Konselor : “wa’alikum slam, ehhhh ali( sambiltersenyum ). Silahkan duduk.”( mempersilahkan dengan tangan)
Klien : “terimakasihbuk.”
Konselor : “senangbisabertemudengan Ali. apakabar ?lamatidakketemu . lancerkuliahnya ?( sikapramah, adanyakontakmatadanbadancondongkedepan).”
Klien : “yaseperti yang ibulihat,, // Alhamdulillah bulancar. O ya ibu lagi sibuk tidak ? aku pingin cerita ni buk?”
Konselor : “baguslahkalobaik-baiksaja.// nggak kok // silahkan cerita saja.”
Klien : “bagaimana ya buk,, ( sangsi)saya ini sedang punya dilema.”
konselor :“jikalau boleh tahu dilema kamu itu apa?”
Klien :“beginibu,, sayainimenghadapimasalah yang berat dalam hati?”
Konselor :“kalauboleh tau,, dilemaapaitusepertinyakamuterasaterbebanisekali?”
Klien :“emmmmmmmmm….”( berfikir)
Konselor : “kamutakut ?kamumalu menceritaknnya ?”
Klien : “iya bu.”( menganggukkankepala)
Konselor :”kamutidakusahtakut, ibuakanmerahasiakansemuanya ,, ceritakansaja, ibuinginmendengarmasalahapayang menambah beban mu?.”( sambiltersenyum)
Klien ;”oke bu. begini,( denganwajahragu-ragu)sekarangsayainimerasaragudankurangpercayadengankekasihsaya.”
Konselor : “laluapa yang kamulakukan untuk menyikapinya ?”
Klien : “sayabersikapbiasasajakepadadia, sayamasihmembungkammulut.”
Konselor : ”apakahdengandiam, kamubisamenjawabkeraguankamukepadakekasihkamu ?”
Klien : “tidakjuga, namunsayamasihberfikirpanjang, kenapadiasekarangsepertiitukepadasaya. Sayatakutnantikalausayabicaramalahmenambahmasalah yang ada.”
Konselor : ”bergotong-royongapa yang membuatkamuragukepada kekasih kau?”
Klien ; “sikapdia bu..!diasudahberubah, berbedadengandiawaktupertama kami jadi. Sekarangdiamulai main dibelakangsaya.Padahalsayasudahperhatiandanpengertiansama dia.”
Konselor : “jadibegitu.. sayamengertiapa yang alirasakan. Ibujugapernahmengalaminya, memangaberathalitu. Tapikamupastibisalaluinnya.Owya..memangsikapdiaitubagaimana sekarang?”
Klien ; “eeeemmmmm. Memang diakalaudidepansayamasihmanissepertidulu, ramah, . tapisayapernahmemergokidiasedang main dengankawan-kawannya. Itutidakterjadisatu kali.Padahaldiabilanglagidirumah, sedangtiduran.Tapiternyatadiaasikjalansamateman-temannya.”
Konselor : “terusapa yang kamulakukanwaktuitu ?”
Klien : “yasayahanyamenegurnya,,kemudian mengajaknya pulang. Tapidalamhatiyaagakjengkeljuga.Masaksaya di kadalinbegitu.”
Konselor : “baik, Ibu mengetahui apa yang kau rasakan. O ya bagaimana mampu kamu bertemu dengan kekasih kamu waktu itu?”
Klien : “waktu itu aku sedang mengantar salah satu sahabat aku yang bernama ramdan, untuk beli sepatu di suatu tempat perbelanjaan di yogja. Eh pas saya dan kawan aku sedang asik melihat-lihat sepatu, tidak sengaja saya melihat beliau sedang asik tertawa-tawa dengan teman-temannya. Ya saya kaget la buk. Dia bilang lagi dirumah,, ehhh ternyata ada di sana. Lalu aku hampiri dia buk.”
Konselor : “emmmmmmm begitu ya?”
Klien : “iya buk.”
Konselor : “apakahkamupernahmencobauntukmenanyakankepadadia, kenapadiabegitu?”
Klien ; “pernah bu.”( mengangguk).
Konselor : “baguskalobegitu. Terusbagaimanajawabandia?”
Klien ; “tidak tau bu,, itubaruadadalampikiransayasaja, baru niat belum saya lontarkan kepada kekasih aku. Sayabelumberanimengungkapkanataumenanyakanlangsusngsama dia. Sayatakutnantimalahmenambahmasalah yang rumit, diaituorangnyakeras. Kalauberkemauanyaharusterturuti.”
Konselor : “ehmmmbegituya,apakahkamupernahmencobauntukmenanyakankepadateman-temannya?”
Klien ; “sudahbu… malahmerekamembelakekasihsaya. Yang tidaksayasuka, Merekamalahmenjelek-jelekansaya.(dengan nada kesal) Katanyasayaitugakperhatian lah, over protected lah. Padahalsayasangatperhatian.Sayajadibingung bu.!”
Konselor : “emmmmsebentar. Tadikamubilangkamuselaluperhatiandanpengetiansamakekasihkamu,,tapikenapamerekabilangbegitu ? kamutidakperghatiandanterlalu protect . cobakamuingat-ingat , kamupernahlakuinapasehinggamereka berkatabegitukepadamu?”
Klien : “apayabuk?”
Konselor : “cobakamuingat-ingat ? apa kamu sering mengekang kekasih kamu atau apa gitu ?”
Klien : “bagaimana ya bu, saya gak mau aja beliau keluyuran, dia kan perempuan, terlebih jika perginya tanpa saya. Saya cemas bu jikalau-jikalau terjadi sesuatu padanya padahal saya tidak ada didekatnya. Dan Saya gak suka dengan perempuan yang suka keluyuran tanpa tujuan. Kaprikornus aku melarang ia bila keluar. Apa itu ya bu yang menjadikan beliau jadi seperti itu?”
Konselor : “emmmjadikamuseringmelarangdiakalaudiamaupergi ?misalnyamaubermainataubelanjadenganteman-temannya.”
Klien : “ya bu. Sayatidakmauterjadiapa-apasama beliau. Sayasangatsayangdengandirinya. Sayatidakmaukehilangan beliau. Diasudahsepertiadiksayasendiri.Apa yang ia minta niscaya aku turutin.”
Konselor : “baguskalaukamusepertiitu, mengnaggapiasangatberarti. Tapiyakamuseharusnyamemberikebebasankepadadia, walaupuntidaksepenuhnya.Diajugamanusiasepertikamu.Cobakamupikirkankembali, Apa yang kamulakukanjikakamudiposisidia?”
Klien :(berfikir) “emmmmmmmmmm… iyajugaya bu..pastisangattidakenaksekali. Sayajadimengertimengapadiasepertiitu.Mungkininimemangsalahsaya yang terlalumengekang beliau. Dan temannyajugabenar.” (menundukkankepala)
Konselor : “betul. Samasajakamudijadikanbonekaolehnya.Sekarangkamusudahtahuitu..kamusudahfahamdengansikapkamujikakamusepertiitulagi. Ibutekankansekalilagi, berilahiakesempatanuntukjalandengankawan-kawannya.”
Klien : “baik bu. Mulai sekarang aku akan memperlihatkan ia akidah untuk jalan sendiri, tidak terlampau mengekang beliau.”
Konselor :“ibu setuju dengan kau. Memang seharusnya kau mirip itu. Kaprikornus cowok harus bisa membimbing kekasihnya. Mungkin dia sebel dirumah terus. Pingin hiburan keluar gitu. Ow ya, Apakah kamu sering jalan dengan kekasih kamu?”
Klien : “emmmmm… jarang bu. Kadang 1 bulan saja tidak pernah jalan. Cuma telfon dan sms saja sama dia.”
Konselor :”kenapa begitu?”
Klien : “Saya sibuk dengan kuliah dan kerja saya. Sulit membagi waktu, pulang kuliah eksklusif ke kawasan kerja, bahkan aku pernah hingga tidur ditempat kerja karena sangat lelahnya.”
Konselor :“jadi kamu menyambi kuliah dengan kerja ?”
Klien : “beliau bu. Habis mau bagaimana lagi. Kalau aku tidak kerja, saya kuliah pakai apa. Orang renta tidak besar lengan berkuasa membiayai saya kuliah. Kadang saya pun pikir panjang bu, jikalau mau jalan sama kekasih aku! Nanti jika ia minta apa-apa. bagaimana bu? Saya kan gak punya duit banyak. Padahal ia itu keras. Makara gengsi aku.”
Konselor : “apakah kekasih kamu tau ini semua?”
Klien : “tidak bu. Dia taunya aku hanya kuliah, tidak tau jikalau saya kerja begini. Saya malu juga bu sama beliau kalau dia tau.”
Konselor :“kenapa aib ?”
Klien : “ya dia kan taunya aku itu anak yang ber ada. Walaupun gak kaya amat si bu. Apalagi jika dia tau saya kerja jadi OB di salah satu caffe di Malioboro. Pasti gak lezat banget bu. Saya sungguh sayang sama dia.”
Konselor :“apakah kau tidak ada niat untuk menginformasikan kekasih kau?”
Klien : “ada si bu.. tapi aku belum berani dan belum siap.”
Konselor : “oke ibu mengerti sekali wacana duduk perkara yang sedang kau alami sekarang. Kamu merasa kekasih kau kini berlawanan dengan dahulu. Karena kau mengekang dia tapi kamu tidak menyadarinya. Dan kau juga jarang jalan karena kau sukar membagi waktu alasannya adalah sibuk dengan kuliah dan kerja kau.”
Klien : “ya bu.”
Konselor :“begini ya Ali, kau kini harus lebih terbuka dengan kekasih kau. Saling melengkapi lah kalian. Ibu rasa yang namanya kebohongan niscaya nantinya akan terkuak juga. Lebih baik dari sekarang kau coba untuk mensharingkan dengan kekasih kamu. Ibu yakin niscaya dia mau menerima kamu apa adanya. Dan juga kamu jangan terlalu mengekang ia. Dia juga sama seperti kamu, butuh kebebasan dan ingin bermain dengan sahabat-temannya.”
Klien : “iya bu,, saya kini mengerti. Saya akan coba itu.”
Konselor : “dan juga kau mesti mampu menyeleksi waktu untuk kekasih, kuliah dan kerja. Jika kau sayang sama ia, luangkanlah sedikit waktu untuknya. Walaupun cuma 15 menit. Atau sisihkan lah sedikit uang ,, untuk menawarkan dia kejutan-kejutan kecil ya meskipun itu tidak mahal, namun maknanya yang penting. Misalnya bunga, bunga itu tidaj harus beli kan. Ibu percaya niscaya ia memahami dan memaklumi dan dia pasti tambah sayang sama kau. Sekarang seluruhnya ibu serahkan terhadap ali tindak lanjutnya bagaimana.”
Klien : “iya bu. Saya akan coba utuk memperbaikinya. Terimakasih bu sekali bu.”
Konselor : “iya sama-sama. Ibu bahagia kamu mau menyebarkan terhadap ibu. Nah bagaimana sekarang hati kamu ? sesudah menceritakan kepada ibu.”
Klien : “telah lega bu. Saya jadi banyak berguru dari sini. Pasti saya akan ubah perilaku saya ini. Sekali lagi sungguh berterima kasih kepada ibu sudah menolong saya dalam mengatasi persoalan saya.”
Konselor : “ia. Nanti jika ada apa-apa lagi atau ada problem lagi, jangan sungkan untuk tiba kemari. Ibu selalu ada ko dan siap membantu.”
Klien : “baik bu. Kalau begitu aku permisi dulu bu. Masih ada jam kuliah soalnya. Assalamualaikum”
Konselor : “waalaikumsalam.”