Di dalam pantun terdapat penuntun. Yaitu pengajaran perihal kebaikan bagi insan.
Para pendakwah Islam acap kali memakai pantun selaku fasilitas untuk menyampaikan agama.
Dengan kata lain bantu-membantu pantun memiliki peran dalam pendidikan.
Contoh-pola pantun pendidikan di bawah ini ialah pantun yang terdiri dari permintaan kepada ada anak muda untuk mementingkan pendidikan.
Sebagaimana diketahui, pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan.
Negara yang maju ialah negara yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi.
Sebaliknya negara yang miskin umumnya kurang pandai dalam dunia pendidikan.
Daftar Isi
Pantun Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan sarana pendidikan. Oleh karena itu bawah umur mesti bersungguh-sungguh dan senang pergi ke sekolah.
Di sanalah mereka menimba ilmu dan bersosialisasi dengan sahabat-teman.
Tentunya usulan yang paling sering ditemukan dari guru yaitu semoga mereka banyak-banyak berguru.
Sehingga dikala mereka remaja mereka akan mendapatkan manfaat dari ilmu yang mereka pelajari.
1.
Mentari pagi begitu hangat,
Pagi hilang begitu cepat.
Berangkat sekolah dengan semangat,
Semoga ilmu berfaedah.
2.
Sudah besar badan kancil,
Bermain-main dengan Si tupai.
Rajin berguru di waktu kecil,
Sudah besar menjadi arif.
3.
Pelangi indah beraneka warna,
Muncul sehabis turun hujan.
Jika ingin taklukkan dunia,
Pendidikan diutamakan.
4.
Apa gunanya lemari beling,
Kalau isinya tidak ada.
Apa gunanya harta benda,
Jika ilmu tidak memiliki.
5.
Anak Belanda mengkonsumsi roti,
Roti sepotong dibelah-belah.
Dengan ilmu kita mengetahui,
Mana yang benar mana yang salah.
6.
Walau berair sampai ke paha,
Jangan melalui atas jembatan.
Walau sulit tetap berupaya,
Jangan hingga putus impian.
7.
Ular merah ular naga,
Hendak bertemu dengan si Panda.
Berusahalah sekuat tenaga,
Niscaya ilmu masuk ke dada.
8.
Hari raya makan ketupat,
Kue renyah dari ketan.
Carilah ilmu hingga mampu,
Menjadi cahaya di periode depan.
9.
Tanaman melati tanam padi,
Banyak yang suka pada keduanya.
Didiklah hati untuk berbudi,
Hidup dengan akhlak yang mulia.
10.
Ladang luas berkembang bambu,
Membangun gubuk di tepi rawa.
Selagi muda carilah ilmu,
Agar tak menyesal di hari bau tanah.
Contoh Pantun Pendidikan Budi Pekerti
Budi pekerti ialah adat. Budi pekerti yang luhur mempunyai arti etika yang mulia.
Agama sangat menekankan etika yang mulia. Dengan akhlak itulah derajat manusia bisa tinggi.
Sebaliknya apabila etika tidak ada, maka manusia menjadi rendah.
11.
Mari kita menanam tomat,
Tanam tomat di tanah darat.
Kepada yang tua hendaklah hormat,
Agar tinggi derajat martabat.
12.
Durian manis kulit berduri,
Makan cireng ditambah cuka.
Wajah cantik berseri-seri,
Semua orang jadi suka.
13.
Kita berlindung dari gempa,
Kalau gempa rumah pun rata.
Sopan santun tak pernah lupa,
Itulah ada yang sungguh pertama.
14.
Manis rasanya makan kolak,
Sambil menyaksikan bak ikan.
Baik akal baik budpekerti,
Banyak orang yang mendoakan.
15.
Lambat berjalan si kura-kura,
Tak arif memanjat kelapa.
Walau harta kita tak memiliki,
Milikilah budbahasa yang mulia.
16.
Si kancil dan si rusa,
Bermain-main di Rimba Raya.
Hormatilah sesama insan,
Supaya hidup tentram senang.
17.
Pagi hari sarapan bubur,
Sayur lontong bercampur santan.
Sopan santun saat bertutur,
Lisan ini jangan menyakitkan.
18.
Malam hari tidur nyenyak,
Pagi-pagi makan kolak.
Apa gunanya harta yang banyak?
Kalau dirimu tidak memiliki adat.
19.
Burung kutilang pergi ke taman,
Dengan saya dia terbang.
Jadilah orang-orang beriman,
Hati bersih dan penyayang.
20.
Terbang tinggi jauh ke awan,
Pulang ke sarang di waktu senja.
Selalulah setia kawan,
Susah bahagia tolong-menolong.
Pantun Pendidikan Untuk Anak Sekolah Dasar
Materi pantun telah diajarkan sejak Sekolah Dasar. Biasanya diajarkan pada kelas 4, 5, dan 6.
Di bawah ini ialah kumpulan pantun pendidikan yang didedikasikan anak SD.
21.
Mari puasa bulan Syawal,
Agar jauh dari neraka.
Berangkat tidur lebih permulaan,
Agar pagi berdiri secepatnya.
22.
Perahu kecil di Selat Malaka,
Menabrak kayu lambungnya pecah.
Dengarkan usulan orang renta,
Agar ilmumu menerima berkah.
23.
Wajah elok enteng jodoh,
Saat meminang apa dihantar.
Walau dikata orang ndeso,
Dengan mencar ilmu kelakpun arif.
24.
Berkerudung si gadis ayu,
Amat elok senyumannya.
Membaca yaitu pintu ilmu,
Dengan buku tahu dunia.
25.
Telah terbelah sebuah batu,
Badan lelah duduk di bangku.
Berangkat sekolah tepat waktu,
Pulang sekolah mendapat ilmu.
26.
Burung dara burung merpati,
Terbang tinggi hingga di batik.
Pelajari ilmu sepenuh hati,
Diiringi adat yang bagus.
27.
Jalan-jalan ke kota Banjar,
Hujan turun dengan berderai.
Ke sekolah untuk berguru,
Agar menjadi anak bakir.
28.
Langit cerah berwarna biru,
Angin bertiup hingga menderu.
Hormati ibu bapak guru,
Agar engkau mendapat ilmu.
29.
Pisau tajam pisau belati,
Membelah daging dengan pelan.
Belajar dengan semangat hati,
Bersama guru dan teman-teman.
30.
Burung merpati terbang melayang,
Lima ekor di atas kedai.
Kenapa hati begitu sayang,
Karena engkau sangat cendekia.
Pantun Pendidikan Bertema Belajar di Rumah
Ketika pandemi covid 19, anak-anak berguru di rumah. Hal ini dijalankan biar tidak terpapar oleh virus Corona.
Meskipun mesti belajar di rumah, kita dilarang patah semangat.
Berikut ini ialah pantun yang bertema belajar di rumah.
31.
Madu anggun milik lebah,
Lebah banyak di sisi lembah.
Mari kita berguru di rumah,
Agar tidak terkena wabah.
32.
Anak bermain di atas jerami,
jerami padi di tengah sawah.
Semenjak masa pandemi,
Kita belajar dari rumah.
33.
Kayu keras gampang terbelah,
Ambil satu untuk pahatan.
Bukan alasannya adalah malas sekolah,
Namun untuk menjaga kesehatan.
34.
Senja hari langit merah,
telah gelap di utara.
Kerjakan tugas dari sekolah,
Dengan semangat yang membara.
35.
Anak ayam di pinggir kali,
Paruh mematuk mengambil ikan.
Walau seringkali susah sekali,
Belajar di rumah tetap dilaksanakan.
36.
Jalan-jalan ke kota Banda,
penduduknya sangat ramah.
Ditemani oleh ayah Bunda,
Mari kita berguru di rumah.
37.
Anak melayu membuat dipan,
potong kayu semenjak fajar.
Mari sayangi kala depan,
Dengan senantiasa berguru.
38.
Karena gempa tanah goyah,
rumah-rumah banyak bergetar.
Tak mengapa tak bersekolah,
Yang penting tetap belajar.
39.
Ucapan manis di tepi bibir,
Jaga senantiasa biar amanah.
Semoga pandemi secepatnya rampung,
Rindu hati pergi ke sekolah.
40.
Layang-layang diterbangkan,
topan dekat taman.
Belajar di sekolah menyenangkan,
Bisa bertemudengan sahabat-sahabat.
Membuat Pantun Pendidikan Sendiri
Kita sudah memiliki banyak teladan pantun. Seperti pantun jenaka, pantun teka-teki, bahkan pantun kasih sayang.
Namun bisakah kita membuat pantun sendiri?
Pantun produksi sendiri niscaya lebih menyenangkan.
Berikut ini ialah latihan untuk menciptakan pantun pendidikan produksi sendiri.
Silakan isi sendiri titik-titik dengan pantunmu sendiri.
41.
Jalan-jalan ke Malaka,
Jangan lupa berbelanja kain.
Jika ingin mendapat harta,
…………………………………
42.
Pulau indah pulau seribu,
Tempat bermain si anak rantau.
Ibu berdoa setiap waktu,
………………………………….
43.
Apa gunanya lemari beling,
Kalau tidak diisi kain.
Apa gunanya suka membaca,
Kalau…………………………
44.
Jalan-jalan ke kota Paris,
Melihat rumah berbaris-baris.
Sudah cerdik wajahnya bagus,
………………………..
45.
Apa tandanya buah pisang,
Berjejer di dalam tandan.
Apa tandanya otak usang,
………………………….
46.
Pohon jati daunnya lebar,
Untuk wadah nasi ketan.
Menuntut ilmu mestilah tabah,
………………………………
47.
Siang hari udara panas,
Alangkah segar minum selasih.
Ketekunan jangan dilepas,
……………………………..
48.
Sungguh indah alam desa,
Tempatnya higienis orangnya ramah.
Jauhi olehmu segala dosa,
…………………………………
49.
Anak anggun pakai kerudung,
Warna biru dengan merah.
Kepada Allah kita berlindung,
……………………………….
50.
Alangkah ramai di hari raya,
Pulang kampung dari kota.
Moga-moga kita berjaya,
…………………………
Pantun Pendidikan dan Maknanya
Kadang-kadang kita tak tahu maksud suatu pantun.
Oleh karena itu, di bawah ini merupakan beberapa teladan pantun dengan maknanya.
51.
Burung tempua menciptakan sarang,
Buat sarang di tepi rimba;
Pemberian kita jangan diingat,
Pemberian orang jangan dilupa.
Maknanya: Kalau memberi jangan mengingatnya. Tetapi bila diberi, hendaknya kita ingat selalalu.
52.
Jalan menyusur mencari ragi,
Pulang petang singgah di kebun;
Tangan dihulur sembilan jari,
Sebatang hilang bermain mercun.
Maknanya: Jangan bermain sesuatu yang membahayakan.
53.
Apa guna berambut ikal,
Kalau tidak mampu digulung.
Apa guna berhenfon mahal,
Kalau tidak telepon ke kampung.
Maknanya: Walaupun mempunyai harta yang banyak, jangan pernah melupakan jasa orang renta.
54.
Kalau berlayar badanpun sakit,
Besi berkarat jatuh seikat. a
Kalau mendengar guruh di langit,
Cepat-cepat jemuran diangkat.
Maknanya: Segala sesuatu ada tandanya. Oleh karena itu, cepat-cepatlah mengantisipasi jangan hingga terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
55.
Burung melayang dari kampung,
Mencari ikan di pinggir kali.
Biarlah sayang tidak tertampung,
Jangan benci tidak bertepi.
Maknanya: lebih baik kita saling mencintai, bukan saling membenci.
56.
Pintu terbuka bunyi berderit,
Dara berlangsung di waktu malam.
Awal bulan berkirim uang,
Ujung bulan berkirim salam.
Maknanya: Kita mesti selalu mempertahankan relasi baik dengan orang renta dan handai taulan meskipun saling berjauhan.
57.
Sekali waktu ke Makasar,
Baju basah saat mandi.
Kalau aib waktu belajar,
Hidup sukar salah sendiri.
Maknanya: Jangan aib ketika mencar ilmu. Karena jika tidak belajar, maka era depan kita suram.
58.
Burung gelatik membuat sarang,
Sarang kecil dari jerami.
Secantik-manis negeri orang,
Lebih cantik negeri sendiri.
Maknanya: Cintai negeri sendiri.
59.
Air di kendi jatuh sembarang,
Pagi hari memetik seledri.
Jangan mandi di sumur orang,
Cobalah gali sumur sendiri.
Maknanya: Berusahalah dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Jangan suka menyulitkan orang lain.
60.
Anak ayam turun sepuluh,
Mati seekor tinggal sembilan,
Lepas makan pandailah cuci,
Engkau itu bukannya tuan.
Maknanya: Berusahalah biar tidak menyulitkan orang lain.
Pantun Hidup Mandiri
61.
Mawar merah tangkai berduri,
Tertimpa oleh cahaya terperinci.
Kalau jatuh bangkit sendiri,
Jangan mengharap ditolong orang.
62.
Badan bendo ukuran lebar,
Patah pula terkena kerikil.
Aib orang jangan disebar,
Tidak baik berbuat begitu.
63.
Rawa pening ada telaga,
Banyak pula berkembang melati.
Jangan pening alasannya harta,
Tak akan dia dibawa mati.
64.
Istana indah milik raja,
Istana putih amatlah indah.
Hidup ini sebentar saja,
Apa gunanya merasa gundah.
65.
Udara bersih saat pagi,
Bunga mekar berseri-seri.
Rezeki sudah dibagi-bagi,
Usah di hati menyimpan iri.
66.
Tanah lembap kaki kancil,
Di pohon besar beliau berhenti.
Bersusah-susah di waktu kecil,
Sudah besar senang nanti.
67.
Sungguh manis mangga kweni,
Makan satu tentu kurang.
Apa gunanya hidup ini,
Kalau hanya menyusahkan orang.
68.
Kulit gatal alasannya alergi,
Tak dikonsumsi kudapan manis kebabnya.
Susah senang sebab sendiri,
Malas melakukan pekerjaan itulah sebabnya.
69.
Daun talas daun lada,
Beli beras dari jawa.
Malas-malas di masa muda,
Bekerja keras di waktu tua.
70.
Nangka muda namanya gori,
Dimakan oleh anak rusa.
Belajarlah hidup mandiri,
Supaya bahagia sepanjang era.
Pantun Anak Sekolah Anak SD
Anak-anak telah berguru pantun. Begitu pula di waktu Sekolah Dasar. Hal tersebut karena dalam pantun aneka macam panduan.
Maka di bawah ini beberapa bait pantun untuk belum dewasa.
71.
Batujajar Tanjung Jabung,
Lebih indah pulau Belitung.
Mari mencar ilmu menabung,
Supaya kita menerima untung.
72.
Buah enau aroma menyengat,
Petik di saat udara hangat.
Hendaklah engkau selalu ingat,
Pergi ke sekolah dengan semangat.
73.
Jalan-jalan ke kota Tambun,
Dari tambun ke kota tua.
Jagalah senantiasa etika,
Terhadap sobat dan orang tua.
74.
Mari mendengar sebuah hikayat,
Tentang Adam dengan iblis.
Pendidikan itu sepanjang hayat,
Ilmu Allah tak pernah habis.
75.
Hari selasa bertemujaksa,
Jalan kaki menuju barat.
Sungguh mulia orang bertakwa,
Di dunia dan di darul baka.
76.
Sayap putih si burung bebek,
Hiasan indah berbentukharta.
Sembahlah Allah yang Maha Esa,
Dia-lah Pemilik alam semesta.
77.
Kali higienis banyak kecebong,
Tepinya diberi kerikil bata.
Berpaling wajah alasannya sombong,
Itulah tanda orang celaka.
78.
Panggung besar bermain drama,
Berperan sebagai sang rusa.
Rendah hati terhadap sesama,
Dicintai oleh Yang Kuasa.
79.
Perahu besar mampu karam,
Menabrak batu jadi pecah.
Untuk apa harta haram,
Walau banyak tidak berkah.
80.
Burung dara terbang melayang,
Mencari ikan di tepi telaga.
Sesama muslim saling sayang,
Mendapat mimbar nanti di nirwana.
Pantun Pendidikan Berbalas Untuk Bermain
Bermain dan mencar ilmu. Itulah dunia anak-anak. Meningkat kurun remaja dan remaja, barulah mereka mengubah cara berpikirnya.
Pantun di bawah ialah untuk bermain-main. Yakni dengan cara berbalas pantun. Pahami misalnya dan buatlah pantunmu sendiri.
81.
Bagaimana mengantarkabar,
Kirim surat dari desa.
Bagaimana menjadi pandai,
Banyak ilmu di dalam dada.
Balasan:
82.
Jika ingin mengirim kabar,
Sampaikan salam dari qolbu.
Jika ingin menjadi berakal,
Banyak engkau membaca buku.
83.
Apa tanda lebah menyengat,
terbang cepat laksana kilat.
Apa tanda ilmu faedah,
Tanda yang bisa aku lihat.
Balasan:
Inilah lebah yang menyengat,
hinggap di besi yang berkarat.
Inilah tanda ilmu manfaat,
Ketenangan diri makin terlihat.
84.
Apa gunanya jati berjajar,
untuk ditebang menciptakan kedai.
Apa gunanya senantiasa mencar ilmu,
Kalau ilmu tak terpakai.
Balasan:
Burung nuri burung dara,
kedua burung sedang berpesta.
Ilmu itu mirip udara,
Tak tampaktapi terasa.
85.
Air minum dalam kendi,
kendi lama dipecahkan.
Pagi hari malas mandi,
Apa yang mesti kulakukan?
Balasan:
Cahaya hangat dari sang surya,
jika panas alasannya setrika.
Bila semangat ada di dada,
Rasa malas hilang saat itu juga.
86.
Beli tahu jumlahnya lima,
beli di pasar malam selasa.
Tahukah kau siapa ulama,
Hatinya takut pada yang Kuasa.
Balasan:
Beli keladi beli ubi,
untuk dibawa ke depan raja.
Ulama pewaris para nabi,
Hanya takut terhadap Allah saja.
87.
Apa ciri hewan bajing,
gigi tajam bagaikan paku.
Apa rahasia menjadi pandai,
Tolong ungkapkan kepadaku.
Balasan:
Gelang dari akar bahar,
berhias bunga warna merah.
Pandai itu dari berguru,
Dengan bersungguh-sungguh pantang menyerah.
89.
Langit pagi berwarna merah,
dipenuhi dengan cahaya surya.
Kalau hidup tidak mempunyai arah,
Bagaimana hendak bercita-cita.
Balasan:
Dari Jogja bawa bakpia,
bertemu dengan anak belia.
Cita-cita haruslah mulia,
Agar engkau masuk ke nirwana.
90.
Ketan ragi dalam rantang,
selaku bekal mencari lontar.
Berangkat pagi pulang petang,
Sebab ingin menjadi terpelajar.
Balasan:
Rumah desa halaman lebar,
tempat bermain kawan kerabat.
Luruskan niat dalam berguru,
Supaya ilmu berguna.
Pendidikan Sepanjang Hidup Kita
Ilmu itu sungguh luas. Oleh alasannya adalah itu, kita harus belajar dari kecil hingga kematian menjemput.
Karena meskipun ilmu dipelajari sampai mati, tak mungkin habis untuk dipelajari.
Yang mampu kita lakukan adalah belajar sepanjang hayat. Kaprikornus inilah pantun ajakan untuk semua agar berguru.
91.
Menulis surat pakai pensil,
Pakai kertas bergaris biru.
Belajar di waktu kecil,
Bagai mengukir di atas watu.
92.
Pisau tajam dari baja,
Berjajar dekat dengan piala.
Hidup ini sementara saja,
Ilmu manfaat menjadi pahala.
93.
Apa gunanya ada sumur,
jika air tak warna biru.
Apa gunanya panjang umur,
Jika hati tidak punya ilmu.
94.
Ayam ahli di dalam kurung,
Diberi padi di atas tampah.
Walau ilmu setinggi gunung,
Rendah hati kepada sesama.
95.
Masa kemudian hanya kenangan,
kenangan usang amat indah.
Ilmu menjinjing ketenangan,
Penuh wibawa tampak di tampang.
96.
Gurun pasir dipandang mata,
yang ada hanya batu saja.
Walaupun kita tidak mempunyai harta,
Pendidikan tetap yang utama.
97.
Suku badui berkelana,
adatnya banyak berupa-rupa.
Biarpun hidup sederhana,
asalkan pendidikan tak terlupa.
98.
Hutan rumah para satwa,
bermacam-macam aneka rupa.
Sedapat mungkin engkau bertakwa,
Orang bakir orang bertakwa.
99.
Tupai lompat panjang ekornya,
Ladang subur sayang berhama.
Hanya cerdik ilmu dunia,
Masuk kubur menyesalah ia.
100.
Salam sayang sudah dikirim,
untuk kekasih si jantung hati.
Mari hafalkan Al Alquran al Karim,
Sebagai bekal di negeri infinit.
Sumber: http://puecorgxret.blogspot.com