Inflasi adalah fenomena ekonomi yang biasa terjadi pada suatu negara tak terkecuali Indonesia. Inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian negara.
Inflasi yang terkendali justru mampu mengembangkan acara perekonomian sebuah negara. Berikut ini yakni dampak yang ditimbulkan dari inflasi kepada kegiatan ekonomi masyarakat:
1. Dampak inflasi terhadap pemasukan
Inflasi mampu mengganti pendapatan masyarakat pergantian dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa keadaan (keadaan inflasi lunak), inflasi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Inflasi mampu mendorong para pengusaha memperluas aktivitas produksinya.
Dengan demikian akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan warga negara. akan namun bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap inflasi akan menjadikan mereka mengalami kerugian sebab penghasilan yang tepat kalau ditukarkan dengan barang dan jasa maka akan semakin sedikit nilainya.
2. Dampak inflasi terhadap ekspor
Pada kondisi inflasi daya saing untuk barang ekspor menyusut. berkurangnya daya saing terjadi alasannya harga barang ekspor kian mahal.
Inflasi dapat menyulitkan para eksportir dan negara. negara mengalami kerugian sebab daya saing barang ekspor pun berkurang, yang menyebabkan jumlah pemasaran menyusut dampaknya yaitu pendapatan negara atau devisa juga akan kian mengecil.
3. Dampak inflasi kepada minat menabung
Pada kurun inflasi pemasukan riil para penabung akan berkurang alasannya jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang dikarenakan laju inflasi. Contohnya bulan Januari tahun 2015 seseorang menyetor uangnya ke bank dalam bentuk deposito 1 tahun.
Deposito tersebut menghasilkan bunga sebesar 15 pertahun misalnya asing tingkat inflasi sepanjang Januari 2015 hingga Januari 2016 cukup tinggi katakanlah 11%, maka pendapatan dari uang yang didepositokan tinggal 4% saja jadinya minat orang untuk menabung akan menyusut.
4. Dampak inflasi kepada harga pokok
Keadaan inflasi dapat menyebabkan penghitungan untuk memutuskan harga pokok mampu terlalu kecil atau bahkan terlalu besar.
Oleh karena persentase dari inflasi tidak terstruktur, kita tidak dapat memutuskan berapa persen inflasi untuk kala tersebut.
Akibatnya penetapan harga pokok dan harga jual sering tidak tepat. Keadaan inflasi ini dapat menghancurkan perekonomian khususnya untuk produsen.
Pengaruh nyata inflasi terjadi jika tingkat inflasinya masih rendah adalah masih berada pada persentase tingkat bunga kredit yang berlaku, contohnya pada ketika itu tingkat bunga kredit 15% per tahun dan tingkat inflasi 5%.
Bagi negara maju, inflasi mirip ini akan mendorong aktivitas ekonomi dan pembangunan. Hal ini terjadi alasannya adalah pengusaha atau wirausahawan di negara maju mampu memanfaatkan peningkatan harga untuk berinvestasi, memproduksi, dan menjual barang maupun jasa.
Berikut dampak negatif inflasi:
1. Mendorong penanaman modal spekulatif, misalnya berbelanja tanah, rumah atau emas yang harganya relatif stabil.
2. Tingkat bunga meningkat sehingga investasi menurun.Untuk menghindari kemerosotan nilai uang dari modal yang dipinjamkan, bank akan cenderung memaksimalkan suku bunga perlindungan. Jika tingkat inflasi tinggi maka suku bunga akan tinggi selaku bab dari kebijakan moneter. Hal ini mampu menyebabkan berkurangnya penanaman modal untuk membuka perjuangan-usaha produktif.
3. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di periode depan. Tingkat inflasi yang tergolong cukup parah dan gagal dikendalikan pemerintah akan memiliki dampak pada ketidakpastian perekonomian, misalnya pelanggan akan condong melaksanakan penimbunan barang sebab takut barang tidak tersedia dengan cukup, sedangkan produsen akan sulit memilih besaran biaya buatan alasannya adalah harga materi baku yang berfluktuasi.
4. Menimbulkan masalah pada neraca pembayaran. Inflasi yang terjadi di dalam negeri menyebabkan barang-barang impor cenderung lebih hemat biaya. Hal ini pastinya akan besar lengan berkuasa pada defsit neraca pembayaran dan merosotnya nilai mata duit dalam negeri.
Dampak inflasi bagi individu penduduk :
1. menurunkan angka kesejahtaeraan.
2. memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan.
3. turunnya nilai rill simpanan dan pemberian.
4. turunnya pendapatan rill bagi masyarakatberpendapatan tetap.
5. angka kemiskinan bertambah