Pantun untuk Pak Menteri Muhadjir wacana Lima Hari Sekolah dan Lainnya
Pantun ini sekadar gurauan dan kegundahan. Pantun pun merupakan bab dari pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Bagian dari bahan ‘Puisi Rakyat’. Namanya saja puisi rakyat, ini puisi lama yang dibuat oleh rakyat kecil semacam aku.
sumber foto: wikipedia |
Mari, Pak. Berpantun ria bersama aku.
Ikan kakap ikan teri
Dimakan sambil bersila
Mohon maaf bapak menteri
Ini pantun untuk waktu sela
Ditimbang berat ikan teri
Ditimbang ringan dikeringkan
Tentu berat menjadi menteri
Banyak seruan juga kritikan
Bola tendang bola sepak
Dimainkan di tengah lapangan
Kami hormat terhadap bapak
Tanggung jawab atas pendidikan
Surabaya Kota Tari
Tari Remo juga parikan
Aturan sekolah lima hari
Tentu maunya tuk kebaikan
Juru sorak hore-hore
Gerak cepat sungguh lincah
Dari pagi hinga sore
Uang saku harus nambah
Dipotong-potong itu buluh
Disulap dukun menjadi baja
Bapak kami hanya seorang buruh
Uang saku dua ribu saja
Pohon mangga buahnya ranum
Enak dikonsumsi rame-rame
Uang habis membeli minum
Minum saja sampai sore
Dalam bak ada ikan
Ikannya makan kedele
Dari mana kami dapatkan
Makan siang jika fullday
Ada kotak ada peti
Peti isi alhasil berat
Pak menteri yang bagus hati
Kebijakan bapak tolong diralat
Malaysia negeri jiran
Jual naga di buka lapak
Pikirkan kami di pinggiran
Setelah sekolah menolong bapak
Korut Korsel masih perang
Tidak menang semua kalah
Menggarap sawah dan ladang
Membayar uang ongkos sekolah
Sayur bayam sayur mentimun
Penting untuk kemajuan
Apakah bapak suka berpantun
Menjawab tanya dari pinggiran
Jawanya kuda adalah jaran
Jarak berlari melintas kala
Pantun juga berisi fatwa
Tentang kebijaksanaan bahasa bangsa
Lele Kakap nama Ikan
Ikan ikan dipukul kena telak
Semoga tidak saya dilaporkan
Pencemaran nama baik bapak
Bayam tomat sayur gizi
Jangan biarkan tidak berguna
Salam hormat dari kami
Anak bangsa Indonesia
Sekian pantunmun untuk Pak Muhadjir, biar beliau sudi membalas pantun ini.