Beberapa hari lalu masyarakat Jogja dan sekitarnya dikejutkan dengan erupsi freatik yang terjadi di Gunung Merapi.
Erupsi ini tidak ada tanda-tanda dan terjadi datang-tiba. Saat magma memanaskan tanah dan air di permukaan maka akan menciptakan ledakan air, uap, watu dan debu yang disebut erupsi freatik.
Erupsi freatik ini terjadi setiap kali air dan magma mengalami kontak. Erupsi freatik juga bisa terjadi dan mencairkan puncak gletser atau danau.
Baca juga:
Magma mempunyai suhu ekstrim berkisar antara 500 sampai 1170 derajat celcius dan menimbulkan penguapan. Pada tahun 1980 letusan freatik menimbulkan ledakan uap besar terjadi di Gunung St. Helens.
Erupsi freatik umumnya tergolong fragmen batuan dan uap sebab lava tidak mencapai permukaan bumi. Jika letusan melibatkan magma cair, proses ini diketahui selaku letusan freaomagmatik.
 |
| Erupsi freatik Merapi |
Erupsi freatik mampu membentuk kawah dengan relief rendah tapi luas dan disebut maar. Erupsi freatik mampu mengeluarkan gas hidrogen, karbon dioksida dan beberapa mampu mengeluarkan hidrogen sulfida yang beracun.
Pada tahun 1979 letusan freatik di Dieng Jawa Tengah menewaskan 140 penduduk yang sebagian besar meninggal sebab terpapar gas beracun.
Ledakan freatik dikategorikan selaku letusan gunung api sebab ledakan memiliki kesempatanmenenteng materi mentah ke permukaan bumi.
Gunung Kilauea di Hawaii memegang rekor untuk ledakan freatik terpanjang, yaitu pada 1924 memuntahkan batu seberat 8 ton sampai jarak lebih dari satu kilometer.
Lalu apa efek dan bahaya erupsi freatik itu?. Ada tiga jenis bahaya utama dari erupsi freatik mencakup: Gas beracun mirip karbon dioksida dan hidrogen sulfida.
Emisi gas sebagai hasil dari letusan freatik telah banyak menelan korban jiwa. Erupsi freatik juga mampu mengeluarkan gas, cairan dan partikel yang bergerak cepat.
Lontaran partikel seperit batuan juga dapat membahayakan orang-orang yang tinggal disekitarnya.
Gambar: disini