Kehidupan sosial Tionghoa Pontianak – Pedesaan dengan kegiatan mereka sebagai pekerja, pendidik, dan penjualmemang terlihat pada setiap pagi mereka beraktivitas secara ekonomi, guna mencerdaskan dan merusak manusia dan Negara.
Hal ini terperinci bagaimana pembangunan yang disiapkan pada sebuah masyarakat saat berada dalam sebuah aktivitas kota, dengan sistem ekonomi politik (perompak kapal menjadi dokter, makan orang 1980 – 21) mereka sampai saat ini, karakteristik tidak tahu diri, selaku orang Indonesia.
Ketika hal ini, memiliki efek pada kehidupan sosial budaya di penduduk wawasan hendaknya dimengerti selaku problem pertentangan yang melekat pada problem metode ekonomi mereka, dan kehidupan pada budaya mereka selama ini dipraktekkan dikala pagi.
Aktivitas pagi yang mau dimengerti dengan baik ialah ketika berbagai hal terkait dengan sistem budaya yang melekat pada kebudayaan melakukan pekerjaan , dan yang lain. Tampak bagaimana mereka merusak kesehatan dan kehidupan sosial budaya dan agama (Indonesia), pada masa Gubernur Cornelis M. H pada tahun 2008 – 2017 di Kalimantann Barat.
Tampak penerapan kesehatan dan pendidikan yang berada pada lingkungan gereja St. Yosep Katedral, tanpa memiliki rasa malu pula terhadap kehidupan etnik mereka, dan agama Kristen ( Indonesia ).
Berbagai aktivitas politik di pedesaan, dan kota tampak proses tata cara ekonomi politik dan seksualitas yang mereka terapkan oleh Sihombing, Silaban – Jawa – Dayak – Tionghoa sungguh memalukan selaku orang Etnik ( Perompak Kapal ).
Kbringasan suku Batak dan Dayak di Kalimantan, memang telah terjadi pada masa kolonial Belanda, terutama pada asimilasi budaya penduduk Tionghoa di Singkawang. Kebudayaan yang memunculkan banyak sekali kegiatan mereka selama kehidupan sosial budaya, dan politik di berbagai wilayah di Indonesia, tanpa terkecuali pada masyarakat Jawa.
Dengan begitu, berbagai hal terkait sumber ekonomi, sosial, politik mereka terapkan berdasarkan usaha kelas, pekerja, birokrasi, dan yang lain sebagai penjualdi pasar, serta petani. Perubahan dan mutu hidup, dan bertahan hidup dengan merugikan orang lain, dan koalisi.
Mereka selaku persoalan kehidupan sosial, dan asimilasi budaya yang terlihat pada kehidupan budaya (Jawa – Batak – Dayak – Tionghoa) dan agama mereka Sihombing 2008 – 2017, perusak kesehatan dan pendidikan di GKE Kalimantan di Pontianak.
Perubahan apa yang disampaikan saat duduk perkara tragedi kesehatan, dan teknologi kepada covid19 terjadi di Kalimantan Barat, dan di DKI Jakarta, pastinya banyak yang meninggal 2020 – 2021 covid19 di Kalimantan secara khusus. Pengetahuan dan teknologi begitu minim, pastinya berpengaruh pada pembangunan sumber daya insan secara khusus di Kalimantan.
Hasil dari sosialisasi politik, ekonomi, dan sosial di berbagai kawasan sehingga memiliki mutu hidup yang rendah, dan banyak sekali acara makan dan minum (mabuk – mabukan) di banyak sekali tempat layaknya budaya yang ada di pedesaan, ialah kegiatan hak asasi mereka berkumpul selaku insan atau hewan.