Makalah Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti sebuah hukum tertentu. Aturan tersebut  biasanya merupakan sebuah patokan tata tulis yang sudah dibakukan oleh penduduk akademik. Secara lazim, proses penulisan karya ilmiah dikerjakan dalam tiga tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung unsur adanya problem yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan penelitian, tata cara observasi, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah didapatkan dan dirumuskan, acara penelitian mesti diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan alasannya adalah sasaran akhir observasi adalah mengkomunikasikan hasil observasi pada khalayak terkait. 
Oleh sebab itu,  menulis laporan ialah tahap simpulan yang penting dalam observasi, sebab menulis laporan ialah proses komunikasi yang memerlukan adanya pengertian yang serupa antara penulis dan  pembaca.
Jadi, mampu disimpulkan mencar ilmu menulis karya ilmiah itu sungguh penting. Supaya di setiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya mencar ilmu menulis karya ilmiah juga mampu memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya observasi sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara sempurna dan mudah dimengerti oleh pembaca. Sehingga kami menciptakan makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai materi pembelajaran.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2.      Bagaimana sistematika atau kerangka penulisan karya ilmiah?
3.      Bagaimana cara penulisan karya ilmiah yang baik?
4.      Jenis atau bentuk – bentuk apa saja yang termasuk karya ilmiah?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu:
1.      Memahami tata cara penulisan karya ilmiah.
2.      Memahami cara penulisan karya ilmiah yang baik.
3.      Memahami bentuk – bentuk apa saja yang tergolong karya ilmiah.
4.      Memahami sistematika atau kerangka penulisan karya ilmiah.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah ialah karya yang disusun berdasarkan satu hasil penelitian dan mampu dipertanggungjawabkan keilmiahannya, bukan hasil rekaan atau aliran seseorang tanpa adanya observasi. Karya non-ilmiah yaitu karya yang belum menyanggupi kriteria-persyaratan ilmiah. Perbedaan antara karya ilmiah dan non-ilmiah lebih didasarkan pada pertanggungjawaban ilmiahnya. Sebagai karya hasil penelitian maka di dalam karya ilmiah harus ada beberapa bagian yaitu :[1]
1.      Masalah observasi
2.      Tujuan penelitian   
3.      Metode observasi
4.      Kajian Teori
5.      Objek observasi, data, dan variabel penelitian
6.      Hasil penelitian
Supaya para pembaca dapat lebih mengerti keenam bagian di atas, maka disini akan diterangkan secara singkat perihal keenam komponen tersebut.
1.      Masalah Penelitian
Berkaitan dengan duduk perkara penelitian, yang dibahas mencakup: hakikat duduk perkara, cara mencari dilema,identifikasi persoalan, pembatasan dilema, dan rumusan problem. Sebelum kita melakukan suatu observasi, pastilah kita harus menentukan masalah yang mau diteliti. Masalah dapat diketahui atau diartikan sebagai adanya keadaan, kejadian, atau kejadian yang perlu untuk dipecahkan. Masalah umumnya muncul karena adanya kesenjangan antara yang satu dengan yang lain. Misalnya, antara apa yang sebaiknya ada dan apa yang ada dalam kenyataan, perihal teknologi dan pengetahuan ataupun sesuatu yang lain yang dapat menyebabkan suatu pertanyaan. Maka observasi diharapkan dapat memecahkan dilema tersebut atau memperkecil kesenjangan yang terjadi.
Kita mampu mendapatkan suatu masalah dengan cara proaktif mencari dari banyak sekali sumber bacaan mirip karya ilmiah lain atau jurnal ilmiah, dari pertemuan-konferensi ilmiah, pernyataan pemegang otoritas, pengamatn sepintas, dan sebagainya.
Seandainya kita sudah mendapatkan duduk perkara yang hendak diteliti, maka pertama-tama kita mesti menjelaskan mengapa masalah tersebut layak untuk diteliti, dilihat dari sisi ilmiah dan sisi kegunaan hasil peneliti tersebut.
Selanjutnya, jikalau persoalan tersebut kita teliti maka kita akan memperoleh sejumlah persoalan yang lebih kecil yang perlu diidentifikasikan dulu. Kemudian dari dilema-persoalan yang telah kita kenali, kita memilih suatu masalah yang dianggap paling tepat untuk diteliti sebagai konsentrasi dalam observasi tersebut. Kita mesti membatasi masalah yang kita teliti agar penelitian yang kita kerjakan bisa lebih mendalam. Oleh alasannya adalah itu, problem yang hendak kita teliti haruslah dirumuskan dulu dengan baik.  
2.      Tujuan Penelitian
Setiap observasi tentu mempunyai suatu tujuan. Supaya penelitian tersebut mampu terarah sesuai dengan masalahnya, maka tujuan penelitian itu mesti sejalan dengan rumusan masalahnya.
Di sini perlu disinggung, bahwa judul observasi seharusnya sejalan dengan rumusan duduk perkara dan tujuan penelitian supaya mempermudah para pembaca dalam memahaminya.
3.      Metode observasi
Metode observasi dapat diartikan sebagai jalan atau cara untuk memecahkan duduk perkara. Metode penelitian dibagi menjadi dua adalah observasi kuantitatif dan observasi kualitatif, maka ada dua cara untuk melakukan tata cara penelitian.
Metode kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan derma analisis statistik, dan untuk membuat generalisasi dari sampel yang diangkat dari populasi. Sedangkan sistem kualitatif dipakai untuk menjelaskan data-data yang ditemukan dari suatu objek penelitian. Kalau observasi kuantitatif bermaksud untuk menguji hipotesis, maka penelitian kualitatif bertujuan memperoleh atau menyusun “teori-teori” baru dari data-data penelitian yang dipakai.
Selain observasi kuantitatif dan kualitatif, ada satu lagi penelitian yang disebut dengan action research. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa siklus, lazimnya digunakan untuk meningkatkan hasil berguru atau hasil sebuah produk. Setiap siklus akan menghasilkan satu hipotesis yang hendak dipakai untuk siklus selanjutnya. Kekurangan pada siklus pertama akan diperbaiki oleh siklus selanjutnya, begitu seterusnya sampai siklus yang terakhir dan ditemukan hasil yang dianggap memuaskan.
4.      Kajian Teori
Setelah dilema observasi dirumuskan dan tujuan observasi ditetapkan, maka mesti dilanjutkan dengan kajian teori yang berhubungan dengan persoalan dan tujuan observasi. Kajian teori dapat diambil dari berbagai sumber, dari buku, jurnal, atau karangan ilmiah yang ada. Penelitian yang bersifat kuantitatif harus sungguh-sungguh mengkaji teori-teori yang ada lalu merumuskan konsep asumsi dari teori-teori tersebut, serta merumuskan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data yang mau dikumpulkan.
Sedangkan dalam penelitian yang bersifat kualitatif kajian teori dikumpulkan bertahap. Data yang baru terkumpul langsung dianalisis, dijelaskan berdasarkan kerangka pikir yang sudah ditetapkan.
5.      Objek observasi, data, dan variabel observasi
Dalam penelitian kuantitatif objek penelitiannya disebut populasi, namun tidak seluruh populasi yang diteliti, melainkan cuma sampel (percontoh) dari populasi itu. Namun, hasil penelitian terhadap sampel itu lalu digeneralisasikan sebagai hasil dari populasi itu. Sampel lazimnya diambil sekian persen dari populasi, tergantung dari besarnya populasi itu.
Dalam observasi kualitatif, besarnya objek yang diteliti tidak menurut pada sampel, melainkan pada jumlah yang dianggap memadai atau mencukupi, hingga tujuan yang ingin dikenali dianggap telah tercapai.
Dalam penelitian kuantitatif berupa angka-angka nilai, lalu akan dianalisis dengan perlindungan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif berupa hal, keadaan, peristiwa, dan sebagainya.
Perlu dijelaskan bahwa objek penelitian tidak sama dengan data observasi. Dalam penelitian kuantitatif ada perumpamaan variabel observasi. Yang dimaksud dengan variabel observasi itu ialah sama hal dengan yang diteliti. Umpamanya, bila judulnya yakni relasi, antara kesanggupan membaca dengan kesanggupan menulis, maka variabelnya yaitu kesanggupan membaca dan menulis. Salah satu diantaranya dijadikan variabel bebas dan yang lain dijadikan variabel terikat.
6.      Hasil Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, hasil penelitiannya berbentukhasil perhitungan statistik terhadap variabel-variabel yang diteliti, lalu hasil perhitungan statistik ini dijadikan dasar untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam penelitian kualitatif, hasil penelitiannya berupa klarifikasi terhadap data-data yang didapatkan. Berdasarkan hasil observasi itu, kemudian ditarik suatu kesimpulan dan berdasarkan kesimpulan, ditarik nasehat-saran untuk observasi lebih lanjut.
B.     Sistematika atau Kerangka Penulisan Karya Ilmiah
Hasil observasi yang dilaporkan dalam bentuk tulisan ialah karya ilmiah. Oleh sebab itu, penulisnya harus menuruti sebuah aturan kerangka penulisan tertentu. Aturan penulisan tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada forum yang bersangkutan. Secara biasa , kerangka penulisan karya ilmiah mampu dibagi dalam tiga bab, yaitu: pendahuluan, isi, dan epilog.[2]
1.      Bagian Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi : halaman judul, halaman pengakuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan grafik.
a.       Halaman Judul
Judul ditulis untuk mengenali garis besar isi laporannya. Judul ditulis dengan abjad kapital, biasanya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga variasi lain.
b.      Halaman Pengesahan
Berisi kesepakatan dari pembimbing atau lembaga yang bersangkutan.
c.       Kata Pengantar
Menguraikan dengan singkat argumentasi dan tujuan penyusunan laporan observasi, dan ucapan terima kasih terhadap pembimbing dan pihak yang telah membantu pelaksanaan observasi.
d.      Halaman Abstrak
Berisi duduk perkara pokok pada skripsi atau disertasi. Pada makalah, tidak memerlukan halaman ini.
e.       Daftar Isi
Untuk memperlihatkan citra menyeluruh perihal isi pokok laporan, sehingga harus mencantumkan dengan terperinci urutan bagian dan sub-bagian, serta seluruh lampiran yang ada dengan nomor halaman masing-masing.
f.       Daftar Tabel, Gambar, dan Grafik
Jika menggunakan lampiran tabel, gambar, dan grafik untuk menunjang isi laporan, maka harus mencantumkan nomor urut dan halaman dengan terperinci.
2.      Bagian Isi
Secara umum, bagian isi terdiri dari:
a.       Pendahuluan
Memaparkan:  latar belakang dan perumusan duduk perkara, tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis, klarifikasi, dan sistem observasi.
b.      Landasan teori
Berisi: uraian teoritis yang berafiliasi dengan persoalan observasi dan konsep yang mendasari perumusan hipotesis.
c.       Hasil penelitian
Menguraikan: pembuatan dan analisis data, serta penafsiran hasil analisis data.
d.      Kesimpulan dan Saran
Menguraikan keseluruhan hasil observasi. Mengulas hasil penafsiran yang dirujukkan kepada landasan teori yang digunakan kemudian dikemukakan beberapa nasehat.
3.      Bagian Penutup
Pada biasanya terdiri dari:
a.       Daftar Kepustakaan
Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku sumber yang digunakan dalam penulisan laporan.
b.      Lampiran
Berisi seluruh bahan yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistik, tabel, dan lain-lain.
c.       Indeks
Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan disusun menurut karakter.
C.    Cara atau Syarat Penulisan Karya Ilmiah yang Baik
Secara biasa , penulisan karya tulis ilmiah harus menyanggupi beberapa syarat tertentu, hasil penulisan karya ilmiah harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya alasannya karya ilmiah bukanlah suatu karangan bebas yang dapat di buat berdasarkan imajinasi ataupun khayalan penulis.
Suatu karya ilmiah harus apa adanya sesuai dengan kenyataan adapun syarat – syarat penulisan karya ilmiah yaitu prinsip ilmiah dan sesuai dengan tatatulis baku (EYD). Syarat penulisan karya ilmiah mencakup beberapa hal selaku berikut : [3]
1.      Objektivitas
Objektivitas berafiliasi dengan sikap penulis. Dalam hal ini, penulis mesti bersikap objektif dalam mengemukan pendapatannya, apa adanya, tidak dibuat–buat. Sehingga hasil tulisannya mampu dipertanggung jawabkan berdasarkan data yang ada.
2.      Pola berfikir deduktif – induktif
Dalam mengemukakan atau menawan kesimpulan, penulis mesti menggunakan teladan berfikir yang logis (runtut dan sesuai dengan akal) ada dua teladan  berfikir logis ialah : dedukatif dan indukatif. Pola berfikir deduktif bertolak dari teori atau hal yang umum untuk menarik kesimpulan yang khusus.
Contoh : Secara umum dikatakan semua dokter tulisannya jelek, lalu fakta khusus ayahku seorang dokter, maka mampu disimpulkan ayahku tulisannya buruk.
Sedangkan pola berfikir induktif ialah cara berfikir atau menawan kesimpulan dari fakta – fakta khusus terhadap  fakta biasa atau kalimat utamanya berupa kalimat yang bersifat lazim.
Contoh : Fakta – fakta khusus menyatakan insan memerlukan oksigen. Hewan memerlukan oksigen. Tumbuhan membutuhkan oksigen, maka dapat disimpulkan bahwa “semua mahluk hidup membutuhkan oksigen”
3.      Sistematika
Karya tulis ilmiah harus disusun secara sistematika, artinya menuruti alur pemahaman yang runtut dari dilema sampai pada kesimpulan.[4] Tata tulis baku bekerjasama dengan sistematika penulisan karya tulis ilmiah, biasanya masing – masing lembaga memiliki peraturan tata tulis yang berbeda. Akan namun, pada dasarnya peraturan tersebut memiliki standar yang sama. Tata tulis baku ini diperlukan karena :
a.       Dapat memperlancar komunikasi hasil observasi.
b.      Memudahkan evaluasi atau pertanggungjawabannya.
c.       Mempercepat penyebarluasan tanpa memerlukan penyusunan kembali.
Tata Cara Penulisan Ilmiah berisikan: penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.
1.      Kutipan
            Kutipan merupakan penulisan kembali pendapat atau hasil karya tulis orang lain,baik eksklusif maupun tidak pribadi. Pada lazimnya kutipan dibedakan menjadi dua,yakni: Kutipan eksklusif dan kutipan tidak eksklusif.
a.       Kutipan Langsung
              Kutipan eksklusif ditulis persis dengan aslinya(baik kata,ejaan,maupun tanda bacanya). Kutipan seperti ini lazimnya dipakai untuk mengutip: rumus, peraturan aturan, surat keputusan, peribahasa, definisi, dan lain-lain. Secara umum kutipan langsung dibedakan menjadi dua:kutipan eksklusif panjang dan kutipan langsung pendek. Kutipan langsung panjang,ditulis lebih dari tiga baris,ditulis sendiri dalam alinea baru dengan pergeseran spasi. Baris pertama kutipan dituluskan pada ketukan kedelapan dari margin kiri,baris selanjutnya dimulai pada ketukan ke-lima.
              Kutipan langsung pendek tidak lebih dari tiga baris,dituliskan langsung dalam kalimat penulis diantara tanda petik(“…”) dan tanpa pergantian spasi.
b.      Kutipan Tak Langsung
              Kutipan tak eksklusif ini ialah uraian penulis dengan kata-kata sendiri menurut pendapat atau hasil karya penulis lain. Tetapi pertimbangan eksklusif tidak boleh dikemukakan di dalamnya. Penulisannya tanpa tanda petik dan spasi. Sumber asal kutipan dapat dituliskan pribadi dengan mencantumkan nama penulis,tahun terbit,dan halaman buku.
2.      Catatan Kaki
Yang dimaksud dengan catatan kaki ialah keterangan-informasi atas teks karangan yang diposisikan pada kaki halaman tulisan yang bersangkutan. Catatan kaki bantu-membantu bukan untuk mengetahui sumber kutipan,namun untuk memberi penjelasan mengenai sesuatu yang berada di luar pokok obrolan,yang perlu dikenali untuk mengerti pokok pembicaraan lebih jauh. Sumber catatan kaki dapat berasal dari:buku,majalah,jurnal,makalah,surat kabar maupun pernyataan pribadi. Cara penulisannya dengan mencantumkan nama pengarang,judul goresan pena,kota dan nama penerbit,tahun terbit serta halaman kutipan. Penulisan sumber kutipan yang muncul beberapa kali mampu disingkat dengan beberapa ungkapan,seperti:ibid.,op.cit.,dan loc.ci.
Untuk menghindari pencatatan sumber yang diulang –ulang, digunakan abreviasi-singkatan dari bahasa Latin selaku pengganti sumber. Pemakaian sumber tersebut selaku berikut:
a.       Ibid dari kata Ibidem, artinya sama. Maksudnya menyatakan bahwa kutipan itu diambil dari sumber dan halaman yang serupa yang datanya telah dicantumkan dengan lengkap sebelum kutipan tersebut. Kaprikornus, di antara kutipan itu dengan kutipan sebelumnya tidak ada sumber lain. Bila halamannya saja yang berlainan digunakan Ibid halaman.
b.      Loz. Cit. dari kata loco cotato, artinya pada daerah yang sama dengan sumber yang sudah mendahuluinya. Begitu pula halamannya sama, hanya telah diselingi sumber lain. Contoh: Jauhari, Loz. Cit.
c.       Op. Cit. dari opera citato, tujuannya karya yang telah dikutip apalagi dahulu. Contoh: Muttaqin, Op. Cit. hlm.207.
3.      Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi semua sumber  bacaan yang dipakai dalam penulisan. Komponen yang mesti ada dalam daftar pustaka yakni,nama pengarang,tahun terbit,judul buku,kota penerbit,nama penerbit.[5]
D.    Bentuk-Bentuk Karya Ilmiah
Dilihat dari bobot dan kedalaman analisisnya mampu dibedakan adanya beberapa karangan ilmiah, ialah karya tulis, makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan hasil observasi. Pada prinsipnya semua karangan ilmiah yakni hasil dari sebuah kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah bahan, susunan, tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut.[6]
1.      Karya Tulis
Karya tulis ialah karangan ilmiah yang umum diberikan kepada siswa sekolah menengah tentang salah satu aspek satu mata pelajaran. Di dalamnya terdapat unsur problem, tujuan penulisan, pembahasan, dan kesimpulan. Panjangnya kurang lebih sepuluh halaman ketikan dua spasi pada “kertas ukuran A4”. [7]
2.      Makalah
Makalah adalah karangan ilmiah yang ditulis untuk dihidangkan dalam seminar atau simposium. Tebalnya sekitar 15 halaman diketik satu setengah spasi pada kertas ukuran A4, termasuk abstrak dan daftar pustaka.
Makalah juga mesti disusun menurut hasil penelitian, entah penelitian lapangan maupun penelitian pustaka. Makara, semua unsur observasi ada tercakup di dalamnya. Namun, format susunannya tidak perlu formal seperti pada skripsi, tesis, dan disertasi. Abstrak yang diletakkan pada permulaan makalah, umumnya berisi tujuan penulisan, problem penulisan, dan hasil atau kesimpulan. Abstrak biasa berisi keyword dari abstrak itu.
Kemajuan teknologi remaja ini tidak menuntut penyaji makalah membacakan makalahnya melainkan cuma menerangkan makalah dari power point yang ditayangkan.[8]
3.      Skripsi
Skripsi ialah karangan ilmiah yang mengemukakan pertimbangan penulis menurut usulan orang lain yang ditulis untuk menjadi syarat tugas akhir pada pendidikan strata satu (S1). Masalah yang diajukan berkenaan dengan salah satu aspek yang menjadi substansi bidang keilmuan yang ditekuni. Skripsi memiliki bobot yang lebih tinggi dari sebuah karya tulis. Semua bagian observasi yang dikemukakan pada subbab 8.1 harus terang terlihat dalam suatu skripsi. [9]
Pendapat yang diajukan mesti didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik menurut peneliian pribadi (observasi lapangan) maupun observasi tidak pribadi (study kepustakaan). Pembahasan dalam skripsi mesti dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah adalah logis dan emperis. Jumlah halaman untuk skripsi minimal 60 halaman. Kalau karya tulis tidak diujikan, dan makalah disuguhkan dalam suatu pelatihan atau suatu konferensi ilmiah, maka skripsi diujikan di wajah suatu sidang ujian skripsi.
4.      Tesis
Tesis yakni karangan ilmiah selaku peran selesai dalam pendidikan strata dua. Isinya ialah pendalaman dari salah satu faktor atau segi program studi yang dibarengi. Tesis juga diujikan dalam satu sidang cobaan tesis.[10]
Penulisan tesis bertujuan mensintesikan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi tinggi guna memperluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini khususnya berbentuktemuan-temuan baru dari hasil suatu observasi secara mendalam perihal sebuah hal yang menjadi tema tesis tersebut. Jumlah halaman untuk Tesis minimal 80 halaman.
5.      Disertasi
Disertasi yaitu karangan ilmiah sebagai tugas simpulan dalam pendidikan strata tiga. Isinya ialah tinjauan filosofis terhadap satu faktor atau sisi dari bidang ilmu yang diteliti. Penekanan pada faktor filosofis ini menjadi ciri pada pendidikan strata tiga. Mengapa? Karena induk dari segala ilmu yaitu filsafat. Mereka yang sudah menyelesaikan pendidikan strata tiga atau yang sudah menuntaskan disertasi dikatakan pengetahuannya sudah hingga pada tingkat filsafat. Maka itu, di Inggris atau di negara lain, mereka yang telah lulus dalam pendidikan strata tiga diberi gelar Ph.D (=Philosophy Degree). Artinya, sudah mencapai derajat filosof.[11]
Disertasi ialah suatu karangan ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang mampu dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan lazimnya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu sekolah tinggi tinggi, desertasi berisi wacana hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap sebuah hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut,  inovasi tersebut bersifat asli dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor. Jumlah halaman untuk Disertasi minimal 250 halaman.
6.      Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil observasi adalah laporan yang dibuat sehabis sebuah penelitian dilaksanakan. Laporan penelitian juga berisi unsur problem, tata cara penelitian, objek penelitian, instrumen observasi, hasil yang diraih. Lalu anjuran untuk melakukan sesuatu yang lain berdasarkan hasil penelitian itu. [12]
E.     Bagian Inti Karangan Pada Karya Tulis Ilmiah
Bagian inti karangan karya tulis ilmiah:[13]
1.      Bab Pendahuluan
a.       Latar Belakang Masalah
Bagian ini menampung alasan penulis mengambil judul itu dan faedah simpel  yang mampu diambil dari karangan ilmiah tersebut. Alasan-alasan ini dituangkan dalam paragraf-paragraf yang dimulai dari hal yang bersifat umum hingga yang bersifat khusus.
b.      Rumusan duduk perkara
Permasalahan yang muncul akan dibahas dalam bab pembahasan dan ini ada kaitannya dengan latar belakang problem yang telah dibahas sebelumnya. Permasalahan ini dirumuskan dalam kalimat-kalimat pertanyaan.
c.       Tujuan
Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan terperinci dan tujuan ini ada kaitannya dengan rumusan problem dan relevansinya dengan judul.
d.      Ruang Lingkup
Ruang lingkup ini menerangkan pembatasan persoalan yang dibahas. Pembatasan  duduk perkara hendaknya terinci dan perumpamaan perumpamaan yang berhubungan dirumuskan secara sempurna. Rumusan ruang lingkup harus sesuai dengan tujuan pembahasan
e.       Landasan Teori
Landasan teori berisi prinsip-prinsip teori yang menghipnotis dalam pembahasan. Teori ini juga berkhasiat untuk menolong gambaran langkah kerja sehingga membantu penulis dalam membicarakan masalah yang sedang diteliti.
f.       Hipotesis
Hipotesis ialah kesimpulan/asumsi yang dirumuskan dan untuk sementara diterima, serta masih harus dibuktikan kebenarannya dengan data-data otentik yang ada, pada bab-bab be rikutnya. Hipotesis mesti dirumuskan secara terperinci dan sederhana, serta cukup meliputi dilema yang dibahas.
g.      Sumber data atau kajian pustaka
Sumber data atau kajian pustaka yang dipakai penulis karangan ilmiah lazimnya ialah kepustakaan, kawasan insiden insiden (hasil observasi), interview, seminar, diskusi, dan sebagainya.
h.      Metode dan teknik
1)      Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah cara mencari data bagi sebuah penulisan, ada yang secara deduktif dan atau induktif. Mencari data dapat dilakukan dengan cara studi pustaka, penelitian lapangan, wawancara, pelatihan, diskusi, dan lain sebagainya.
2)      Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang dapat digunakan yakni teknik wawancara,angket, daftar kuesioner, dan pengamatan. Semua ini disesuaikan dengan duduk perkara yang dibahas
3)      Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan ialah sebuah tulisan tentang isi pokok secara garis besar dari bab I sampai bagian terakhir atau  kesimpulan dari sebuah karangan ilmiah. Berdasarkan landasan teori
2.      Bab Analisis/Bab Pembahasan
Bab ini merupakan bagian pokok dari sebuah karangan ilmiah, yakni   dilema-duduk perkara akan dibahas secara terperinci dan sistematis. Jika bagian pembahasan cukup besar, penulisan mampu dijadikan dalam beberapa anak bagian.
3.      Bab Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang sudah diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan. Kesimpulan ialah citra biasa seluruh analisis dan hubungannya dengan hipotesis yang telah dikemukakan.Yang dimaksudkan dengan nasehat yakni anjuran penulis tentang sistem penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, atau beberapa anjuran yang ada hubungannya dengan kendala yang dialami selama observasi.
4.      Bagian Penutup
Pada bagian Penutup berisikan Kutipan, Daftar Pustaka, dan Catatan Kaki   Penulisan kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki berhubungan erat dengan proses pengambilan data untuk kepentingan penulisan karya ilmiah. Beberapa hal yang perlu diamati dalam pengambilan data.
a.       Harus mencantumkan sumber aslinya. Hal ini penting sebab pengambilan data tanpa mencantumkan sumber aslinya dapat dikategorikan sebagai penjiplakan atau plagiat.
b.      Data yang diambil harus sesuai dengan fakta, dihentikan diubah ataupun direkayasa.
c.       Pengambilan data hendaknya diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya, baik dari objektivitas, metode pengumpulan, (jikalau data diperoleh dari pengamatan, pengujian, atau angket) maupun kewenangan pihak pemberi data.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Metode Penulisan karya ilmiah merupakan serangkaian aktivitas penulisan menurut hasil observasi, yang sistematis berdasar pada tata cara ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap urusan yang muncul sebelumnya. Banyak cara untuk mendapatkan tanggapan dari observasi tersebut. Untuk memperjelas tanggapan ilmiah terhadap problem atau pertanyaan yang ada dalam observasi, penulisan karya ilmiah harus menggali khazanah pustaka, guna melengkapi teori-teori atau rancangan-konsep yang berhubungan dengan problem yang ingin dijawabnya.
 Untuk itu penulisan karya ilmiah harus tekun dan teliti dalam hal membaca dan mencatat desain-desain serta teori-teori yang mendukung karya tulis ilmiahnya. Dengan demikian, karya tulis ilmiah yang pembicaraannya bersifat objektif, berdasarkan data dan penyimpulan-inovasi di dalamnya berpola induktif dan deduktif serta pembahasan datanya menurut rasio.
B.     Saran
Kami membuat makalah ini untuk  pembelajaran bareng . Kami mengambil dari banyak sekali sumber, jadi jika pembaca menemukan kesalahan dan kelemahan, maka kami sarankan untuk mencari tumpuan yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kelemahan dapat membaca buku yang menjadi tumpuan secara lengkap.


DAFTAR PUSTAKA
Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta : Familia Pustaka Keluarga.
Chaer, Abdul, 2011, Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta.
Heri Jauhari, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010
Keraf, Gorys, 2004, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Ende: Nusa Indah, Cetakan XIII.
Rumaningsih, Endang, 2011, Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang: Ra-SAIL (Ranah Ilmu-ilmu Sosial Agama dan Interdisipliner), Cetakan III.
Wasito, Hermawan, 1997, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Winarto, Yunita T., Totok Suhardiyanto, dan Ezra M. Choesin (eds.), 2004, Karya Tulis Ilmu Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Edisi 1.


[1] Drs.Abdul Chaer,2011,Ragam Bahasa Ilmiah,Jakarta:Rineka Cipta.h.181-187

[2] Drs.Hermawan Wasito,1997,Pengantar Metodologi Penelitian,Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.103-106

[3] Drs.Hermawan Wasito,Pengantar Metodology Penelitian,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,1997)h.99

[4] Ibid

[5] Heri Jauhari, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010) h. 24

[6] Rumaningsih, Endang, 2011, Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang: Ra-SAIL (Ranah Ilmu-ilmu Sosial Agama dan Interdisipliner), Cetakan III. Hal 80

[7] Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta. 2011), h. 185.

[8] Ibid.h. 185-186

[9] Ibid. h. 186.

[10] Ibid. h. 186.

[11] Ibid. h. 186-187.

[12] Ibid. h. 187.

[13] Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta : Familia Pustaka Keluarga. Hal 56