Gambaran Pemanfaatan 4 Meja Dari 5 Metode Meja Posyandu

GAMBARAN PEMANFAATAN 4 MEJA DARI SISTEM 5 MEJA POSYANDU OLEH
BAYI DAN BALITA DI DESA JANGKAR
BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan angka akhir hayat bayi, anak balita dan angka kelahiran. Pelayanan yang ada diutamakan bagi penduduk luas terutama kelompok khusus ialah ibu dan balita. Program posyandu menggunakan pendekatan partisipatif penduduk supaya mereka mampu membantu diri mereka sendiri dalam upaya pemecahan persoalan kesehatan yng dialaminya.
Ditengarai bahwa aktivitas diposyandu, sesudah krisis ekonomi menimpa Indonesia pada tahun 1998 sempat ”tenggelam” . Hal ini disebabkan oleh alasannya adalah menurunnya tunjangan pemerintah terhadap posyandu dan berdampak pada penurunan pelayanan posyandu yang cukup signifikan adalah dari 54 % pada tahun 1998 menjadi 40 % pada tahun 2000.  (www.google.com)
Kegiatan yang ada diposyandu dikenal dengan metode pelayanan 5 meja dimana setiap meja fungsinya berlainan – beda , adalah : ( 1 ) Meja 1 fungsinya adalah untuk registrasi dan pencatatan, ( 2 ) Meja 2 yakni untuk penimbangan balita, ( 3 ) Meja 3 berfungsi untuk pengisian KMS oleh petugas, ( 4 ) Meja 4 untuk penyuluhan kesehatan, pelayanan PMT, sumbangan oralit, Vitamin A, tablet zat besi dan lain – lain, ( 5 ) Meja 5 berfungsi menawarkan pelayanan kesehatan dasar, Keluarga Berencana , Kesehatan ibu dan anak. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan posyandu juga masih belum optimal. Penurunan acara posyandu mempunyai dampak jelek pada pada pengertian orang bau tanah perihal pentingnya imunisasi untuk anak dan balita. Dan sebagian besar ibu balita ( 95,7 % ) tahu ihwal arti KMS, namun mereka jarang memakai isu yang ada di dalam KMS untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan kesehatan anak.  (Depkes RI 2000) 
Secara umum dapat digambarkan bahwa pelaksanaan aktivitas posyandu dibeberapa kawasan di Jawa Timur sudah berlangsung dengan baik. Di Kabupaten Malang target imunisasi lengkap untuk bayi yang dilakukan lewat posyandu sudah 96 % tercapai, kunjungan bayi baru lahir ( KN ) 48,46 %, kunjungan ibu hamil ( K4 ) 41,34  %.  (www.BKKBN.com)  .Di Kabupaten Banyuwangi pelaksanaan kegiatan posyandu dengan sistem 5 meja sudah berjalan dengan baik. Jumlah balita yang berumur 0 – 6 bulan sebanyak 1,54 % dan yang berumur diatas 6 bulan sebanyak 98,46 % dari keseluruhan jumlah balita. Balita yang tiba keposyandu 82,25 % dan 52,01 % balita rata – rata BB naik.  ( Dinkes Kabupaten Banyuwangi, 2006 )
Berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pemanfaatan 4 meja dari metode 5 meja posyandu oleh bayi dan balita di Desa Genteng Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi.


B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka rumusan problem pada penelitian ini yaitu : Bagaimanakah citra pemanfaatan 4 meja dari tata cara 5 meja posyandu oleh bayi dan balita di Desa Genteng Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi ?
C.  Tujuan
  1. Tujuan UmumUntuk mengenali pemanfaatan 4 meja dari metode 5 meja posyandu oleh bayi dan balita di Desa Genteng Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi.
  2. Tujuan Khususa.       Untuk mengidentifikasi pemanfaatan meja 1 posyandu oleh  bayi dan balita.b.      Untuk mengidentifikasi pemanfaatan meja 2 posyandu oleh  bayi dan balita.c.       Untuk mengidentifikasi pemanfaatan meja 3 posyandu oleh  bayi dan balita.d.      Untuk mengidentifikasi pemanfaatan meja 4 posyandu oleh bayi dan   balita.
  Faktor-Aspek Yang Memepngaruhi Pola Bimbing

  
D.  Manfaat
  1. Bagi PenelitiSebagai materi pembelajaran dan kenaikan pengetahuan pengetahuan  mengenai posyandu.
  2. Bagi InstitusiUntuk menunjukkan masukan informasi dan juga pengembangan kesehatan masyarakat dalam hal posyandu.
  3. Bagi ProfesiSebagai masukan untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam hal posyandu.
  4. Bagi Instansi KesehatanSebagai masukan pengembangan program dalam bidang KIA khususnya dalam hal posyandu.
>>>>>>>>berikutnya klik di bawah<<<<<<<<<