Acuan Makalah Analisis Taktik Penemuan Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan

Analisis Strategi Inovasi Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan
BAB I 
PENDAHULUAN 
I.1. Latar Belakang 
Masalah Globalisasi pasar, meningkatnya interpenetrasi ekonomi dan saling ketergantungan pelaku-pelaku ekonomi menuntut perusahaan-perusahaan untuk mendesain kembali dan memodifikasi taktik bersaingnya. Bisnis pada masa 21 akan bertambah banyak menghadapi tantangan sebab konsumen lebih memandang kepada produk yang lebih high-quality, lowcost, dan bisnis tersebut diatas juga harus lebih responsive kepada pergeseran yang sungguh cepat. Pada banyak industri, perubahan sosial politik yang cepat (mirip AFTA, MRA) akan meningkatkan jumlah dan kekuatan pesaing-pesaing gres dari negara aneh. 
Pesaing-pesaing baru ini semakin mahir dan lebih produktif alasannya adalah manajer-manajer mereka lebih berpendidikan dan memiliki kemampuan teknik serta ketidakjelasan lintas batas teknologi dan gosip mengakibatkan mereka dengan cepat mengakses caracara dan perlengkapan terkini. Kompleksitas dan tantangan yang dihadapi perusahaan menuntut perusahaan untuk mempunyai strategi penemuan yang tepat sehingga bisa bersaing dengan kompetitor baik dari perusahaan nasional maupun bersaing dengan perusahaan multinasional. 
Usaha kecil dan menengah (UKM) diyakini mempunyai peran yang penting dan strategis, ditinjau dari beberapa faktor. 
Pertama, jumlah 12 industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sekor ekonomi. Berdasarkan data biro pusat statistik dan kementrian Koperasi & UKM th. 2003, jumlah UKM tercatat 42,39 juta unit atau 99,9 % dari total unit usaha. 
Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UKM mampu membuat lebih banyak peluang kerja jikalau dibandingkan investasi yang serupa pada perjuangan besar. Sektor UKM menyerap 79,04 juta tenaga kerja atau 99,4 % dari total angkatan kerja yang melakukan pekerjaan . 
Ketiga, kontribusi UKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 56,72% dari total PDB.(Bank Indonesia, 2006). Sangat penting dicatat bahwa pengembangan UKM bukan sekedar persoalan pertolongan operasional atau akomodasi. Pengembangan tersebut mesti bersifat strategis dan mempunyai imbas jangka panjang. 
Banyak hal yang perlu diamati dalam mengatasi problem pengembangan industri kecil menengah, diantaranya : 
  1. Pengembangan haruslah bersifat meningkatkan kesanggupan dan produktivitas UKM, hal ini menunjuk pada investasi dan peningkatan potensi ekspansi usaha. 
  2. Masalah pengembangan UKM ialah duduk perkara kompleks pengembangan entepreneurship, yang menyangkut motivasi, janji, keahlian dan jaringan usaha. 
  3. Usaha pengembangan UKM jangan dijadikan alasan untuk menghemat kemajuan produktivitas nasional, sebab beban ekonomi kembali menjadi tanggungan penduduk . 
(Witoelar, 1994) UKM yaitu kumpulan perusahaan, yang heterogen dalam ukuran dan sifat, dimana bila dipergunakan secara bareng , akan mempunyai partisipasi langsung dan tidak pribadi yang signifikan dalam buatan nasional, peresapan tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja (Kuwayama, 2001). 
Selanjutnya menurut (Kuwayama, 2001) dan Ayyagari et al (2003) menyampaikan bahwa perusahaan diklsifikasikan ke dalam UKM dilihat dari
  1. Jumlah karyawan,
  2. Total asset, 
  3. Tingkat investasi dan pemasaran serta 
  4. Kapasitas bikinan. 
Secara lazim yang sering disebut UKM ialah karyawan yang dimiliki perusahaan, adalah kurang dari 500 orang (Kuwayama, 2001). Sementara itu, pemerintah menyampaikan bahwa usaha kecil merupakan perusahaan yang memiliki karyawan sebanyak 10 – 50 orang dan omset sekitar 3 milyar rupiah sedangkan perjuangan menengah yaitu perjuangan dengan jumlah karyawan 51 – 250 orang dengan omset penjualan sekitar 15 milyar rupiah (Asian Development Bank, 2001) . definisi UKM yang didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (No. 589/MPP/KEP/10/1999) selaku berikut : 
1. Industri kecil ialah sebuah aktivitas usaha yang mempunyai nilai investasi sampai dengan Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan daerah usaha. 
2. Industri menengah adalah perjuangan industri dengan nilai investasi perusahaan sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- tidak tergolong tanah dan bangunan daerah perjuangan. 
Selain ketentuan diatas mengenai batasan usaha kecil dan menengah, ada beberapa standar secara biasa perihal perjuangan kecil dan menengah yang hendak dipakai dalam observasi ini yakni 
(1) milik Warga Negara Indonesia, 
(2) berdiri sendiri dan bukan anak perusahan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik pribadi maupun tidak eksklusif dengan Usaha Usaha Besar dan 
(3) berbentuk usaha perseorangan, tubuh usaha yang tidak berbadan aturan dan atau badan usaha yang berbadan aturan. 
Asian Development Bank (2001) menyampaikan bahwa tugas UKM penting bagi restrukturisasi industri alasannya adalah : 
  1. UKM memperlihatkan donasi bagi kemajuan lapangan kerja dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada perusahaan besar, dan dalam jangka panjang UKM mampu menawarkan porsi yang signifikan bagi lapangan kerja secara keseluruhan 
  2. UKM mampu membantu dalam restrukturisasi dan perampingan (streamlining) dari perusahaan besar milik pemerintah dengan cara memungkinkan mereka untuk melepaskan atau menjual acara produk yang bukan inti dan dengan menyerap tenaga kerja yang berlebihan. 
  3. UKM menyediakan perekonomian dengan keleluasaan yang lebih baik dalam menyediakan jasa dan pembuatan kombinasi barang keperluan pelanggan. 
  4. UKM memajukan daya saing dari marketplace dan menangkal posisi monopolistik dari aneka macam perusahaan besar. 
  5. UKM bertindak sebagai tempat pengembangan kemampuan wirausaha dan penemuan. UKM memeainkan peran penting penyediaan jasa bagi komunitas penduduk dan UKM memberkan kontribusi penting bagi acara pengembangan regional. 
  Makalah, Aturan Perdata Atau Yurisprudensi
Demikian pula dengan Indonesia, dimana berdasarkan Tambunan (2002), UKM di Indonesia memperlihatkan donasi bagi kesempatan kerja untuk masyarakat dan penningkatan PDB, dimana dengan jumlah penduduk yang besar dan perusahaan besar yang sedikit, maka peluang kerja yang ada juga sedikit dimana perusahaan-perusahaan besar tidak mampu menampung semua angkatan kerja yang ada, dan angkatan kerja ini terserap oleh UKM. Data statsistik yang berdasarkan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil menerangkan bahwa pada tahun 2000, lebih dari 66 juta orang bekerja di perjuangan kecil, atau sekitar 99,44% dari jumlah peluang kerja yang ada di Indonesia (Tambunan, 2002). 
Pengalaman di negara-negara maju memberikan bahwa UKM yaitu sumber dari penemuan bikinan dan teknologi, perkembangan wirausaha yang inovatif, dan inovatif, penciptaan tenaga kerja trampil dan keleluasaan proses produksi untuk menghadapi perubahan seruan pasar yang makin beragam segmentasinya dan semakin spesifik. Kemampuankemampuan yang dimiliki UKM tersebut sangat ditentukan oleh sejumlah aspek. Diantaranya adalah sumberdaya insan, penguasaan teknologi, jalan masuk ke informasi, pasar output, dan input. Dibandingkan kawan UKM di negara-negara Asia mirip Taiwan, china, Thailand, dan Singapura kinerja eksport UKM Indonesia masih sungguh lemah. Bahkan UKM di Vietnam yang gres mengawali pembangunan ekonominya sejak awal tahun 1980-an masih lebih ungul dibandingkan UKM Indonesia. 
Dalam dasawarsa terakhir, pertumbuhan lingkungan bisnis yang sangat dinamis mempengruhi setiap perusahaan, baik perusahaan besar menengah, maupun perusahaan kecil. Perubahan teknologi dan variasi produk yang secara cepat adalah dua aspek yang mempengaruhi secara signifikan dari perkembangan bisnis, sehingga kerap kali seni manajemen unggulan yang dipilih sebelumnya tidak mencukupi lagi. Oleh sebab itu pemilihan dan penentuan seni manajemen gres diperlukan bagi perusahaan yang lebih kompetitif (Vanny, 2002). 
Faktor-faktor kelebihan kompetitif yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan untuk dapat berkompetisi di pasar dunia utamanya yaitu : penguasaan teknologi, sumberdaya insan (pekerja, manajer) dengan mutu dan memiliki etos kerja, kreativitas dan motivasi tinggi; tingkat effisiensi dan produktivitas yang tinggi dalam proses bikinan; kualitas serta  mutu yang baik dari barang yang dihasilkan, sistem administrasi dan struktur organisasi yang baik; tingkat enterpreneurship yang tinggi, ialah seorang usahawan yang sangat inovatif, inovatif serta memiliki visi yang luas perihal produknya dan lingkungan sekitar usahanya (ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain) dan bagaimana cara yang tepat (effektif dan effisien) dalam menghadapi persaing yang ketat dipasar global. Selanjutnya dari sudut pandang resource-based strategy menekankan pentingnya sumber daya dan kemampuan dalam membuatkan keungglan berkompetisi dari perusahaan. 
Inovasi ialah satu kunci yang mengarah pada kelebihan kompetitif, oleh alasannya adalah itu inovasi dan hubungannya dengan sumber daya dan kemampuan organisasi memerlukan observasi lebih lanjut (Barney, 1991; Autio et al., 1998; dalam Hadjimanolis, 2000; Thong, 1999; Daellenchbach et al, 1999; Hadjimonalis & Dickson, 2000). Strategi adalah proses yang penting dalam rangka mengatasi banyak sekali acara-aktivitas kritis dari perusahaan serta menghadapi keadaan abad depan yang cenderung tidak niscaya dan sulit diperkirakan. 
Dengan seni manajemen memiliki arti perusahaan berusaha menggali lebih dalam potensi untuk mengoptimalkan hasil tamat yang ingin di capai dan sekaligus membuatkan kemampuan dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang sungguh cepat. Strategi penemuan yakni aspek yang terpenting dalam industri baik kecil, menengah maupun sedang, terutama untuk mengembangkan  keandalan operasional. Menurut ( Schilling 2005). Inovasi digolongkan ke dalam 2 jenis berbeda, adalah inovasi radikal dan inovasi incremental. Jenis inovasi yang berlainan membutuhkan pengetahuan dan kerterampilan yang berbeda pula dan mempunyai efek berlainan pada hubungan antar pelanggan dan kompetitor perusahaan. Inovasi radikal ialah suatu inovasi yang sungguh berbeda dan baru selaku penyelesaian utama dalam suatu industri. 
Pada sisi lain, incremental inovasi yakni suatu inovasi yang membuat sebuah pergeseran-perubahan kecil dan melakukan penyesuaian kedalam praktek ada. Hamel dan Prahalad (1995 ) menyampaikan bahwa seni manajemen merupakan langkah-langkah yang bersifat incremental atau senantiasa berkembng terus menerus dan dilaksanakan berdasarkan sudut pandang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dimasa depan. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan teladan pelanggan membutuhkan kompetisi inti di dalam bisnis yang dijalankan. Pengembangan sektor industri ialah prioritas pembangunan ekonomi yang utama tanpa mengesampingkan pengembangan sektor lain. Sektor industri dipecah ke dalam besar, medium, rumah dan kecil-kecilan indusrty. 
Menurut BPS, suatu industri besar yakni suatu industri yang melakukan proses buatan dan memberdayakan sedikitnya 100 para pekerja; industri skala menengah yakni sebuah industri yang melakukan proses bikinan yang memberdayakan 20 hingga 99 para pekerja; industri 19 skala kecil ialah suatu sebuah industri yang melaksanakan proses produksi yang mempekerjakan 5 sampai 19 pekerja; dan suatu industri rumah tangga yaitu sebuah sebuah industri yang melakukan proses buatan yang memberdayakan kurang dari 5 pekerja. 
 Pada tahun 2004 menurut BPS ada sekitar 3,476 industri manufaktur besar dan menengah yang memberdayakan sekitar 555.23 ribu para pekerja. Di tahun yang serupa, nilai pendapatan dari industri skala besar dan menengah meraih Rp. 63.81 trilyun, meningkat persen dibanding tahun sebelumnya. Nilai tambah pada harga pasar berkembangdari Rp. 22.01 trilyun di th 2003 menjadi Rp. 24.55 trilyun di tahun 2004. Nilai tambah yang terbesar pada harga pasar diperoleh dari industri tembakau sekitar Rp. 57,1 trilyun yang memberdayakan 78.3 ribu para pekerja. Nilai tambah paling besar yang kedua dicapai oleh tekstil dengan pendapatan Rp. 54,1 trilyun dan yang mempekerjakan 141.4 ribu pekerja. Industri manufaktur adalah industri yang menciptakan nilai tambah gross yang paling kecil, yaitu sebesar Rp. 24,55 trilyun. Pertumbuhan industri manufaktur Indonesia lebih besar dari perkembangan ekonominya selama periode 1990 – 96. 
Pertumbuhan PDB Indonesia selama kurun tersebut ialah 16.26%, sedangkan perkembangan Nilai Tambah Bruto (NTB) industri manufaktur selama masa yang serupa adalah sebesar 21,08% (Assuari. S, 2002). Kota Semarang mempunyai jumlah Indusrti manufaktur paling banyak dan menyerap tenaga 20 kerja paling besar dibandingkan industri manufaktur yang ada di Kabupaten dan Kota lain yang ada di Jawa Tengah, terdapat industri manufaktur sebayak 367 buah, dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebayak 82.618 tenaga kerja, Input seberar 1.068.362.496 dan output 14.234.581.033 serta memberikan nilai tambah 5.072.109.613 (BPS Jateng, 2008). Besarnya pertumbuhan Industri manufaktur tidak diimbangi dengan nilai tambah yang diperoleh daripada jenis industri yang lain dan kalahnya daya saing UKM manufaktur kita dibandingkan kawan UKM di negara-negara Asia seperti Taiwan, China, Thailand, dan Singapura, kinerja UKM manufaktur Indonesia masih sungguh lemah. Bahkan UKM di Vietnam yang gres mengawali pembangunan ekonominya semenjak permulaan tahun 1980-an masih lebih ungul dibandingkan UKM Indonesia. 
Tabel 1.1. Jumlah Perusahaan Manufaktur, Tenaga Kerja, Upah, Input, Output dan Nilai Tambah di Jawa Tengah 
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 
Menujuk pada keadaan yang dikemukakan diatas maka perlu kiranya dijalankan suatu observasi tentang taktik penemuan apa saja yang dibutuhkan UKM untuk dalam memajukan kinerja perusahaan sehingga mampu menghadapi persaingan yang ketat dipasar global. 
I.2. Perumusan Masalah 
Sesuai dengan latar belakang di atas, perumusan dilema pada observasi ini ialah ingin mengetahui seberapa besar dampak orientasi kepemimpinan dan strategi penemuan mempengaruhi tingkat investasi UKM Manufaktur yang implikasinya kepada peningkatan kinerja perusahaan. Pentingnya perumusan strategi inovasi UKM manufaktur dikarenakan besarnya perkembangan Industri manufaktur tidak diimbangi dengan nilai tambah yang diperoleh dibandingkan nilai tambah yang diperoleh industri yang lain dan kalahnya daya saing UKM manufaktur kita dibandingkan kawan UKM di negara-negara Asia mirip Taiwan, China, Thailand, dan Singapura, kinerja UKM manufaktur Indonesia masih sungguh lemah. 
Bahkan UKM di Vietnam yang gres mengawali pembangunan ekonominya semenjak permulaan tahun 1980-an masih lebih ungul dibandingkan UKM Indonesia. Perumusan problem pada penelitian ini didasarkan pada pengembangan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ciptono. W.S (2006). Di dalam penelitiannya Dia meneliti ihwal versi strategi inovasi pada perusahaan non-financial, dan mengukurkan kinerja perusahaan dengan melihat variabel yang terkait dengan strategi inovasi. Pada penelitiannya diusulkan untuk dilakukan observasi lebih lanjut tentang Strategi inovasi yang menghipnotis kenaikan kenierja perusahaan dengan memakai variabel-variabel yang telah ada atau dengan pengembangan variabel lain. 
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dikaji hingga sejauh manakah imbas dari orientasi kepemimpinan kemudian strategi inovasi menghipnotis tingkat investasi UKM yang implikasinya kepada kenaikan kinerja perusahaan, sehingga nantinya dibutuhkan mampu menjawab pertanyaan observasi selaku berikut : Strategi inovasi apa saja yang harus dimiliki UKM menghipnotis tingkat investasi UKM yang implikasinya terhadap kenaikan kinerja perusahaan.
I.3. Tujuan Penelitian 
  1. Menganalisis pengaruh orientasi kepemimpinan kepada seni manajemen penemuan 
  2. Menganalisis imbas orientasi kepemimpinan kepada tingkat investasi 
  3. Menganalisis efek orientasi kepemimpinan terhadap kinerja UKM Manufaktur 
  4. Menganalisis imbas strategi penemuan terhadap tingkat investasi 
  5. Menganalisis efek tingkat investasi terhadap kinerja UKM Manufaktur 
  Usulan Penelitian Kajian Pustaka
I.4. Kegunaan Penelitian 
  1. Memberikan pemanis berita bagi UKM manufaktur untuk penyusunan kebijakan ihwal pengembangan strategi inovasi perusahaan sehingga mampu bersaing dengan UKM manufaktur dari Negara lain sehingga bisa menghadapi kompetisi yang ketat dipasar global. 
  2. Memberikan aksesori informasi dan wawasan bagi ilmu administrasi stratejik, utamanya untuk mengkaji lebih lanjut faktor orientasi kepemimpinan, lalu seni manajemen penemuan menghipnotis tingkat investasi UKM manufaktur yang implikasinya kepada kenaikan kinerja perusahaan. 

KLIK DI BAWAH INI UNTUK