Berbagai kepentingan kesehatan, diberbagai rumah sakit dimulai dari vaksin yang di hadirkan dan dipakai Negara lain seperti Amerika Serikat, dan Tiongkok. Menjadi sebuah kesadaran terhadap impor obat – obatan yang dipakai rakyat Indonesia dikala ini.
Hal ini menerangkan adanya ekonomi, politik dan kepentingan medis terhadap banyak sekali masyarakat Tionghoa dan pribumi di Indonesia tercipta. Dengan demikian, berbagai hal terkait ketidaksenangan serta berbagai aspek kehidupan sosial yang berasal dari ekonomi di masyarakat menerapkan banyak sekali hal terkait dengan dinamika budaya sosial ketika ini berada.
Kepentingan orang tersebut dan menjadi penting terhadap faktor kehidupan sosial, ekonomi, pajak dan tenaga medis di Indonesia, dengan rasa malu dan budaya mereka selama hidup di Indonesia.
Hal ini menjelaskan bahwa pengetahuan belum menjadi baik bagi setiap bangsa, serta berbagai kepentingan ekonomi manusianya kepada faktor numpang hidup di berbagai Negara sudah menerangkan hal tersebut.
Menjadi baik ketika mereka hidup, dengan mengharapkan upah kelas pekerja, diberbagai Negara lainnya. Dan menerangkan bagaimana mereka hidup secara kolektif dan menyerang terhadap aspek ekonomi, kesehatan, dan hukum di Pontianak – Indonesia.
Berbagai temuan dalam konsumsi di penduduk menerangkan hal tersebut dengan jelas dengan adanya kehidupan sosial, dan karakteristik penduduk yang menjelaskan adanya kepentingan lazim, dan budaya tidak memiliki moralitas dan etika serta kekuasaan di Indonesia dalam menjelaskan hal tersebut dengan apik selama covid19 berjalan pada tahun 2020 – 2022 di Indonesia.
Hasil dari faktor kehidupan sosial, dan hukum di Indonesia sebab menghambakan orang dengan aspek makan orang atau di pungut untuk dijadikan alat kesehatan oleh Tionghoa Lai di Pontianak pada kala kemudian, sebelumnya dengan pekerjaannya. Hal ini menjelaskan adanya faktor sindikat pada pertanahan dan kesehatan di Pontianak, menjadi temuan yang bagus terhadap ekonomi yang dijalankan.
Persaingan ekonomi, dari hasil seksualitas, dan makna orang menjelaskan adanya pemberian mereka di tembok agama Katolik – Islam, Protestan dan Budha serta konghucu di Kalimantan Barat dikala ini. Terutama para petugas, dan pengurus gereja di Keuskupan Agung Pontianak – Jakarta, Selama pandemi itu di dalam gereja, apalagi di penduduk juga masih demikian.
Biasanya mereka tidak bahagia saat saya dan orang lain duduk misalnya, itu disuruh geser, maklum hanya ada pegawai bank, hanya seorang Tionghoa dan non pribumi. Moralitas dan adab selama hidup mereka di penduduk Budha – Konghucu, pada metode ekonomi politik pribumi disini.
Kemudian memakai kuburan Kristen di rumah militer (djan, Tionghoa Budha, 2016) tentunya menjadi baik, ketika mereka memerlukan aneka macam aspek ekonomi, transportasi, dan teknologi sebab tidak bisa berinovasi selama di Indonesia, berkelompok dengan penduduk pribumi lainnya.