Penjelasan Ihwal Proses Terjadinya Hujan

Gambar Proses Terjadinya Hujan
Bagaimana proses terjadinya hujan yaitu bermula dari matahari memanasi permulaan lautan, kemudian sebagian air maritim berkembang menjadi uap air dan naik ke udara. Ketika naik ke udara, uap air mendingin dan berubah kembali menjadi butiran-butiran air membentuk awan. Butiran-butiran air tersebut bergabung untuk menciptakan butiran yang makin besar, yang balasannya jatuh menjadi hujan. Sebagian air hujan diserap oleh tanah, namun juga yang mencari jalan kembali ke laut. Ini disebut sebagai siklus air. Siklus air melibatkan semua air yang ada di bumi seperti dari danau, sungai maupun maritim untuk membentuk awan-awan di atmosfer.
Beberapa gunung sungguh tinggi sehingga puncaknya tersembunyi di balik awan. Gunung yang sangat besar ternyata mensugesti cuaca. Ketika udara yang bergerak menambrak lereng gunung, udara tersebut dipaksa naik ke atas. Pada saat naik itulah suhu udara turun, dan awan-awan terbentuk. Udara naik yang panas dipaksa naik ke atas di sisi gunung. Di tingkatan tertentu, suhu yang lebih rendah mengakibatkan air membentuk awan.
Virga terjadi sewaktu hujan meraih lapisan udara kering. Butiran-butiran air hujan berganti kembali menjadi uap air di tengah udara, dan menghilang. Sebagian air hujan tidak pernah mencapai tanah. Butiran-butiran air hujan berganti kembali menjadi uap air karena menabrak sebuah lapisan udara yagn sangat kering. Kamu sebenarnya mampu melihat butiran-butiran yang jatuh seperti tirai dari awan, namun berhenti di tengah udara, jenis cuaca ini disebut virga.
Awan menelan panas dan mempertahankan keteraturan suhu bumi. Dari setiap 2 meter persegi tanah, awan bisa memindahkan sejumlah energi yang serupa seperti yang dihasilkan oleh bola lampu berkekuatan 60 watt. Awan timbul dalam semua bentuk dan ukuran. Untuk membantu mengenalinya, ilmuwan membagi awan menjadi sepuluh jenis dasar. Jenis awan tergantung dari bentuk awan dan di mana awan tersebut terbentuk di langit. Awan cirrus tampak mirip gumpalan asap. Awan ini terbentuk tinggi di lapisan troposfer dan jarang menciptakan hujan, Awan sratus terbentuk dalam lapisan-lapisan datar serta menciptakan gerimis dan rintik-rintik hujan salju. Awan cumulus menjinjing hujan lebat dan topan. awan yang terlihat mirip bunga kol besar ini terlihat lembut dan halus, namun akan terasa lembap jikalau disentuh.
Kelas-kelas awan utama – cirrus, cumulus dan sratus – diberi nama pada tahun 1800-an. Seorang hebat cuaca amatir berkebangsaan Inggir yang berjulukan Luke Howard mencirikan jenisnya yang berlainan.
Jenis-jenis awan menurut ketinggiannya
Tidak semua awan menciptakan hujan. Awan cumulus humilis yaitu tumpukan awan yang paling kecil. DI langit awan ini terlihat seperti sosis kapas yang halus. Awan ini terlalu kecil untuk menghasilkan hujan, namun awan ini bisa berkembang menjadi awan cumulus yang lebih besar yang menjinjing hujan. Awan cumulus congestus membawa hujan lebat. Biasanya hujan yang lebat akan menimbulkan lumayan banyak petir.
Kadang-kadang langit dipenuhi oleh potongan-potongan awan putih seperti sisik ikan yang berkilauan. Ini disebut langit makerel. Diperlukan banyak embusan angin kencang untuk memecah awan  menjadi potongan awan kecil ini. Langit makerel lazimnya menjadi tanda dari cuaca yang berubah-ubah.
Tidak semua awan terbentuk alam. Contrail ialah garisan awan yang dibentuk oleh pesawat melayang di saat terbang di udara. Contrail tersusun atas uap air yang keluar dari mesin pesawa. Apabila uap air tersebut menabrak udara acuh taacuh, uap itu berkembang menjadi kristal-kristal es yang meniggalkan jejak awan salju putih.
Baca juga postingan tentang proses terjadinya petir dan proses terjadinya pelangi.

  Bagaimana Terjadinya Pelangi

Sumber : Buku “100 Pengetahuan Tentang Cuaca”, hal :16