Teori-Teori Wawancara

Panduan Wicara dan Wawancara Pelajarancg.blogspot.com – Di dalam Kurikulum materi Bahasa Indonesia guru selaku pembicara tentu pernah membahas buku pelajaran yang berisikan teori-teori wawancara yang meliputi pengertian wawancara, pembagian peran dalam wawancara, persamaan dan perbedaan antara wawancara dengan obrolan, macam-macam pertanyaan dalam wawancara, dan model-versi wawancara.

Baca: 8 JENIS UTAMA WAWANCARA

Tentu tujuan pembelajaran yang diperlukan setelah mendapatkan pembelajaran ihwal pokok bahasan wawancara ini diharapkan siswa atau pelajar bik Sekolah Dasar/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA mampu memperlihatkan pola empat macam pertanyaan yang biasa dipakai dalam mewawancarai seorang informan bahkan dapat memerankan sesuai dengan perannya masing-masing dalam pelaksanaan simulasi wawancara di kelas.

 Di dalam Kurikulum materi Bahasa Indonesia guru sebagai pembicara tentu pernah membahas b TEORI-TEORI WAWANCARA

Sebagai keyword cg.blogspot.com – wawancara, informan, pewawancara, pertanyaan, model wawancara, wawankata.

Baca: PENGERTIAN DAN PERBEDAAN KATA BAKU, KATA TIDAK BAKU, & KATA SERAPAN BERIKUT CONTOHNYA

Pada hakekatnya wawancara yakni:

  • suatu bentuk pertukaran pandangan;
  • suatu konferensi tatap wajah;
  • wawancara umumnya berupa suatu konferensi resmi untuk berkonsultasi, sebuah konferensi; contohnya wawancara dengan presiden (interview is a mutual sight or view; a meeting face to face; usually, a formal meeting for consultation; a converence; as, an interview with President) (Webster New International Dictionary, Second Edittion).

Dalam perkembangannya lebih lanjut wawancara sering diartikan selaku suatu pertemuan dalam bentuk jumpa pers; dan lazimnya orang yang diwawancarai dipancing dengan aneka macam macam pertanyaan, sehingga para narasumber atau informan dapat mencarikan jalan keluar berdasarkan pandangannya. Informasi dari narasumber tersebut nantinya digunakan selaku materi berita atau publikasi (baik dalam media cetak maupun dalam media elektro)

Di dalam sebuah wawancara senantiasa diperankan oleh dua pihak, diantaranya adalah:

  • Pihak pertama. Ini adalah seseorang atau beberapa orang yang mewawancarai;
  • pihak kedua. Ini ialah seseorang atau beberapa orang yang diwawancarai.

Pihak pertama lazimnya diperankan oleh para wartawan, reporter, atau komentator, kalau difungsikan sebagai bahan informasi atau materi publikasi. Akan tetapi, pihak pertama tersebut dapat diperankan juga oleh seorang peneliti atau tim peneliti, kalau difungsikan selaku pengambilan data dalam sebuah survey atau research. Pihak pertama merupakan pewawancara, sedangkan pihak kedua merupakan nara sumber atau informan. Tugas pewawancara ialah untuk mencoba mendapatkan info sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya, jika waktu yang tersedia mencukupi. Tetapi, bila waktunya terbatas, pewawancara cukup menanyakan kepada nara sumber wacana pokok-pokok masalah yang dianggap berhubungan untuk ditanyakan. Adapun peran nara sumber atau informan adalah memperlihatkan balasan secara terang dan objektif terhadap pewawancara.

  Penulisan Gelar yang Benar

Jika dilihat sepintas kemudian, tampaknya acara wawancara (interview) sama dengan aktivitas wawankata (obrolan). Akan tetapi, kedua bentuk wicara tersebut sebenarnya ber-beda. Persaamaan antara wawancara dengan obrolan ialah sama-sama melakukan aktivitas mengatakan dan menyimak . Kadang-kadang pewawancara berbicara, kadang kala pewawancara menyimak . Kadang-kadang nara sumber atau informan menyimak , dan kadang kala nara sumber atau informan berbicara. Adapun perbedaan kedua bentuk wicara tersebut ialah dalam hal memberi (give) dan mendapatkan (take). Di dalam aktivitas wawancara nara sumber condong “give”, sedangkan pewawancara cenderung “take”. Akan namun, di dalam kegiatan obrolan pihak pertama dengan pihak kedua senantiasa saling “take and give”. Pihak pertama dan kedua sama-sama memerlukan isu, senantiasa memberi informasi, selalu menerima info. Secara diagramatis perbedaan kedua bentuk wicara tersebut selaku berikut.

WAWANCARA: Pihak Pertama (take) dan Pihak Kedua (give) dalam suatu Dialog: maka Pihak Pertama (Take and give) dan Pihak Kedua (Take and give). Inilah yang membedakan antara Wawancara dengan Dialog dalam teori pembelajaran Bahasa Indonesia.

Di dalam wawancara seorang pewawancara biasanya lebih agresif dibandingkan dengan nara sumber. Hal ini disebabkan bahwa seorang pewawancara ialah orang yang membutuhkan in-deretan. Adapun nara sumber yakni orang yang sekedar menolong untuk menunjukkan info. Maka dari itu, di dalam kegiatan wawancara seorang pewawancara hendaknya akil-cerdik menggali berita dari nara sumber. Berbagai pertanyaan yang umum diberikan kepada narasumber umumnya berupa: (1) pertanyaan pendahuluan atau ancang-ancang; (2) pertanyaan pengarahan; (3) pertanyaan menggali; dan (4) pertanyaan epilog. Sebagai pola ihwal keempat jenis pertanyaan itu seperti di bawah ini.

1. Contoh Pertanyaan Pendahuluan:

  • Maaf, bolehlah aku menyibukkan Bapak?
  • Maaf, bolehlah aku minta tunjangan Anda?
  • Kalau tak keberatan, bisakah Bapak membantu aku?
  • Apakah Anda tak keberatan kalau aku mintai derma?
  • Bisakah Bapak menyediakan waktu sebentar untuk saya?
  • Bersediakah Bapak memberi informasi kepada aku?
  • Apakah Anda bersedia memberi informasi kepada aku?
  • Bisakah Bapak sedikit menolong aku?
  Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Diksi Puisi

2. Contoh Pertanyaan Pengarahan:

  • Ngomong-ngomong, bidang studi apakah yang Bapak ajarkan di Sekolah Menengan Atas kurikulum pelajarancg ini?
  • Kalau aku boleh tahu, pelajaran apakah yang Anda pegang di Sekolah Menengan Atas kurikulum pelajarancg ini?
  • Oh…ya, mengajar apakah Anda di SMA kurikulum pelajarancg ini?
  • Anda memegang mata pelajaran apa, di sini?
  • Semester ini Anda mengajar mata pelajaran apa?
  • Pak apakah yang Bapak ajarkan di SMA kurikulum pelajarancg sini?

3. Contoh Pertanyaan Menggali:

  • Kurikulum apakah yang digunakan di SMA kurikulum pelajarancg ini? Metode-sistem apakah yang dipakai di Sekolah Menengan Atas II ini? Buku-buku pelajaran apakah yang dipakai sebagai bahan ajar di Sekolah Menengan Atas kurikulum pelajarancg ini? … dan seterusnya.
  • Di dalam mengajar, Bapak memakai kurikulum tahun berapa? Di dalam mengajar, Bapak memakai metode-sistem apa saja? Di dalam mengajar, Bapak menggunakan bubu-buku pelajaran apa saja?… dan seterusnya.
  • Di SMA kurikulum pelajarancg sini menggunakan kurikulum tahun berapa? Metode-metode apakah yang sering dipakai di dalam proses berguru-mengajar? Buku paketnya karangan siapa? … dan sebagainya.

4. Contoh Pertanyaan Penutup

  • Kiranya cukup sekian saja. Terima kasih atas derma Bapak. Bolehkah lain kali aku menyibukkan Bapak lagi?
  • Terima kasih, mungkin kali ini cukup hingga di sini dulu. Apakah Bapak tidak keberatan jikalau kami datang lagi ke sini?
  • Sekian dahulu, Pak. Terima kasih atas semua informasi yang diberikan terhadap aku. Bisakah Bapak menolong kami, bila kami memerlukan isu lagi?
  • Mungkin telah tak ada lagi yang aku tanyakan. Kami atas nama lembaga mengucapkan terima kasih atas segala tunjangan Bapak. Bersediakah Bapak, jika lain kali kami wawancarai lagi?
  • Kiranya pertanyaan aku telah cukup. Terima kasih atas segala pinjaman Bapak. Maukah Bapak menolong kami lagi, jika kami butuhkan?.
  Ciri-Ciri Kata Keterangan

Wawancara dapat dikerjakan oleh dua orang atau lebih. Di dalam hal ini pewawancara mampu dilaksanakan oleh satu orang atau lebih. Begitu pula nara sumber mampu diperankan oleh satu orang atau lebih.

Baca: JENIS DAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PENELITIAN

Kegiatan wawancara sering dijalankan dikerjakan oleh reporter televise kepada para artis atau khalayak ramai untuk mengorek gosip. Selain itu, aktivitas wawancara sering dilakukan dalam acara penelitian untuk menghimpun data dan aktivitas wawancara untuk memilih pelamar pekerjaan atau tes di sebuah perguruan tinggi tinggi.

Selain dalam situasi formal, wawancara mampu dilakukan secara informal dan santai supaya mampu banyak menggali isu. Hal ini disebabkan bahwa dalam suasana santai diharapkan ada sifat keterbukaan dari para informan atau nara sumber.

Wawancara dapat pula dibungkus dalam bentuk hiburan atau infotainment. Dengan wawancara yang lucu dan kocak, contohnya, wawancara akan asyik untuk di tonton oleh para pirsawan televisi.

Sebagai latihan menghadapi Penilaian Semester baik itu PAS maupun PTS, berikut pola soal Panduan Wicara dan Wawancara Pelajarancg.blogspot.com – Di dalam Kurikulum bahan Bahasa Indonesia silahkan kau jawab Dengan bahasa Anda sendiri susunlah teladan-acuan empat macam pertanyaan yang sering dipakai oleh pewawancara dalam mewancarai narasumber!