Abu Hamid al-Ghazali (1058-1111 M) tak cuma diketahui menjdai satu dari sekian banyaknya filsuf besar Islam, beliau pun dianggap, sesudah Nabi Muhammad SAW, menjdai pemegang otoritas ternama pada bidang teologi Islam serta jurisprudensi. Apa yng kebanykan orang tak pahami merupakan sebenarnya al-Ghazali menulis secara panjang lebar perihal topik kebahagiaan. Ihaya’ yng terdiri lebih dari 6000 halaman serta 4 volume, diringkas menjdai teks pendek dalam bahasa Persia, berlabel Kimia Kebahagiaan (Alchemy of Happiness).
Dalam Alchemy of Happiness, al-Ghazali memulainya yang dengannya menulis sesungguhnya “Dia yang tahu dirinya betul-betul senang.” Pengetahuan wacana diri terdiri atas menyadari bahwasanya kita mempunyai hati ataupun roh yng benar-benar sempurna, tetapi sudah ditutupi bubuk berupa akumulasi kesenangan yng berasal dari tubuh serta sifat kebinatangan. Inti dari diri disamakan yang dengannya cermin sempurna yng andai dipoles akan mengungkapkan sifat ilahiah seseorang yng sesungguhnya.