Contoh 1 : Masalah memilih sekolah anak. Pak Ahmad memiliki anak bernama Ahlia yang telah usianya siap untuk mulai masuk sekolah dasar atau SD. Ia mencari info beberapa sekolah dasar yang bisa dimasuki oleh anaknya. Pertimbangannya dalam memilih sekolah, antara lain : sekolah itu anggun kualitasnya, muatan pembelajaran agama Islam dan adab mulia cukup, jarak dari rumahnya akrab, biaya pendidikannya terjangkau, dan anaknya mau dimasukkan di sekolah tersebut. Setelah lama mencari risikonya dia dihadapkan kepada dua pilihan sekolah. Kriteria kedua sekolah tersebut masuk semua. Pak Ahmad menjadi resah mau memilih yang mana. Dalam suasana mirip ini maka ia lalu melaksanakan shalat sunah istikharah.
Contoh 2 : Masalah memilih daerah kuliah. Ilham seorang anak yang cerdas dan berakal di sekolahnya. Ia murid di Sekolah Menengah Atas terkenal di kota Bandung. Tiga tahun di menjalani pendidikan di SMA tersebut dia selalu meraih rangking kelas pertama. Saat sebelum lulus, dia diikutkan sekolahnya menjadi penerima seleksi penjaringan murid berprestasi di tiga perguruan tinggi yang populer. Ia menggemari jurusan Teknik. Sebut saja Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Padjajaran. Dari hasil seleksi ternyata Ilham lolos semua di ketiga daerah perkuliahan dan berhak menjadi mahasiswa gres di sana. Ditambah lagi semuanya menunjukkan beasiswa penuh alias gratis 100 %. Bahkan beliau pun mendapat uang saku tiap bulan. Bagi Ilham ketiga akademi tinggi tersebut sama bagusnya. Tentu saja hal ini menjadikan Ilham agak kebingungan untuk memilih pilihan. Mau dimana ia kuliah. Maka dia pun melaksanakan shalat istikharah untuk memutuskannya.
Contoh 3 : Masalah memilih pekerjaan. Yusuf seorang mahasiswa berprestasi di suatu perguruan tinggi negeri populer di Yogyakarta. Ia menjadi mahasiswa jurusan farmasi. Nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang dimilikinya tinggi. Nyaris tepat 4,00. Setelah dia lulus dan sudah tamat melakukan seluruh proses kuliahnya beliau berkeinginan untuk secepatnya melakukan pekerjaan . Belum hingga ia membua surat lamaran pekerjaan telah ada lima perusahaan besar yang menawarinya untuk melakukan pekerjaan di sana. Gaji masing-masing perusahaan itu sama besarnya. Fasilitas yang diberikan juga sama lengkapnya. Lokasi perusahaan itu pun masih satu kota dengan daerah tinggalnya di Medan. Ia pun agak galau untuk menetapkan mau bekerja di perusahaan mana. Kemudian ia melakukan shalat istikharah.
Contoh 4 : Masalah memilih jodoh. Hanifah ialah gadis desa yang bagus. Dalam agama Islam mampu kita kenal dengan wanita shalihah. Ia baru saja lulus dari sebuah pondok pesantren di wilayahnya. Oleh para tetangga diketahui sebagai gadis yang pintar dan berakhlak mulia. Setiap sore dia mengajari belum dewasa di lingkungannya untuk mengaji. Anak-anak tersebut ada yang diajari membaca Al-Quran, metode ibadah, fiqh, dan budpekerti. Melihat hal itu ada beberapa pria yang terpesona untuk menikah dengannya. Setidaknya ada 4 (empat) laki-laki yang menanyakan kepada ayahnya Hanifah. Usia Hanifah memang telah cukup untuk menikah. Semua dari pria tersebut bisa dibilang cowok yang shaleh. Mereka termasuk pelopor dakwah di kampungnya dan sangat aktif shalat berjamaah di masjid. Keempat dari laki-laki yang mengajukan pertanyaan kepada Ayahnya tampan semua. Mereka pun sama-sama berasal dari keluarga yang baik-baik. Keempatnya juga telah memiliki penghasilan yang cukup . Yang pertama seorang pengusaha masakan sukses, yang kedua seorang guru PNS (Pegawai Negeri Sipil), yang ketiga seorang pegawai BUMN (Badan Usaha Milik Negara), dan yang keempat seorang penjualberas yang berhasil di desanya. Tetapi persoalan besar kecilnya pendapatan tidak dipermasalahkan oleh Hanifah. Menghadapi masalah ini dia gundah mau menerima laki-laki yang mana. Kemudian ia melaksanakan shalat istikharah.
Baca juga : Doa sebelum dan sehabis wudhu lengkap arab latin dan artinya.
Doa Setelah ShalatIstikharah |
Latinnya :
ALLAAHUMMA INNII ASTAKHIIRUKA BI’ILMIKA WA ASTAQDIRUKA BIQUDRATIKA, WA AS-ALUKA MIN FADHLIKAL ADHIIMI, FA INNAKA TAQDIRU WA LAA AQDIRU WA TA’LAMU WA LAA A’LAMU, WA ANTA ‘ALLAAMUL GHUYUUB.
ALLAAHUMMA INKUNTA TA’LAMU ANNA HAADZAL AMRA -sebutkan persoalan kita di sini- KHAIRULII FII DIINII WA MA’AASYII WA ‘AAQIBATI AMRII FAQDURHU LII WAYASSIRHU LII TSUMMA BAARIKLII FIIHI.
WA IN KUNTA TA’LAMU ANNA HAADZAL AMRA SYARRULII FII DIINII WA MA’AASYII WA ‘AAQIBATI AMRII FASHRIFHU ‘ANNII WASHRIFNII ‘ANHU WAQDUR LI YAL KHAIRA HAITSU KAANA TSUMMA ARDHINII BIH.
Artinya :
” Ya Allah, sebetulnya saya meminta opsi yang tepat pada-Mu dengan ilmu-Mu, saya memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta terhadap-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan saya tidak tahu. Engkaulah yang mengenali masalah yang gaib.
Ya Allah, kalau Engkau mengenali bahwa perkara ini -sebutkan persoalan kita di sini- baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di alam baka, maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah dia untukku. Ya Allah, kalau Engkau mengenali bahwa masalah tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku, maka palingkanlah beliau dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. “
Doa Sesudah Shalat Istikharah |
Latinnya :
ALLAAHUMMA INNII ASTAKHIIRUKA BI’ILMIKA WA ASTAQDIRUKA BIQUDRATIKA, WA AS-ALUKA MIN FADHLIKAL ADHIIMI, FA INNAKA TAQDIRU WA LAA AQDIRU WA TA’LAMU WA LAA A’LAMU, WA ANTA ‘ALLAAMUL GHUYUUB.
ALLAAHUMMA INKUNTA TA’LAMU ANNA HAADZAL AMRA -sebutkan persoalan kita di sini- KHAIRULII FII AAJILI AMRII WA AAJILIHI FAQDURHU LII WAYASSIRHU LII TSUMMA BAARIKLII FIIHI.
WA IN KUNTA TA’LAMU ANNA HAADZAL AMRA SYARRULII FII AAJILI AMRII WA AAJILIHI FASHRIFHU ‘ANNII WASHRIFNII ‘ANHU WAQDUR LI YAL KHAIRA HAITSU KAANA TSUMMA ARDHINII BIH.
Artinya :
” Ya Allah, bantu-membantu aku meminta pilihan yang sempurna pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon terhadap-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta terhadap-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah bisa melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengenali kasus yang mistik.
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa masalah ini -sebutkan persoalan kita di sini- baik bagiku dalam agama, kehidupan, dan selesai urusanku, maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah dia untukku. Ya Allah, jikalau Engkau mengenali bahwa perkara tersebut buruk bagiku dalam urusanku di dunia dan darul baka), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah saya darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. “