Arti dari Pernyataan “Muttafaqun ‘Alaihi”

Jika membaca hadits pada suatu pokok permasalahan atau goresan pena sering kita mendengar kalimat muttafaqun ‘alaihi. Apa itu muttafaqun ‘alaihi?

Imam Bukhari & Muslim tak pernah menerangkan suatu kode dr syarat-syaratnya atau memaparkan suplemen dr syarat-syarat yg disepakati atau keshahihan haditsnya. Namun, para ulama yg ulet melakukan pengkajian, penulusuran & penelaahan terhadap uslub-uslub keduanya menemukan apa yg mereka prediksi selaku syarat-syarat keduanya, atau merupakan syarat salah satu diantara keduanya.

Sedikit membicarakan perihal uslub. Makna uslub ialah gaya bahasa yg digunakan oleh seseorang untuk menuangkan pokok-pokok asumsi & perasaannya melalui untaian kata & ditujukan pada para pembaca & pendengar.

Dalam kasus bahasa Arab, kajian uslub ada dlm nahwu (sintaksis). Subtansi pembahasan uslub berkisar pada pembahasan kalimat, pula merupakan wilayah nahwu, pembahasan uslub tak dimasukkan dlm pembahasan struktur kalimat dengan-cara lazim, namun ditaruh pada bab tersendiri. Contoh, bab al-Asalib al-nahwiyah. Berdasarkan realita itu, uslub untuk sementara biasa didefinisikan sebagai kalimat Arab yg mempunyai orientasi gramatika yg berlawanan dr kalimat gramatika Arab pada umumnya.

Pernyataan yg paling baik dlm hal ini bahwa yg dimaksud dgn syarat Syaikhan atau syarat salah satu diantara keduanya yaitu hadits yg diriwayatkan dr jalur perawi yg terdapat pada dua kitab tersebut atau salah satunya, selain mengamati metode yg diambil oleh Syaikhan dlm meriwayatkan hadits dr para perawi itu.

Lalu, apa arti dr pernyataan muttafaqun ‘alaihi?

Jika para ulama hadits menyatakan terhadap suatu hadits muttafaqun alaihi, maka yg dimaksudkan mereka ialah kesepakatan Syaikhan, artinya Syaikhan sepakat atas keshahihannya, jadi bukan kesepakatan umat. Meski Ibnu Shalah menyatakan: “Kesepakatan umat terhadap hadits itu merupakan keharusan & sudah tercapai, alasannya umat sudah sepakat untuk mendapatkan apa yg disepakati oleh keduanya” (Ulumul hadits, hal 24).

  Sunnah-Sunnah Setelah Sholat Jumat

Wallahua’lam. [Paramuda/Wargamasyarakat]