Kesehatan Keuangan

 
Membahas tentang keuangan banyak hal yang bisa kita rasa dampaknya sekarang.. terlebih nih informasi yang semakin hari kian mudah di dapatkan. Nah, oleh sebab itu, sesuatu akan dibilang penting jikalau telah mempunyai pengaruh negatif dan mendesak. Saya menganjurkan agar sahabat membaca perihal Pentingnya Mengelola Keuangan terlebih dahulu.
Kalau sahabat sakit biasanya teman akan ke puskesmas, rumah sakit, atau pribadi minum obat yang teman sediakan jauh-jauh hari,bukan? nah… tentu saja tidak ada yang suka memelihara sakit. Begitu pula dengan penyakit keuangan sobat-sobat, bukan hanya manusia yang bisa sakit uangpun juga mampu sakit ehehhe…
Beberapa penyakit keuangan yang mungkin saja teman alami :

– Utang sudah lebih dari 50%  penghasilan;

– Penarikan duit memakai anjungan tunai berdikari (ATM) yang menghabiskan simpanan;

– Tidak memiliki simpanan untuk membiayai hidup selama 5 bulan jika mengalami PHK;

– Membeli ini itu tanpa argumentasi yang logis;
– Memiliki utang konsumsi;
– Tidak memiliki asuransi;
– Tidak memiliki benda berguna seperti emas;
– Dompet selalu kosong;
de el el.. 
Nah,dari sekian beberapa penyakit diatas ada satu penyakit yang cukup susah untuk didekteksi hayoooo mau tau penyakit apa itu? (penyakit baper haha… ) uppsss… cukup bercandanya, next.. penyakit yang aku maksud yakni “Penyakit Keuangan Ber-mindset Keuangan yang Bias”

Mengenali diri sendiri merupakan PR kita untuk memperhatikan diri sendiri. Nah berikut beberapa teladan bila sobat sudah terserang penyakit ini seperti sahabat sering menyampaikan “Saya pasti gagal”, “aku benci kalau bicara ihwal uang”, “aku malas sekali menciptakan rencana keuangan”, “aku pasti tidak akan kaya”, dan masih banyak lagi perkataan yang sadar atau tidak sadar sobat sedang mengalami penyakit tersebut.

  √ Pengertian Pelatihan Kerja, Jenis, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

 Selain melalui perkataan, ada cara lain yang mampu sahabat pakai untuk mendeteksi penyakit ini adalah lewat perilaku teman sendiri, sebab sikap sahabat akan memengaruhi bahasa tubuh teman. Jadi, kalau bahasa badan sahabat menghindar saat membicarakan uang, malas mengikuti pelatihan keuangan, malas-malasan membaca buku-buku personal finance, malas untuk mengikuti diskusi tentang cara mengurus uang yang tepat, de el el.   maka, sahabat memiliki peluang mengalami penyakit keuangan ini.

Sobat, mindset (cara berpikir) ialah pondasi perilaku keuangan sahabat. Karena itu, berhati-hatilah dengan apa yang teman katakan dan sahabat yakini alasannya semua itu mensugesti perilaku keuangan sahabat.

Bukankah tidak ada penyakit tanpa adanya obat?

Yuuups.. obat dari penyakit-penyakit keuangan yang sering kali menjerat keuangan kita yaitu pengetahuan tentang keuangan. yaah.. tentu saja gunanya untuk mendiaknosa penyakit keuangan sahabat sendiri  dan tentu sobat harus akil mengambil langkah pencegahan semoga tidak terserang penyakit ini.Yuukkkss sama-sama kerahkan tenaga, asumsi, kekuatan kita untuk membasmi penyakit keuangan ini,,, ohohhooho  namun menangkal dibandingkan dengan mengobati itu lebih baik sih.. akan namun jikalau sudah terlanjur terjangkit penyakit ini yah caranya mengobati, bukan hanya duduk membisu dalam keheningan malam trus nangis karena dompet telah kosong ehehhe…  silahkan merenung sesaat dengan membaca wacana Perubahan Paradigma Keuangan agar sahabat bisa melihat secara langsung apa yang mesti sahabat benahi dalam mengatasi masalah keuangan sahabat.

Semoga berguna..terus semangat dan sampai jumpa lagi.. 😀

Wallahu a’lam..

SUMBER BACAAN :

“Melek Keuangaan (Perjalanan Menuju Kebebasan Keuangan)” Oleh : Peter Garlans Sina. Hlmn : 24-29. Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer.