Keuniversalan Bahasa

Karena anak dapat memperoleh bahasa apapun, maka pastilah ada sesuatu yang mengikat bahasa-bahasa ini secara bersama ada sesuatu yang bersifat universal. Tanpa sifat ini mustahillah manusia dari banyak sekali latarbelakang yang berbeda-beda dapat menemukan bahasa yang disajikan kepadanya. Yang menjadi pertanyaan yakni seberapa jauh keuniversalan ini ada pada bahasa. Dalam hal ini terdapat perbedaan pandangan di antara para mahir bahasa. Greenberg (1963), yang boleh dikatakan sebagai penggagas pertama dalam bidang ini, bertitik tolak dari penelitian terhadap banyak bahasa dan dari bahasa-bahasa ini beliau simpulkan secara indukif perihal-wacana pada bahasa yang terdapat pada bahasa-bahasa tersebut.

Berdasarkan gradasi seperti ini Comrie (1989 :15-23) membagi keuniversalan bahasa menjadi dua kalangan besar yaitu keuniversalan solute dan keuniversalan tendensius. Dengan mengamati tanda-tanda implikasional maka menurut Comrie ada 4 golongan:

1. Keuniversalan absolute non implikasional
Dalam golongan ini tidak ada pengecualian.
Contoh : Semuabahasa memiliki bunyi vokal ; bahasa manapun didunia ini menggabungkan suara untuk membetuk sukukata atau kata.

2. Keuniversalan absolute implikasional
Contoh : bila sebuah bahasa memiliki refleks persona pertama/kedua, maka bahasa ini mempunyai pula refleks persona ketiga; bilasuatu bahasa memiliki suara hambat Velar, bahasa tersebut memiliki suara hambat bilabial.

3. Keuniversalan tendensius non implikasional
Contoh : hamper semua bahasa mempunyai konsonan nasal.

4. Keuniversalan tendensius implikasional
Contoh : Bila sebuah bahasa mempunyai sebuah urutan dasar SOV, maka kemungkinannya yakni bahwa bahasa ini memiliki urutan posposisi; kalau sebuah diskusikan mempunyai urutan dasar SVO, maka kemungkinannya yakni bahwa bahasa tadi menggunakan preposisi.

  Langkah-Langkah Dasar Dalam Menulis