A. Riset Khalayak (Audience Research)
Adalah upaya mencari data wacana khalayak yang dapat diinterpretasikan menjadi informasi yang diharapkan. Data tersebut dikelompokkan ke dalam profil khalayak (audience profile), terpaan media (media exposure), peringkat khalayak (audience rating) dan efek media. Riset khalayak dalam komunikasi massa berperan memberikan ciri ilmiah dalam ilmu komunikasi, menyebarkan metode penelitian, menunjukkan gosip mengenai kepada stasiun penyiaran dan menunjukkan rekomendasi kepada stasiun penyiaran untuk meningkatkan kualitas siarannya. Selain itu riset khalayak juga berperan penting dalam memperkuat eksistensi ilmu komunikasi dan mengembangkan kualitas siaran sebuah stasiun penyiaran.
B. Riset Pemuka Khalayak
Pemuka khalayak atau pemuka pendapat adalah seseorang yang memiliki kesanggupan menghipnotis perilaku atau perilaku seseorang secara informal sesuaidengan keinginansi pemuka pendapat atau pemimpin melalui korelasi sosial yang dibinanya. Pemuka usulan dinilai dapat mempengaruhi sikap masyarakat karene beberapa karakteristik berikut: (1) Pendidikan formal yang lebih tinggi dibanding dengan anggota masyarakat lainnya. (2) Memiliki status sosial dan ekonomi yang tinggi pula. (3) Lebih dalam mendapatkan ide baru (4) Pengenalan kepada media lebih tinggi. (5) Memiliki kemampuan tenggang rasa yang lebih besar. (6) Partisipasi sosial lebih besar. (7) Lebih kosmopolit.
Public Relations
Public Relation yaitu fungsi manajemen yang mengecek perilaku publik, mengidentifikasikan kebijakan dan mekanisme dari individu atau organisasi untuk kepentingan publik, membuat penyusunan rencana dan melaksanakan program langkah-langkah untuk menemukan pengertian dan derma publik. Dikarenakan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, maka acara public relation (PR) menjadi kian penting selaku jembatan antara organisasi dengan publiknya.
Dengan tugas sebagai jembatan antara organisasi dengan publiknya, menguasai media massa dan mempunyai korelasi yang baik dengan pers, PR juga mempunyai tanggung jawab umum ialah: (1) Menganalisis (Analyzing) dilema. (2) Menjadi penasihat pimpinan (Conseling). (3) Mengkomunikasikan info (Communicating). (4) Mengevaluasi dan mengkaji (Evaluating). Kegiatan yang sering dilaksanakan oleh seorang PR berhubungan dengan media massa alasannya PR disini berperansebagai komunikan.
PR dan media massa tidak mampu dipisahkan satu sama lain dan saling memerlukan. Ini dikarenakan PR menjadi sumber informasi bagi media sedangkan media menjadi fasilitas publisitas bagi PR dagar perusahaan dapat lebih dikenal oleh penduduk . Tanpa adanya PR media massa tidak dapat memperoleh keakuratan berita mirip yang diinginkan.
8. Etika Komunikasi Massa
Etika komunikasi massa atau adab pers yakni kesadaran budbahasa bagi orang-orang yang terlibat dalam aktivitas pers. Etika pers ini sebagai kontrol juga sebagai pertanggungjawaban sosial media terhadap penduduk . Apabila komunikator melanggar isyarat etik pers atau kode etik siaran, maka yang menjadi korban yakni sekelompok orang atau penduduk yang merasakan pelanggaran budbahasa tersebut. Tanggung jawab tersebut bukannya malah mengekang media tetapi menjaga semoga kebebasan media dikerjakan sesuai dengan fungsinya. Jurnalis harus bebas dari kepentingan dan mengabdi untuk lazim. Objektif dalam menyiarkan sehingga tidak merugikan pihak-pihak lain.
Selain jurnalis, media juga mesti menaati peraturan yang berhubungan dengan adab komunikasi mirip: melawan campur tangan individu dalam media tersebut, media tidak boleh menjadi kaki tangan orang-orang tertentu yang mau menghipnotis proses pemberitaannya, media mempunyai keharusan menciptakan koreksi lengkap dan tepat bila terjadi ketidaksengajaan kesalahan yang telah dibuat, wartawan bertanggung jawab atas laporan beritanya ke publik, media tidak perlu melakukan tuduhan pada seseorang atas kesalahan tanpa memberi peluang untuk melakukan pembelaan dan jawaban.
Tanggung jawab yang dimiliki media tidak mempunyai arti bahwa media tidak memiliki kebebasan. Kebebasan disini mutlak dimiliki oleh media massa yang umum disebut dengan keleluasaan pers. Kebebasan pers mengacu pada kebebasan media dalam memberitakan tetapi tidak meninggalkan tanggung jawab dan bukan bebas dalam artian sebebas-bebasnya.
19. Literasi Media
Literasi media (media literacy) atau kecerdasan merupakan proses analisis dalam membaca pesan-pesan yang disampaikan oleh media. Literasi media tidak terlepas dari beberapa unsur berikut yakni (1) budaya melek aksara, menyebabkan efektivitas dan efisiensi penggunaan simbol goresan pena yang berakibat pada keseragaman pemaknaan bahasa, komunikais mampu terjadi pada jarak yang panjang serta budaya mampu terekam dalam suatu kertas. (2) Revolusi Guterberg, Johhanness Gutenberg yang memperoleh teknologi pencetakan sistem tekan sudah menenteng kemajuan yang sangat signifikan. (3) Teknologi komunikasi terbaru. (4) literasi media.