Pengalaman Wawancara Dengan Guru Bk Di Smp Katolik Slamet Riyadiponorogo

Tulisan ini ialah laporan observasi dengan tata cara wawancara yng saya kerjakan di SMPK Slamet Riyadi Ponorogo pada hari rabu 10 Desember 2014 tentang kinerja guru BK. Penelitian ini aku lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyanggupi satu dari sekian banyaknya peran pada mata kuliah Bimbingan serta Konseling. Tujuan penelitian ini bagi atau mampu juga dikatakan untuk mengetahui bagaimana kinerja guru BK di sekolah yang sudah di sebutkan. Dengan mengetahui ataupun sekurang-kurangnya mengetahui gambaran dari kinerja guru BK di sekolah yang telah di sebutkan, maka hasil nya kelak bisa kita jadikan menjdai bahan penilaian bagi atau bisa juga dikatakan untuk terus menaikan kualitas layanan BK di sekolah.
SMP yng satu ini memanglah agak berlawanan dengan kebanykan Sekolah Menengah Pertama di Ponorogo, pasalnya SMP ini ialah SMP Nasrani. Sekolah Menengah Pertama Katolik Slamet Riyadi memiliki jumlah siswa sebanyk 76 anak dengan satu guru BK. Meskipun forum pendidikan Kristen, namun guru BK di sekolah ini, yaitu ibu Kusnul Ganiah, ia beragama islam. Beliau merupakan lulusan IKIP Muhammadiyah Yogyakarta jurusan Pendidikan umum. Beliau menuturkan bahu-membahu relasi antara siswa yng beragama Nasrani dengan yng beragama Islam bisa terjalin secara serasi. Begitu juga dengan para guru yng mengajar di situ. Iklim toleransi di sekolah yang sudah di sebutkan cukup baik.
Sebagaimana peran guru BK pada umumnya, ia secara khusus mengampu mata pelajaran Bimbingan serta Konseling. Beliau berafiliasi dengan wali kelas dan para guru mata pelajaran yng lain bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan pertumbuhan informasi seputar persoalan-urusan yng mungkin sedang dialami oleh anak siswa.
Program kerja yng rutin ia lakukan diantaranya yakni memberikan pemahaman tentang tugas serta fungsi guru BK kepada para siswa gres. Proses internalisasi pengertian ini cukup sukses. Terbukti dengan jalinan kekerabatan yng terbangun antara siswa serta guru BK cukup intens. Para siswa tak segan-segan bagi atau bisa juga dibilang untuk datang ke ruangan BK serta mengadukan segala jenis urusan yng orang-orang alami, baik problem pribadi maupun social. Beliau pun pun mengatakan bantu-membantu Suka orangtua siswa menelepon bagi atau bisa juga dikatakan untuk berkonsultasi terkait dengan persoalan anaknya.
Apabila perkara ataupun urusan yng cukup berat serta BK tak mampu bagi atau bisa juga dibilang untuk menyelesaikannya, maka guru BK melibatkan kepala sekolah bagi atau mampu juga dibilang untuk menawarkan solusi yng paling baik. Namun selama beliau menjadi guru BK di situ, belum ada alih tangan kasus yng melibatkan pihak kepolisian.