Download Khutbah Jum’at Perihal Bulan Rajab Momentum Intropeksi Mutu Sholat

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama terhadap diri khatib pribadi untuk selalu berusaha mengembangkan ketakwaan dan keimanan kita terhadap Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua keharusan dan menjauhkan diri dari segala yang dihentikan dan diharamkan.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Di setiap bulan Rajab, kita selalu diingatkan oleh guru-guru kita, para kiai kita, bahwa pada dikala Mi’raj, Rasulullah SAW menerima perintah shalat lima waktu. Begitu istimewanya shalat, sehingga Allah mewahyukan perintah shalat di daerah yang istimewa. Di suatu tempat di atas langit ketujuh, di atas sidratul muntaha. Di sebuah tempat yang tidak pernah sekali pun dijalankan kufur, syirik, dosa, dan maksiat di dalamnya.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Artinya: “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha (shalat ‘Ashar). Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk” (QS al-Baqarah: 238).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: “Ada lima shalat yang Allah wajibkan atas para hamba. Barangsiapa melaksanakannya dan tidak melewatkan salah satu darinya dengan tidak menyanggupi haknya, maka ia mendapatkan akad dari Allah akan dimasukkan ke nirwana. Dan barangsiapa tidak melaksanakannya, maka dia tidak mendapatkan akad dari Allâh tersebut. Jika Allah menghendaki, maka Ia menyiksanya dan jikalau Allah menginginkan, maka Allah memasukkannya ke nirwana” (HR al Bayhaqi).

Kedudukan Sholat sungguh agung, alasannya adalah dia yakni amal yang paling utama setelah doktrin. Barangsiapa yang mempertahankan dan memeliharanya, sungguh ia telah menjaga agamanya. Dan barangsiapa yang kepada shalat beliau ceroboh, maka kepada selain shalat, pastilah beliau lebih abai.

Begitu agungnya shalat, dalam beberapa ayat Al-Qur’an shalat sering disebutkan secara beriringan dengan kepercayaan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Di antaranya:

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, melaksanakan amal shalih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka menerima pahala yang diberikan Tuhannya. Tidak ada kegalauan terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS al-Baqarah: 277)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dari sobat Jabir radliyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: “Perumpamaan Shalat lima waktu ialah mirip sungai yang melimpah airnya, yang mengalir ke arah pintu rumah salah seorang di antara kalian, lalu beliau mandi dari air tersebut saban hari sebanyak lima kali.” (HR Muslim).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

Artinya: “Induk dari segala perkara ialah Islam dan tiangnya yakni shalat” (HR Ahmad, an-Nasaa’i, at-Tirmidzi dan lain-lain. At-Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan shahih).

Beliau juga sudah biasa menyeru:

Artinya: “Wahai Bilal, (kumandangkan iqamat), berilah kami kenyamanan dan kedamaian dengan (mengerjakan) shalat” (HR Ahmad dan yang lain).

Shalat menjadi kesenangan Rasulullah SAW, kedamaian kalbunya serta kebahagiaan hatinya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita jadikan bulan Rajab, bulan perayaan mukjizat Isra’ dan Mi’raj, selaku momentum untuk memperbaiki kualitas shalat kita. Shalat yang bermutu yakni shalat yang sah dan diterima oleh Allah ta’ala. Shalat seseorang dibilang sah bila telah menyanggupi seluruh syarat sah dan rukunnya serta menjauhi semua hal yang dapat membatalkannya.

Demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan pada bulan Rajab ini kita senantiasa diberi kekuatan, kemudahan dan kemampuan untuk memperbanyak kebaikan dan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Amin.

Khutbah II