Akuntansi Bagi Perusahaan Manufaktur

Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) yakni perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian memasarkan barang jadi tersebut. Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur yaitu pembuatan materi baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi. Kegiatan produksi, bila digambarkan akan nampak mirip di bawah ini:
Bidang akuntansi yang menanggulangi masalah buatan disebut akuntansi ongkos (cost accounting). Tujuannya, menetapkan beban pokok buatan barang jadi. Bab ini akan membicarakan sesuai ruang lingkup yang sudah disebutkan, yakni penetapan beban pokok buatan. Titik berat pembahasan masih ditaruh pada pengenalan kepada proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan manufaktur.
Masalah Khusus Perusahaan Manufaktur
Dibandingkan dengan perusahaan dagang, persoalan khusus dalam akuntansi perusahaan manufaktur adalah persediaan, biaya pabrikasi (manufacturing costs), ongkos bikinan dan beban pokok bikinan.
Persediaan (Inventory)
Berdasarkan perusahaan jualan , dalam perusahaan manufaktur lazimnya terdiri dari tiga macam, yakni:
1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)
2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)
3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
Persediaan bahan baku melaporkan harga pokok bahan baku yang ada pada tanggal neraca. Bahan baku yaitu barang-barang yang digunakan dalam proses buatan. Persediaan dalam proses terdiri dari biaya materi baku dan biaya-ongkos manufaktur lain yang sudah terjadi untuk memproduksi barang yang belum final. Untuk menyelesaikannya masih diperlukan embel-embel biaya. Persediaan barang jadi terdiri dari total biaya pabrik untuk barang-barang yang sudah tamat diproduksi, namun belum dijual. Sebuah perusahaan manufaktur dengan demikian harus menawarkan tiga perkiraan untuk persediaan.
Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)
Biaya-ongkos yang terjadi dalam perusahaan manufaktur selama sebuah abad disebut biaya manufaktur (manufacturing cost), atau lebih dikenal dengan ongkos pabrik. Biaya ini dipakai untuk menuntaskan barang yang masih sebagian simpulan di awal kala, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi periode itu dan barang-barang yang gres dapat tertuntaskan sebagian di final periode. 

Pada dasarnya ongkos pabrik mampu dikelompokkan menjadi:
a. Biaya bahan baku (raw materials cost) yakni biaya untuk bahan-materi yang dapat dengan gampang dan pribadi diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh materi baku yaitu kayu bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi perusahaan rokok.
b. Biaya tenaga kerja lansung (direct labor cost) adalah biaya untuk tenga kerja yang menanggulangi secara eksklusif proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi. Contoh buruh pribadi yaitu tukang kayu dalam perusahaan furnituratau pelinting rokok dalam perusahaan rokok (Sigaret Kretek Tangan = SKT).
c. Biaya overhead pabrik (overhead cost) yaitu ongkos-ongkos pabrik selain materi baku dan tenga kerja pribadi. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara pribadi dengan barang yang dihasilkan.
Contoh ongkos overhead pabrik yaitu:
(1) materi pembantu (kadangkadang disebut: materi tidak eksklusif (indirect materials) misalnya peralatan pabrik (mur, baut dan pelitur dalam perusahaan mebel);
(2) tenga kerja tidak pribadi (indirect labor) yakni tenaga kerja yang pekerjaannya tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan, contohnya gaji mandor;
(3) pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and repair);
(4) listrik, air telepon dan lainlain.


Ketiga jenis ongkos manufaktur ini dapat dihubungkan dan dilihat relevansinya dengan mengamati bagan yang diilustrasikan di bawah ini. KEMAL.