Akhlak Berdoa

7 PENYEBAB DOA’ YANG TERTOLAK

Oleh : Abu Riyadl Nurcholis bin Mursidi

Doa’ ialah inti dari ibadah  dan ia merupakan senjata paling ampuh yang dimiliki seorang mukmin
Maka dari itu Yang Mahakuasa Ta’ala tekankan kepada kita semoga tidak menyelewengkan doa’ ini terhadap selain-Nya, lantaran tindakan ini termasuk syirik akbar, yang akan sanggup melenyapkan amalan kita :

وعن ابن مسعود رضي الله عنه ؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من مات وهو يدعو من دون الله ندا ؛ دخل النار . رواه البخاري [ ج- 9][ص-110] [ ج- 9][ص-111]

Dari ibnu Mas’ud –rodhiallahu ‘anhu, bahwa Rosulullah sholallahu alaihi wasalam bersabda: “ Barang siapa mati dalam keadaan masih berdoa’ terhadap selain Yang Mahakuasa untuk mensekutukan=Nya maka dia masuk NERAKA”[ HR. Bukhori]


Dan Yang Mahakuasa Ta’ala selalu menyuruh kita untuk selalu berdoa; terhadap-Nya, hal ini sebagaimana  Firman-Nya :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu perihal Aku, maka (jawablah), bantu-membantu Aku adalah bersahabat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka senantiasa berada dalam kebenaran.”  (Q.S. Al Baqarah : 186 ) .
Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam juga bersabda:

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

“ Yang Mahakuasa Subhanahu wata’ala berfirman, ’Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, Aku bersamanya bila ia ingat Aku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia menyebut Nama-Ku dalam sebuah asosiasi, Aku menyebutkan dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila beliau mendekat terhadap-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat terhadap-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR Bukhari Muslim)

Namun ada beberapa hal yg menciptakan doa kita ini tidak di ijabahi Yang Mahakuasa Ta’ala, sebagaimana disebutka an oleh Syaikh Muhammad ibnUtsaimin –Rohimahullah-  dalam syarh kitab Riyadhussolihin karya imam Nawawi –rohimahullhah-:

  Tetangga Idaman

1. Makan dan minum atau berpakaian dari yang haram, atau  dari usaha/ kerja yang haram. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لا يُقبَلَ إِلا طَيِّباً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ اْلمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً إِنِّي بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ وَقَالَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكمْ ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاء يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِاْلحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ؟

“Wahai manusia, sebenarnya Yang Mahakuasa ta’ala adalah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang bagus, dan bahu-membahu Yang Mahakuasa menyuruh terhadap para Rasul. Yang Mahakuasa ta’ala berfirman : “Hai Rasul-Rasul, makanlah dari kuliner yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih” (QS. Al-Mu’minuun : 51). Dan Yang Mahakuasa berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang bagus-baik yang Kami berikan kepadamu” (QS. Al-Baqarah : 172). Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu lalu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata,”Ya Rabb..ya Rabb…”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram, dicukupi dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan doanya?” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1015].

2. Tidak khusyu’ dan  teledor serta tidak memaknai doanya,. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ادْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاهٍ

“Berdoalah kepada Yang Mahakuasa dan kau percaya akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Yang Mahakuasa tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak khusyu’ “ [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 3479 dan Al-Hakim no. 1817; hasan lighairihi].

3. Teburu –buru minta terkabul doanya yang alhasil dia meninggalkan doa. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ

“Dikabulkan doa seseorang dari kalian selama dia tidak terburu-buru,(dimana) dia berkata : ”Aku telah berdoa tetapi belum dikabulkan doaku” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5981 dan Muslim no. 2735].
Dan sabda yang lain:

لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيْلَ يَا رَسوْلَ اللهِ مَا اْلاِسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُوْلُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَم أَرَ يَسْتَجِيْبُ لِيْ فَيَسْتحْسِرَ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

“Senantiasa doa seorang hamba akan dikabulkan selama beliau tidak berdoa untuk meminta berbuat dosa atau memutuskan silaturahim, dan selama dia tidak meminta dengan buru-buru (isti’jal)”. Ada yang mengajukan pertanyaan : “Ya Rasulullah, apa itu isti’jal ?”. Jawab dia : “Jika seseorang berkata : ‘Aku telah berdoa, memohon terhadap Allah, namun Dia belum mengabulkan doaku’. Lalu ia merasa frustasi dan kesudahannya meninggalkan doanya tersebut” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2735].

4. Berdoa yang isinya mengandung tindakan dosa atau menetapkan silaturahim.
Sabda Rosulullah sholallahu ‘alaihi wasalam

لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ

Senantiasa doa seorang hamba akan dikabulkan selama dia tidak berdoa untuk meminta berbuat dosa atau menetapkan silaturahimi [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2735].

Dari Jabir -radhiallahu anhu- dia berkata: Saya mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْعُو بِدُعَاءٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ أَوْ كَفَّ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ

“Tidaklah seseorang berdoa dengan sebuah doa melainkan Yang Mahakuasa menawarkan kepadanya apa yang beliau minta atau menolak kejelekan darinya yang semisalnya, selama ia tidak berdoa untuk tindakan dosa atau pemutusan hubungan relasi.” (HR. At-Tirmizi no. 3573 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5637)

5. Gemar melakukan maksiat dan perbuatan apa saja yang diharamkan Allah.
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa doa yang berfaedah untuk orang busuk tanah yaitu do’a anak sholeh sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam :
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila insan meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga kasus: shadaqah jariyah, atau ilmu yang berguna, atau anak shalih yang mendoakannya. [HR. Muslim: 3084]

Maka tentunya kesholehan seseorang itu menghipnotis terkabulnya doa’ sebagaimana kemaksiatannya akan membatasi doa’nya

  Durhaka Kepada Orang Bau Tanah

Seorang penyair berkata :
“Bagaimana mungkin kita mengharap terkabulnya doa, sedangkan kita sudah menutup jalannya dengan dosa dan maksiat”.

6. Meninggalkan  amar ma’ruf & nahi munkar serta meratanya tindakan maksiat

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ وَلْتَنْهَوُنَّ عَنِ اْلمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً مِنْهُ ثُمَ تَدْعُوْنَهُ فَلا يُسْتَجَابُ لَكُمْ

“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, hendaklah kalian memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran atau (jikalau tidak kalian kerjakan) maka niscaya Yang Mahakuasa akan menurunkan siksa kepada kalian, sampai kalian berdoa kepada-Nya, tetapi tidak dikabulkan” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 2169, Al-Baghawi dalam Syarhus-Sunnah 14/3453, dan Ahmad no. 23360. At-Tirmidzi berkata : “Hadits ini hasan”].

7. Tidak rajin dalam berdoa.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا دَعَوْتُمُ اللهَ فَاعْزِمُوْا فِي الدُّعَاءِ وَلا يَقُوْلَنَّ أَحَدُكُمْ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِيْ فَإِنْ اللهَ لا مُسْتَكْرِهَ لَهُ

“Apabila seseorang dari kamu berdoa dan memohon kepada Allah, janganlah ia mengucapkan : ‘Ya Allah, ampunilah dosaku jika Engkau harapkan, sayangilah aku kalau Engkau inginkan, dan berilah rizki bila engkau inginkan ‘. Akan namun, dia harus bersungguh-sungguh dalam berdoa. Sesungguhnya Yang Mahakuasa berbuat menurut apa yang Ia inginkan dan tidak ada yang memaksa-Nya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 7026].

Setelah kita berdoa’ dan berusaha mencari karena untuk mendapatkan apa yang kita kehendaki lalu contohnya Yang Mahakuasa ta’ala belum mentaqdirkan doa kita terwujud, maka kita mesti bersabar dan husnudzon serta ridla bahwasannya Yang Mahakuasa ta’ala memiliki nasihat yang sangat besar. Yang Mahakuasa ta’ala sungguh sayang kepada hamba-Nya dan seorang hamba tidak tahu tentang akhir urusannya. Terkadang seseorang menginginkan sesuatu, padahal itu jelek buat ia. Sebaliknya, seseorang tidak suka sesuatu, padahal itu baik buat ia.
Firman Yang Mahakuasa Ta’ala :

وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ 

Boleh jadi kamu tidak senang sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal beliau amat buruk bagimu; Yang Mahakuasa mengetahui, sedang kau tidak mengetahui [Al Baqoroh :216]

Wallahu a’lam bishowab
Sumber http://debu-riyadl.blogspot.com