Pengertian Motif dan Motivasi
Seorang siswa bersungguh-sungguh mempelajari buku hingga malam, tidak acuh letih dan kantuknya. Jika kita amati si siswa dan si petani itu, timbul pertanyaan pada diri kita : Mengapa mereka lakukan atau melakukan pekerjaan mirip itu ? atau dengan kata lain : Apakah yang mendorong mereka untuk berbuat demikian? Atau : Apakah motif mereka itu?
Dari teladan di atas terang bahwa yang dimaksud dengan motif yakni segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Apa saja yang yang diperbuat insan, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, senantiasa ada motivasinya.
Juga dalam soal mencar ilmu, motifasi itu sangat penting. Motivasi yakni syarat mutlak untuk mencar ilmu. Di sekolahan acap kali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan sebagainya. Dalam hal demikian memiliki arti bahwa guru tidak berhasil menunjukkan motifasi yang tepat untuk mendorong agar dia melakukan pekerjaan dengan segenap tenaga dan pikirannya.
Benyak bakat anak tidak berkembang sebab tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang sempurna, maka lepaslah tenaga yang hebat, sehingga tercapai hasil-hasil yang semua tidak disangka-sangka. (Purwanto, 2002 : 60-61).
Motivasi adalah sebuah proses untuk menggalakkan sesuatu tingkah laku agar mampu meraih matlumat-matlumat yang tertentu. Konsep motivasi memang sukar difahami kerana risikonya tidak dapat diketahui secara eksklusif. Seseorang guru terpaksa melibatkan proses aneka macam motif kelakuan seseorang yang diukur dari segi perubahan, keinginan, kebutuhan dan matlamatnya.
Motivasi masih sukar diukur akan kelakuan itu tidak hanya disebabkan oleh sesuatu motif atau desakan sahaja, namun ada faktor-aspek yang mengembangkan seseorang itu terdorong untuk berbuat sesuatu.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian perjuangan untuk menawarkan kondisi-keadaan tertentu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk menghapus atau menyelakan perasaan membenci itu. (Sudirman, 2001:73).
Istilah ”motif” dan ”motivasi” keduanya sukar dibedakan secara tegas. Dijelaskan bahwa motif pertanda sebuah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi yaitu ” pendorongan” suatu perjuangan yang disadari untuk mensugesti tingkah laku seseorang biar dia tergerak hatinya untuk bertindak melaksanakan sesuatu sehingga meraih hasil atau tujuan tertentu. (Purwanto, 2002: 71).
Sesuatu organisme yang dimotivasi akan menggeluti dalam suatu kegiatan secara lebih ulet dan lebih efisien dari pada yang tanpa dimotivasi. Motivasi hanya mempertanggungjawabkan penguatan faktor-aspek sikap, dan bahwa prosedur lainya ( yaitu berguru, dan kognisi) berlaku untuk mengarahkan prilaku. (Taufiq, 1996:5).
Motivasi mengandung tiga bagian pokok, ialah menggerakan, mengarahkan, dan menopang tingkah laris manusia.
a. Menggerakan mempunyai arti menyebabkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal kenangan, respon-respon efektif, dan kecenderungan menerima kan kesenangan.
b. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menawarkan sebuah orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
c. Untuk mempertahankan atau menopang tingkah laris, lingkungan sekitar mesti menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
Motifasi mampu didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-keperluan, pernyataan-pernyataan, atau mekanisme-prosedur yang lain yang memulai dan mempertahankan kegiatan-aktivitas yang harapkan ke arah penciptaan tujuan-tujuan personal. (Purwanto, 2002 :72).
Motivasi belajar
Waktu masih cukup umur, kita memiliki kemampuan untuk berguru dan melihat kelalaian kurun lalu. Ketika kita mulai mengikuti aliran-pemikiran keluarga, sekolah, dan lingkungan, motivasi kita di permulaan tahun berganti dari tujuan kita ke menggembirakan orang lain, dan kadang kala keinginan kita untuk mencar ilmu penderitaan.
Bagaimana siswa mampu motivasi diri sendiri?, bagaimana siswa dapat :
a. mengakui rasa inovasi anda
b. bertanggung jawab pada pelajaranmu
c. menerima resiko dari mencar ilmu dengan dogma, kemampuan, dan otonomi
d. mengakui bahwa “kegagalan” yaitu sukses:
belajar dari kegagalan alalah dengan jalan yang serupa belajar apa
e. merayakan prestasi anda jikalau mampu mencapai tujuan anda.
Perjalanan motivasi dalam diri sentiasa berpusing dan berubah serta membutuhkan peningkatan ganjaran. Motivasi seseorang siswa bermula dengan usahanya. Usahanya dipengaruhi oleh tekanan nyata dan tekanan negatif yang dialami. Tekanan aktual ini termasuklah keinginan menerima ganjaran penilaian atau peningkatan prestasi dalam belajar. Tekanan negatif pula mungkin dalam bentuk ketidakupayaan menyempurnakan harapan, dan sasaran yang dikehendaki.
Kaprikornus memotivasi bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melaksanakan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengurus emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita mesti tahu bahwa seseorang melaksanakan sesuatu alasannya didorong oleh motivasinya.
Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yakni:
a. Motivasi pertama yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melaksanakan sesuatu karena takut jikalau tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, contohnya siswa patuh pada gurunya alasannya adalah takut dikenai ragu-ragu jikalau melakukan kesalahan yang mau berakibat nilai akan jelek.
b. Motivasi kedua adalah alasannya adalah ingin meraih sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, alasannya sudah ada tujuan di dalamnya. Siswa mau melakukan sesuatu atau mencar ilmu alasannya adalah dia ingin meraih sebuah sasaran atau prestasi tertentu.
c. Motivasi yang ketiga yakni motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yakni karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu mampu berupa rasa kasih (love) pada sesama atau ingin mempunyai makna dalam menjalani hidupnya. Orang yang mempunyai motivasi mirip ini lazimnya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya belajar bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu (duit, harga diri, pujian, prestasi) namun yakni proses berguru dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya.
Untuk menjadi manajer pada diri sendiri yang efektif dan dapat memotivasi untuk mencapai target, maka ada tiga hal yang harus dilakukan.
a. Pertama yakni menghidupkan inner motivation dari seorang siswa dengan menetapkan membuatkan sasaran yang akan diraih. Motivasi yang benar akan berkembang dengan sendirinya saat seseorang telah dapat melihat visi yang jauh lebih besar dari sekadar pencapaian sasaran. Sehingga setiap siswa dalam berguru dengan lebih efektif alasannya adalah didorong oleh motivasi dari dalam dirinya.
b. Kedua dan ketiga yang perlu dikerjakan oleh seorang efektif adalah menunjukkan kebanggaan yang tulus dan teguran yang sempurna. Kita mampu membuat orang lain melakukan sesuatu secara efektif dengan cara memperlihatkan pujian, dorongan dan kata-kata atau gesture yang faktual. Dapat menempatkan ini selaku prisip pertama dan kedua dalam menanggulangi insan, yakni:
1). jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh, dan
2). berikan penghargaan yang jujur dan nrimo.
Manusia pada prinsipnya tidak bahagia dikritik, dicemooh atau dicerca, namun sangat haus akan pujian dan apresiasi. Tetapi kritik atau teguran yang tepat kadang-kadang justru diperlukan untuk membangun tim kerja yang kokoh dan tangguh. Yang penting dalam menegur orang lain yaitu bukan pada apa yang kita sampaikan tetapi cara menyampaikannya. Teguran yang sempurna justru mampu menjadi motivasi dan mengakibatkan reaksi yang faktual.
Ketika keperluan dasar (to live) seseorang tercukupi, maka ia akan membutuhkan hal-hal yang membuat puas jiwanya (to love) seperti kepuasan kerja, penghargaan, respek, suasana kerja , dan hal-hal yang memuaskan hasratnya untuk meningkat (to learn), ialah potensi untuk berguru dan berbagi dirinya. Sehingga hasilnya orang belajar atau melaksanakan sesuatu sebab nilai, ingin memiliki hidup yang berarti dan mampu mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya (to leave a legacy).
Strategi Motivasi Belajar
Pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan motivasi intrinsik siswa sebanyak mungkin. Untuk mencapai kearah itu ada beberapa cara yang dapat mengembangkan motivasi intrinsik siswa.
a. Membangkitkan minat mencar ilmu
Tujuan penting yaitu membangkitkan keinginan ingin tahu siswa perihal pelajaran yang akan tiba, dan sebab itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi intrinsik siswa.
b. Mendorong rasa ingin tahu
Membangkitkan kehendak ingin tahu siswa wacana apa yang terjadi, dan begitu seterusnya.
c. Menggunakan variasi sistem penghidangan yang menawan
Motivasi intrinsik untuk berguru suatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan bahan pembelajaran yang mempesona.
d. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan berguru
Prinsip dasar motivasi yaitu anak akan berguru keras untuk mencapai tujuan bila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri, dan bukan oleh orang lain.perasaan memiliki tujuan pembelajaran itu pada akhirnya akan melahirkan dorongan untuk memperolehnya.( Anni, 2004: 136-137).