Defenisi Spondyloartrosis Cervical

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Deskripsi perkara
1.      Definisi
            Spondyloartrosis cervical adalah keadaan dimana terjadi pergantian degenerative antara sendi intervertebralis antara corpus dan discus. Spondyloartrosis merupakan bab dari osteoarthritis yang juga mampu menciptakan pergeseran degenerative pada sendi-sendi synovial sehingga mampu terjadi pada sendi-sendi apophi seal tulang belakang. secara klinis kedua perubahan degenerative tersebut terjadi secara serempak (hamdy, 2010).
            Spondyloartrosis cervical ialah suatu kondisi proses degenerasi pada discus intervertebralis dan jaringan pengikat persendian antara ruas-ruas tulang belakang.(irfan,2012) 
2.      Anatomi Dan Fungsional
a.       Tulang 
            Columna vertebralis merupakan poros tulang rangka tubuh yang memungkinkan untuk bergerak. Terdapat 33 columna vertebralis, mencakup 7 columna vertebralis cervical, 12 columna vertebralis thoracal, 5 columna vertebralis lumbal, 5 columna vertebralis sacral, dan 4 columna vertebralis coccyx. vertebra sacral dan coccygeal menyatu menjadi sacrum-coccyx pada umur 20-25 tahun. columna vertebralis juga membentuk kanal untuk spinal cord. Spinal cord merupakan sruktur yang sungguh sensitive dan penting karena menghubungkan otak dan system saraf ferifer:
b.         Os Vertebra
            Tulang vertebra mempunyai sebuah bentuk tertentu tapi bukan ialah sebuah tiang yang lurus melainkan membentuk suatu lengkungan yang cembung kebelakang dan cembung kedepan pada bidang sagital. Yaitu kiyposois thorakalis dan sacralis sertalordosis cervical dan lumbal. selain itu juga ada scoliosis yang melengkung kesamping dalam bidang frontal. columna vertebralis membentuk sruktur dasar batang badan yang terderi dari 32-33 ruas vertebra dan terbagi menjadui : 7 vertebra cervicalis, 12 vertebra thorakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis, 3-4 coccygealis.
c.        Os Cervical
            Cervical spine berisikan atas 7 vertebra dan 8 saraf cranial. Fungsi utama leher ialah menghubungkan leher dengan badan stabilitas kepala tergantung 7 buah vertebra cervical. Hubungan antara vertebra cervical lewat sebuah susunan persendian yang cukup rumit. Gerakan dimungkinkan karena adanya aneka macam persendian. Facet joint yang ada di posterior memegang peranan penting.
 persendian tersebut berisikan :
  1.  atlanto ocsipitalis ( C0-C1)Merupakan sendi synovial jenis ovoid yang di bentuk inferior artikula face atlas. Gerak utama fleksi-ekstensi sehingga dikenal sebagai yes joint.
  2. atlanto axialis (C1-C2)Merupakan sendi synovial jenis sendi putar dibentuk oleh atlas arcdengan dens dimana gerak khususnya rotasi kiri kanan, sehingga dikenal selaku no joint.
  3. Intervertebral joint(C2-C7)

Gerakan ke segala arah, dengan gerakan dominan mirip fleksi ekstensi dan lateral fleksi.
1.      Ligamen
            Ligamen ialah jaringan ikat yang berbentuk seperti tali atau pita yang berfungsi selaku penghubung tulang-tulang dan menstabilkan sendi. Ligament yang memperkuat cervical, antara lain:
a)      Ligamentum longitudinal anterior dimulai dari tulang occipital atau
tuberkulum anterius atlas berjalan turun kebawah anterior kepada permukaan corpus vertebra sampai kesacrum. ligagamen tersebut semakin melebar kekaudal dan seslalu terikat bersahabat daengan corpus vertebra, tetapi tidak pada discus intervertebralis. Ligament longitudinal anterior yang besar lengan berkuasa menghubungkan bagian depan corpus. 
b)      Ligamen longitudinal posterior berasal dari tulang occipital dabn berlangsung
kebawah sepanjang permukaan belakang corpus vertebra dan rampung di sacrum. Ligament ini terikat bersahabat pada discusintervertebralis dan ialah ligament yang lebih lemah tapi sensitive khususnya kepada rangsang nyeri dan berfungsi untuk membatasi gerakan utama pada gerakan fleksi-ekstensi dan melidungi discus interverteralis.
c)      Ligamen flavum ialah ligament vertebralis yang paling lentur terbentang
luas secara segmental antara arcus vertebra. ligamentum flanvum menghalangi sebelah medial dan segi dorsal foramen intervertebralis. Walaupun dalam kondisi istirahat ini teteap tegang.ketika fleksi columna vertebra ligament ini menjadi lebih terenggang dan membantu columna vertebralis kembali dalam sikap tegak.
d)     Ligamen nuchea terbentang dari crista occypitalis externa sampai processus
spinosus vertebra cervicali. pada posisi sagital memungkinkan tempat melekatnya otot-otot dan terus kebawah pada daerah cervical selaku ligamentum interspinal dan ligament supraspina.
e)      Ligamentum intertranversum dan interspinal merupakan jaringan ikat yang
pendek diantara processus taranversus.
f)       Ligamen interspinal merupakan ligament vertebralis yang berpengaruh dan dimulai
processus spinosus verterbra cervicalis ketujuh dan terbentang hingga sejauh sacrum dan menhghubungkan vertebra dan sacrum
2.        Corpus
            Corpus mampu dibedakan beberapa daratan adalah :
  • Facies ventralis convek dari arah kanan ke kiri, akan namun concave daricranial dan caudal
  • Facies dorsalnya concave
  • Diantara facies superior dan facies inferior terdapat bangunan seperti tulangberesiko yang disebut discus intervertebralis

3.       Arcus
            Arcus ialah lengkungan simetris disebelah kanan dan kiri. Arcus berpangkal pada arcus untuk menuju kearah dorsal. Pangkalnya disebut radiks arcus vertebralis.
            Disebelah belakang kedua lengkung bertemu dilinea mediana, untuk melanjutkan diri sebagai tonjolan mirip duri yang disebut prosesus spinosus.
            Pada batas antara radiks dan arcus terdapat dua pasang tonjolan yang yang terletak ventrikal yakni :
a)      sepasang terdapat disebelah cranial disebut : processus artikularis superior,
yang memiliki daratan sendi yang disebut facies articularis superior
b)      sepasang terdapat di daratan caudal disebut : processus articularis inferior,
dengan daratan sendinya yang disebut facies articularis inferior pada batas daratan radiks dan arcus masih ada penonjolan meruncing kearah lateral yang disebut processus tranversus.
Terdapat dua macam incisura yang ada disebelah bawah yaitu :
  1. Di sebelah atas : incisura superior
  2. Di sebelah bawah : incisura inferior
  Anjuran Aktivitas Terapi Aktivitas Kalangan

            Incisura tersebut bahu-membahu membentuk suatu lubang ialah disebut : Foramen intervertebrae. Yang dilalui oleh saraf Saraf yang berpangkal pada medulla spinalis.
4.      Foramen
            Foramen ialah suatu lubang yang dibuat oleh arcus vertebra.vertebra membentuk sebuah columna vertebralis, dan dengan sendirinya membentuk suatu canalis yang disebut dengan canalis vertebrae. Di dalam columna vertebra di tempati oleh medulla spinalis  (sumsum tulang belakang).  
5.      Persarafan
            Delapan saraf cervical berasal dari medulla spinalis segmen servical, 7 saraf cervical keluar dari medulla spinalis diatas vertebra yang bersangkutan, namun saraf cervical ke 8 keluar dari medulla spinalis di bawah VC7 dan diatas Vth1 serta costa pertama, saraf-saraf ini member layanan saraf sensorik pada badan bab atas dan bagian eksremitas superior menurut dermatom. sedangkan layanan motoris
6.       Discus vertebra cervical
            Discus intervertebralis ialah lempengan lempengan kartilago yang berbentuk sebuah alas diantara dua tulang belakang.material yang keras dari fibrosa di gabungkan dalam  satu kapsul. Bantalan mirip bola di bab tengah discus dinamakan nucleus pulposus. Discus pada vertebra cervical lebih kecil disbanding thoracal dan lumbal terdiri dari nucleus pulposus,annulus fibrosus, dan 2 cartilaginous end plate. lebih tertutup tulang jika di bandingkan dengan vertebra lainnya.
7.      Peredaran darah
Sistem peredaran darah yang ialah satu jalan untuk menunjukkan nutrisi pada jaringan-jaringan yang terdapat disekitar badan untuk kawasan pundak, system peredaran darah arteri dan vena yaitiu :
a.       sistem peredaran darah arteri
Peredaran darah pada leher dimulai dari arcus aorta kemudian bercabang di truncus brachiophalikus menjadi carotis comunis dan subclavi lalu  bercabang menjadi arteri subclavia lalu subclavia bercabang menjadi arteri vertebralis dan arteri axillaris dari arteri vertebralis darah masuk ke arteri vertebralis.
8.      System peredaran darah vena
            Sistem peredaran darah vena dibagi menjadi dua bab yaitu :
a.       Vena supervikal                                        
            Vena ini yang behubung dengan daerah shoulder yakni bab vena chapalica yang berasal dari dorsal processus stiloideus radii, berjalan ditepi lengan bawah dan setelah hingga di lengan atas berlangsung diluar fascia brachii yang kira-kira sempurna pada caput brevis dan caput longum otot bicep brachi. Setelah hingga dikaudal otot pectoralis mayor, berjalan di dalam sulcus deltoid pektoralis lalu berjalan dan bermuara dalam vena axillaris.
b.       Vena provundus
            Vena provundus ini berada tempat pundak mengikuti arteri-arteri sesuai dengan percabangan arteri yang ada. Adapun percabangan nya sebagai berikut :
c.        Vena axillaris
            Berjalan bareng arteri  axillaris ialah vena paling besar pada vena yang melewati fossa axillaris, setelah sampai pada margo lateralis pada costa yang pertama yang di sebut vena subclavia.
d.       Vena bronchialis
            Vena ini mengikuti arteri brachialis yang kemudian menggabungkan diri pada setiap cabang-cabang yang menyilang dari otot teres mayor atau otot scapularis, dibagian medial vena ini mengeluarkan vena brachialis lateral vena axillaris.
3.      Patologi
          Patologi ialah ilmu yang mempelajari alasannya-sebab dari suatu penyakit. Dimana patologi mencakup etiologi, tanda dan gejala, komplikasi, prognosis, gerak dan fungsi, pergantian patologi.
4.      Etiologi
            Pada masalah spondyloartrosis cervical terjadi pergantian discus intervertebralis, pembentukan osteofit paravertebra dan facet serta perubahan arcus laminalis posterior. Osteofit yang terbentuk kadang-kadang menonjol kedalam foramen intervertebra dan mengadakan iritasi atau menekan akar saraf. Ekstensi cervical mampu memajukan intensitas rasa nyeri. perubahan-pergeseran ini sering tampak antara VC5-Th1, menjadikan timbulnya tanda-tanda kaku (stiffness) pada cervical spine bawah dan tidak jarang menimbulkan hipermobilitas kompensatorik cervical spine atas.
            Penyebab lain yang menyebabkan spondyloartrosis cervical yaitu perilaku badan atau postur badan yang jelek, mengangkat beban yang tidak tepat dan terlalu berat, strees dan ketegangan yang disebabkan dari duduk untuk jangka waktu yang usang dan kurangnya berolahraga juga mampu penyebab timbulnya penyakit ini. 
5.      Perubahan Patologi
            Saat mengalami degenerasi discus mulai menipis karna kemampuannya menyerap air berkurang sehingga terjadi penurunan kandungan air dan matriks dalam discus menurun. Degenerasi yang terjadi pada discus menyebabkan fungsi discus selaku shock ab sorber, yang lalu akan menimbul osteofit yang mengakibatkan pemfokusan pada radiks, medulla spinalis dan ligament yang pada alhasil muncul nyeri yang mengakibatkan penurunan mobilitas, toleransi jaringan terhadap sebuah regangan yang diterima menurun sehigga tekanan berikutnya akan oleh facet joint.degenerasi pada facet joint akan diikuti oleh timbulnya penebalan sub shondral yang kemudiamn terjadi osteofit yang mampu mengakibatkan terjadinya penyempitan pada foramen intervertebralis. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kompresi/penitikberatan pada isi foramen intervertebralis dikala gerakan ekstensi, sehingga timbul nyeri yang pada akhirnyan akan mengakibatkan penurunan mobilitas/jaringan kepada suatu regangan yang di terima menurun.
            Pada uncinat yang memang selaku sendi artifisial yang terus mengalami friksi dan iritasi terus menerus akan muncul osteofit juga yang lalu akan menekan kanalis spinalis sehingga timbul nyeri dan menurunkan mobilitas/toleransi jaringan kepada suatu regangan.
            Berkurangnya tinggi diskus akan disertai pengunduran ligament yang menjadikan fungsinya menyusut dan instabilitas.akibat nya nucleus pulposus dapat berpindah kearah posterior, sehigga menekan foramen longitudinal posterior menyebabkan nyeri dan menurunkan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan
            Spasme otot-otot cervical juga dapat mengakibatkan nyeri karena iskemia dari otot tersebut menekan pembuluh darah sehingga pedoman darah akan melambat dan juga terjadi penurunan mobilitas/toleransi jaringan kepada sebuah regangan. Dari kesemua factor diatas akan menurunkan lingkup gerak sendi pada servikal. (Irfan, 2012)
6  Tanda dan tanda-tanda
a.    Nyeri leher
            Gejala utama umumnya berupa nyeri pada bagian belakang leher atau tempat sekitar nya(M.trapezius) timbulnya nyeri terjadi secara perlahan-lahan meskipun sering kali muncul secara tiba-tiba. Rasa nyeri sendiri umumnya bersifat kronik dan dihubungkan dengan adanya aktifitas yang berat atau kondisi umum yang menurun. Terkadang rasa nyeri menjalar kebahu atau lengan atas dan juga mampu perihal kawasan cervical atas yang menyebabkan nyeri occipital ( Cailliet, 1991).
b.      Kaku leher ( stiffness)
            kaku leher dimulai pada pagi hari dan makin bertambah dengan kegiatan. Gerakan leher menjadi terbatas dan kadang-kadang diikuti dengan krepitasi dan nyeri.
c.      Spasme otot cervical juga dapat mengakibatkan iskemia dari otot tersebut
menekan pembuluh darah sehigga pedoman darah akan melambat dan juga terjadi penurunan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan. Dari kesemua factor diatas akan menimbulkan penurunan lingkup gerak sendi pada cervical.
7  Komplikasi
            Spondyloartrosis cervical ialah penyebab paling lazim dari disfungsi saraf tulang belakang pada orang remaja yang lebih tua. Pada sejumlah kasus spondyloartrosis cervical dapat memampatkan satu atau lebih saraf tulang belakang –sebuah keadaan yang disebut radikulopati cervical. Taji tulang dan penyimpangan lain yang disebabkan oleh spondyloartrosis cervical juga mampu mengurangi diameter saluran yang saraf tulang beakang. Ketika terusan spinal menyempit ketitik yang menimbulkan cedera tulang belakang. Kondisi yang dihasilkan disebut selaku myelopathy serviks. Kedua radikulopati servikal dan myelopathy serviks mampu menjadikan cacat permanen. 
8 . Prognosis  
            Prognosis untuk spondyloartrosis cervical sangat baik kalau di tangani sedini mungkin dengan tepat dan intensif. 
9.  Diagnosa
            Untuk menentukan atau menegakkan diagnose pada kondisi spondyloartrosis cervical diperlukan sebuah anamnesis yang mencakup pemeriksaan fisik (vital sign, inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerak, kemampuan fungsional, dan lingkungan aktivitas), dan investigasi spesifik mencakup: investigasi kekuataan otot,pemeriksaan luas gerak sendi, tes terutama kompresi, dan pemeriksaan MRI, menurut pemeriksaan tersebut, maka diperoleh diagnose: spondyloartrosis cervical.
9.      Diagnosa banding 
a.     Hernia nucleus pulposus (HNP)
            HNP ialah salah satu akibat dari syok yang perihal diskus intervertebralis. Pada tahap pertama robeknya annulus fibrosus dan menjebolkan hernia nucleus pulposus ke kanalis vertebralis bermakna bahwa nucleus pulposus menekan pada radiks yang gotong royong dengan arteria radikular berada dalam bungkusan dura.                        
                       
B. Problematika fisioterapi


            Permasalahan fisioterapi meliputi hal-hal yang bekerjasama dengan kapsitas fisik dan gangguan fungsional. Permasalahan kapasitas fisik yang dapat ditemui yaitu nyeri pada daerah leher,spasme dan adanya kekurangan lingkungan gerak sendi baik aktif maupun pasif .sedangkan urusan kemampuan fungsional mampu di temui adanya kesulitan mirip menyaksikan keatas dan kebawah.
1.      Impairment
            Problematika yang berkaitan dengan impairment ialah adanya nyeri yang menyebabkan spasme otot-otot di kawasan leher atau cervical sehingga mengakibatkan limitasi gerakan fleksi , ekstensi dan lateral fleksi. Penurunan kekuatan otot sebab kurang aktifitas atau gerakan ,serta penurunan lingkup gerak sendi vertebra sebab nyeri. Dan spasme otot ini timbul sebab adanya rasa nyeri yang di rasakan penderita, yang menyebabkan otot berkontraksi sehingga mengalami ketegangan. Ketegangan otot kadang kala dicicipi satu segi.
1.      Fungctional limitation
            Fungctional limitation yakni sebuah persoalan berbentukpenurunan atau keterbatasan dalam melaksanakan aktifitas fungsional yang ialah akhir dari impairment sehingga penderita cendrung tak maumenggerakan leher nya untuk melakukan aktifitas sehari-hari sebab rasa nyeri yang sangat meganggu. Fungsional limitation yang dialami penderita spondyloartrosis cervical berupa gangguan untuk melihan kiri kanan atas dan bawah, bangun dan berlangsung usang alasannya adalah tekanan pada discus intervertebralis osteofit. Dan muncul tanda-tanda-gejala tampaknya timbulnya kekakuan pada leher dan adanya dan adanya kekurangan gerak leher.
2.        Disability
            Disability ialah ketidak mampuan dalam melakukan acara yang berhubungan dengan lingkungan pasien yaitu penderita mengalami kesulitan dalam melakukan aktifitas alasannya adalah adanya gangguan keterbatasan gerak pada leher gangguan tersebut antara lain : kekurangan gerak dan nyeri pada saat menoleh dan mengangkat pundak. Dan penderita kesusahan dalam berinteraksi dengan orang lain mirip pada saat berbicara penderita masih kesulitan untuk menoleh ke kiri dan ke kanan, pada saat berlangsung, dan dari duduk keberdiri.
C. Teknologi Internvensi Fisioterapi


1.      US  ( Ultrasound )
            Ultrasound terapi merupakan suatu pengobatan yang menggunakan mekanisme getaran dari gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000Hz atau 20Hz. suara adalah peristiewa getaran mekanik dengan bentuk gelombang longitudinal yang berjalan melalui medium tertentu dengan frekuensi variable.berdasarkan frekuensi suara dibagi menjadi:infrasonic (>20Hz), audiosonik 20-20.000Hz) dan ultrasonic (>20.00 atau 20KHz).(sujanto,dkk,1998)
            Pembagian frekuensi ini hanya berdasarkan dapat atayu tidak mampu di dengar oleh pendengaran manusia . pembagian ini sifatnya subyektif , alasannya adalah batas pendengaran insan akan berganti balasan bertambahnya umur.
Dalam bidang medis gelombang ultrasonic dipakai untuk :
b.    Diagnosis,contohnya “Doppler Blood Flow”(Frekuensi 5-10 Hz,intensitas 203 mw/cm) dan pada “endoschopy” pemeriksaan organ dalam misalnya lambung.
c.    Pembedahan,misalnya penghancuran watu kandung kemih(frekuensi 0,10 Mhz, intensitas 20 -100w/cm).
d.   Terapeutik disebut juga terapi Ultrasound (frekuensi 0,7 Mhz -3Mhz , intensitas 0,1-5 w/cm) yang banyak digunakan fisioterapi dalam rehabilitas (bambang sadono,2000).
1)     Efek Mekanik
            Gelombang masuk ke dalam tubuh, maka imbas pertama yang terjadi di dalam tubuh ialah efek mekanik.gelombang US menyebabkan adanya peregangan dan perapatan dalam jaringan dengan frekuensi dari US. Oleh karena itu terjadi variasi tekanan sehingga menjadikan efek mekanik yang umum dikenal dengan ungkapan “micromassage”.
2)     Efek Thermal
            Micromassage pada jaringan akan menyebabkan efek friction yang hangat. Panas yang ditimbulkan jaringan tidak sama tergantung dari nilai akustik impedance, penyeleksian bentuk gelombang, intensitas yang dipakai dan durasi pengobatan. Area yang paling banyak mendapatkan panas yaitu jaringan interface yaitu antara kulit dan otot serta periosteum. Hal ini disebabkan oleh adanya gelombang yang diserap dan dipantulakan. Agar efek panas tidak terlampau secara umum dikuasai digunakan intermiten ultra sound yang efek terapeutiknya lebih secara umum dikuasai di bandingkan efek panas. 
3)     Efek biologis
            Efek biologis yang dihasilkan merupakan hasil adonan dari pengaruh mekanik dan thermal diantaranya,mengembangkan sirkulasi darah,relaksasi otot,meningkatkan regenerasi jaringan,efek kepada saraf perifer dan meminimalisir rasa nyeri.
e.    Indikasi
            dari US yakni kondisi-kondisi post syok mirip : Contosio distorsi,luxaxio,fraktur,rheumatoid pada stadium tidak aktif, kelainan pada sikulasi darah,penyakit-penyakit pada organ dalam ,kelainan pada kulit dan luka terbuka. (Sujatno,dkk,1998)
f.     Kontra indikasi
            Kontra indikasi absolid berupa : mata,jantung,uterus pada wanita hamil,epiphseal plates dan testis, sedangkan kontra indikasi relative yaitu : post laminectomi, hilangnya sensibilitas ,endorprothese,tumor,post traumatic,tromboplebitis,varices septis infalmation dan diabetes militu.(Sujanto,dkk,1998).
            Efek thermal Ultra Sound imbas lebih kecil mengenang durasi panas yang diperoleh jaringan hanya selama 1 (satu) menit. Tetapi jikalau terfokus pada satu jaringan mampu menimbulkan      ‘heat burn’, yakni jikalau pada kawasan mencolokatau tranduser statis.
2.      Kontra rileks streching
            Contra rileks stretching adalah sebuah teknik terapi latihan khusus yang ditujukan pada otot yang spasme, tegang/memendek untuk memperoleh pelemasan dan peregangan jaringan otot,teknik ini dilakukan kontraksi isometric,pada otot sendi bahu diperoleh gerakan minimal sendi pundak tanpa mengakibatkan iritasi noxius dan sekaligus memacu sirkulasi dan proses metabolism sruktur jaringan sendi,disini akan di peroleh peningkatan kelenturan jaringan ikat sendi dan nyeri akan menyusut. (Carolyn kisner, 1990).          
Pelaksanaan :
  • posisi pasien: tidur telentang atau duduk diatas dingklik           
  •  kepala menunduk dan diputar keluar
  • kepala menoleh ke kanan dan kekiri dengan hitungan 8 kali
  • kepala diarahkan ke atas dan ke bawah
  • kepala di putar dari arah kanan ke kiri dan sebaliknya 8 kali putaran. 
  Jenis Observasi Eksperimental Laboratorium

 
a.      aktif stretching
            yakni penguluran yang dijalankan secara aktif oleh pasien sendiri,dan otot-otot pasien dalam keadaan rileks.
b.      pasif stretching
            ialah penguluran yang dijalankan dengan menggunakan tenaga dari luar atau tenaga dari terapis,sedangkan otot-otot pasien dalam keadaan rileks.streching ialah sebuah gerakan baik aktif maupun pasif dimana otot berada dalam posisi mengelur,pada akhir gerakan lazimnya ditahan beberapa hitungan lalu dilakukan berulang-ulang sampai lebih kurang 8 kali penguluran.Perubahan akan terjadi pada semua jaringan selama penguluran. Efek penguluran tergantung pada waktu durasi peregangan yang dipakai. Pembuluh darah akan meregangkan dengan jaringan ikat sekitarnya dan menahan peregangan yang bagus pada individu sehat

            Efek pada spondyloartrosis tergantung pada waktu durasi peregang yang digunakan pembuluh darah akan meregangkan dengan jaringan ikat disekitarnya dan menahan peregangan yang baik pada individu sehat.