaku qanaah.
3. Cara Membiasakan Perilaku Qanaah
    Perilaku qanaah harus diteladani kemudian dipraktekkan dalam kehidupan. Qanaah merupakan sikap terpuji yang menjinjing banyak faedah bagi kehidupan. Perilaku qanaah akan membawa kita gampang meraih kesuksesan. Orang yang qanaah bersikap masuk akal dalam menghadapi sesuatu, baik yang menyenangkan maupun mengenaskan. Ia tak maularut dalam kesedihan ataupun gegabah dalam kegembiraan. Berperilaku qanaah dalam keseharian perlu diterapkan pada ketika menerima rezeki, ditimpa bencana alam, meraih prestasi, atau mendapatkan kegagalan.
Sikap qanaah dapat dilatih dengan membiasakan perilaku berikut ini.
a. Hentikan semua keluhan
    Jika selama ini kau pernah atau sering mengeluh, mulai ketika ini hentikanlah kebiasaan tersebut. Keluhan atas suatu keadaan yang tidak mengasyikkan tidak akan menuntaskan persoalan atau memperbaiki keadaan. Sebaliknya, keluhan hanya akan membuat suasana hati (mood) menjadi jelek dan membuat situasi menjadi makin tidak menyenangkan.
b. Bersyukur
    Apapun yang terjadi atau menimpa diri setiap orang pasti terjadi atas izin Allah. Oleh karena itu, bersyukurlah atas setiap hal yang telah diberikan Allah. Bersyukur akan menciptakan suasana hati menjadi lebih baik dan lebih gampang untuk melaksanakan hal-hal kasatmata.
c. Sudut pandang faktual
    Apabila Allah menyebabkan sesuatu untuk kita, niscaya hal tersebut ada tujuannya. Dan, kita tidak tahu persis akan hal itu, sebaliknya Allah mengenali semua hal yang terjadi. Sebagai contoh, jikalau kamu dilahirkan di keluarga miskin, mungkin hal itu yakni yang terbaik dikala ini, sebab dengan keadaan tersebut Allah mendorongmu untuk bersusah payah dan selalu berempati kepada fakir miskin. Kelak, mungkin hal inilah yang mau mengantarmu menjadi orang yang lebih baik.
d. Selalu menyelenggarakan perbaikan
    Berusahalah untuk senantiasa mengadakan perbaikan atas segala sesuatu yang kamu hadapi. Orang yang qanaah senantiasa mengadakan perbaikan bukan sebab tidak puas atau mengeluh atas kondisinya, tetapi sebab Allah mengajarkan kepada setiap mukmin untuk selalu menyelenggarakan perbaikan. Dengan membiasakan untuk senantiasa mengadakan perbaikan, maka keadaan yang tidak memuaskan akan sudah biasa kau hadapi dengan cara yang konkret, tidak dengan mengeluh.
e. Berusaha sekuat tenaga untuk menggapai harapan.
f. Menerima ketentuan Allah Swt. dengan ikhlas sesudah perjuangan dikerjakan dengan optimal.
g. Mengingat dan memikirkan lezat yang dikaruniakan Allah Swt. terhadap kita.