Pada periode reformasi tepatnya pada tahun 2000 – 2002, gerakan mahasiswa membanjiri Jakarta, guna melengserkan kepemimpinan Presiden RI pada masa Orde Baru, hal yang perlu dikatahui bahwa banyak sekali metode pendidikan dan pembangunan yang memiliki dampak pada kualitas manusia terhadap kehidupan budaya dan intelektualitas mereka sampai ketika ini.
Ketika hal ini senada dengan adanya konfrontasi dan pelepasan Tomur Leste saat itu, pastinya tidak mengurung niat mereka untuk hidup dengan faktor kebudayaan Nasional mereka, dan berurbanisasi dan dan migrasi diberbagai Negara, terutama di perbatasan di Malaysia – DKI Jakarta – Timur Leste.
Hal ini dikenali bagaimana mereka hidup dengan ekonomi pembangunan yang dibuat dengan metode pendidikan, dan kekuasaan, serta ekonomi di penduduk hingga ketika ini. Ketika hal ini menjadi penting dengan kebudayaan setempat mereka, maka kekerasan dan seksualitas menjadi versi bagian dari kehidupan politik mereka di Kalimantan Barat, begitu pula agama dengan ideology Pancasila.
Hasil dari pembangunan itu, muncul dengan adanya pendidikan yang menjadi penting kepada control ekonomi politik di Kalimantan Barat ( PDI Perjuangan ). Hal ini tidak lepas dari kehidupan sosial budaya ekonomi orang Tionghoa (bong – Kuh) – Dayak (ahe) – Jawa Tengah – Timur (orang Batak) yang pro pada politik seksualitas di Kalimantan Barat – DKI Jakarta, hasil dari genetika dan seksualitas khususnya kepentingan metode ekonomi politik di penduduk RI – Ekonomi Barat.
Perlawanan pun berlangsung pada lingkungan keluarga, terutama pada tata cara budaya, politik dan ekonomi yang berlangsung tanpa terkecuali di pada kehidupan yang dikerjakan oleh orang yang tidak bahagia pada Gubernur Cornelis ketika memimpin selaku Gubernur di Kalimantan Barat, dan perusakaan pendidikan pada aturan agama dipakai menjadi bab dari senjata mereka untuk hidup (orangtua) menjadi temuan, bahwa ekonomi, itu penting tetapi pendidikan juga demikian tentunya.
Di aneka macam Negara, khususnya di Kalimantan siapa peran dalam kehidupan ekonomi contohnya Ideologi Barat lewat pajak, budaya dan agama secara khusus di Indonesia, dengan model karakteristik mirip pada persembunyiannya pada tembok agama gereja Kristen di Indonesia, secara khusus di Ibukota Pontianak.
Hal ini menjadi catatan bagi setiap gerakan politik, ekonomi dan pajak di masyarakat yang hendak dimengerti bagaimana mereka hidup sebagai suku Dayak – Tionghoa – Batak di Pontianak, dengan pendidikan dan kedokteran hasil perebutan harta benda pada era terbaru saat ini 2008 – 2021 di Kalimantan Barat, Indonesia Universitas Tanjung Pura menawan sekali.
Ketika hal ini menjadi penting kepada kebutuhan ekonomi politik Barat – Ideologi Pancasila, tidak lepas juga dari kehidupan biologis mereka pada penduduk Jawa, menerangkan bagaimana mereka hidup dan tinggal di tanah perbukitan di Kab. Landak, Ngabang – Kuburaya.
Berbagai masyarakat pedesaan, akan lekat dengan tata cara budaya dan politik yang menimbulkan mereka hidup dalam politik seksualitas pada budaya Jawa yang mereka terapkan terhadap kepentingan ekonomi.